Balapan bisa menjadi candu, terutama bagi dua pemuda yang sering berseteru. Semua orang tau Alaska dan Galaksi tak pernah akur, saling membenci di arena balapan. Mereka pikir akan terus seperti itu. Namun ternyata tidak, hubungan tersembunyi antar m...
"Aduh, sakit banget" ringisnya sembari memegang tubuh belakangnya karena terjatuh.
Pandangannya mengedar di sekitar kamar bernuansa abu-abu sembari memijit kepalanya yang sedikit pening. Galaksi mencoba mengingat apa yang terjadi malam itu.
"Sialan! gue nggak ingat." keluhnya "Ini di mana lagi?" bingungnya sembari kembali melihat di sekitar kamar.
"Lo udah bangun?"
Galaksi menoleh mendapati Alaska memakai jam tangan Rolex di tangan kanannya. Ketua draco itu menatap Galaksi datar.
Dahi Galaksi mengkerut "Ngapain lo disini? Terus gue kenapa ada di sini?"
Alaska menghela nafas menoleh pada Galaksi, "lo mabuk semalam dan gue bawa pulang"
Potongan-potongan Ingatan saat dia mabuk mulai terbayang. Matanya memejam, Ia menggeleng menghalau rasa pening di kepalanya. Matanya membulat terkejut, "AAAAAAAAAAA~" teriaknya lalu bangkit dari tidurnya.
Langkah lebarnya menghampiri Alaska. Tak lupa dengan wajah kesalnya menatap Alaska yang hanya diam melihat tingkah Galaksi, "lo harus tanggung jawab!" ucap Galaksi.
"Hah?"
"Gue telat, bego!" ujarnya lalu mengambil handuk di genggaman Alaska dan berjalan ke arah kamar mandi.
Si paling tertua mengedikkan bahu tak peduli. Segera ia mengambil tas dan memasukkan laptop di dalamnya. Setelah bersiap untuk pergi kuliah dia melangkah turun ke lantai bawah. Pemandangan yang berbeda, pertama kali Alaska lihat ialah seorang wanita yang menyiapkan sarapan untuknya. ia berdiam diri di anak tangga.
Netranya tak berhenti mengikuti pergerakan Gina saat sibuk menyiapkan sarapan di meja makan. Asyik melamunkan hal itu, panggilan dari Papanya menyadarkan lamunannya.
"Alaska, ayo kita sarapan" seru Indra setengah teriak. Melemparkan senyum kepada sang anak. Alaska mengangguk lalu melangkah menghampiri Gina dan Indra.
