•the waiters

226 39 85
                                    

“Kamu mau apa kesini?” tanya gadis itu begitu terkejut, saat yang ia kira khayalan adalah benar nyatanya setelah duduk disisinya.

Tzuyu berdiri waspada saat Taehyung duduk disebelahnya.
“Mau mencoba memperbaiki kesalahan aku ke kamu, sayang...”

“Kita lagi break, Taehyung.”

“Aku tahu, tapi sayang.. aku ngga bisa..." Taehyung berdiri, menggenggam lengan gadis itu dengan sebelah tangannya. Dari sini terlihat pemandangan kota dan rumah tetangga. Bahkan tetangga Tzuyu yang berdempetan memiliki bunga yang banyak juga disekitaran rumah mereka masing-masing.

“...”

“Kamu harus pergi. Ngapain kamu ada disini? Nanti kalau Kak Jisoo tahu gimana?”

“Apa urusannya Jisoo sama hubungan kita? Kita yang pacaran kenapa Jisoo yang harus dikhawatirkan?”

Tzuyu menatap matanya, mata pria yang menatapnya dengan lembut. Keheningan meredam mereka detik demi detik, sampai Taehyung memutuskan dengan berani meraih pinggang ramping Tzuyu dengan tangan satunya lagi.

Tzuyu masih diam.

“Aku ngga mau break, Tzuyu. Aku ngga mau ngga sama kamu.”

“Tapi kemarin kamu setuju!” mata Tzuyu menatapnya dengan kekecewaan, namun Taehyung tahu bahwa Tzuyu masih mengharapkannya sama besarnya.

Dia gadis lemah lembut yang tidak tegaan, jadi seharusnya lebih mudah untuk dibujuk.

Dikecupnya pipi Tzuyu dengan hati-hati, sejak awal pacaran—Taehyung selalu berpikir bahwa dia berpacaran dengan anak kecil. Dia selalu menjadi manja untuk Taehyung, namun terkadang Taehyung sedikit takut padanya karena sikap dewasanya yang tidak diduga-duga. Tzuyu selalu berbeda dan itu yang membuatnya begitu menarik. Terlebih, dia sangat pintar, mudah memahami dan tidak banyak bicara. Jika Taehyung bilang jangan dibahas, Tzuyu tidak akan membahasnya, jika disuruh lupakan, Tzuyu akan melupakannya. Cinta gadis itu luar biasa, sehingga Taehyung selalu merasa gadis ini seharusnya sangat cocok untuk selalu disisinya.

“Aku pikir kamu butuh waktu untuk tenangin diri kamu dulu. Dan aku setuju. Hari itu aku marah sama kamu, aku juga kecewa karena... Hanya karena aku sibuk, kamu langsung minta break. Tapi aku juga sadar kesalahan aku belakangan ini, kamu benar—kita ini pacaran, jika terus sibuk dan tidak pernah bertemu juga salah. Kamu sibuk urusin semua tugas akhir biar bisa sidang, semua jadwal dosen kamu harus ikuti. Sedangkan aku? Seharusnya aku sebagai yang memiliki perusahaan lebih bisa mengatur jadwal. Aku harus bisa ketemu sama pacar aku sesekali, aku harus bisa ngajak dia makan malam sama-sama lagi, harus sabar karena dia lebih muda dari aku. Harus tetap perhatian, karena dia cantik sekali, dia harum dan dia... Dia selalu sabar menghadapi tingkah laki-laki yang sibuuuuk terus ini.”

Tzuyu bisa merasakan jantungnya berdegup dengan kencang, pipinya merona seperti biasa. Gadis tanpa kasih sayang ayah sejak umur 7 tahun ini memang sangat mudah merasa senang jika diperlakukan seperti ini? Lagi pula siapa yang tidak senang jika orang yang kita cintai mengatakan betapa pentingnya kita.

“Kamu penting bagi hidup aku Tzuyu, jadi jangan pernah ngerasa kalau kita ini beda. Aku suka gaya hidup kamu yang bebas dan sederhana karena ngga semua yang kelihatan enak itu enak. Kamu ngga pernah jadi beban di hidup aku, sayang.”

“...” sejenak mereka bertatapan, Tzuyu dengan keheranan di wajahnya dan Taehyung yang terus mengusap pipinya dan tersenyum lembut padanya.

Dalam masa-masa indah itu, tiba-tiba saja suara lembut Oma memanggil.
“Tzuyu... Taehyung... Ayo makan malam dulu. Oma masak sup rumput laut.”

Tzuyu segera tersadar, ia mundur dan meremas jemarinya.
“Tzuyu akan turun.”

“Aku akan makan bersama kalau pacarku sudah memaafkan aku. Kau tahu aku begitu menyukai masakan oma.”

[TAETZU]; Aku Sungguh Cinta, Tapi Mungkin Kamu yang Bodoh.Where stories live. Discover now