Setelah membereskan kekacauan kue ulang tahun, mereka kembali berkutat dengan pekerjaan masing-masing. Belle Organizer adalah penyelenggara acara profesional yang mereka bangun bersama, yang baru berjalan enam tahun. Awalnya, mereka menyewa sebuah ruang kantor di salah satu ruko di daerah Jakarta Pusat. Mereka menyewa hanya satu lantai di ruko tersebut, dan biaya sewanya ditanggung bersama-sama. Akan tetapi, karena ada suatu masalah yang menimpa Desi, maka Maira dan Sasha memutuskan untuk memindahkan segala kegiatan pekerjaan ke rumah Desi.
Mereka lakukan semua itu demi menjaga dan membantu Desi agar bisa bangkit dari tragedi perselingkuhan mantan tunangannya, Steve. Desi begitu hancur dan terpuruk, tetapi lambat laun wanita itu mulai bangkit, dan usaha mereka pun makin sukses. Makin banyak yang mengenal Belle Organizer. Beberapa perusahaan, dari yang kecil sampai besar, mulai berdatangan dan memercayakan beberapa kegiatan gathering pada mereka.
Maira begitu beruntung memiliki dua sahabat yang selalu menemani, membantu, dan mendukungnya. Kehadiran Sasha dan Desi merupakan anugerah yang Tuhan berikan demi meramaikan serta menceriakan dunia Maira yang sepi, mengingat bahwa sesungguhnya ia adalah anak yatim piatu.
Orang tua kandungnya meninggal dalam kecelakaan mobil ketika ia berusia tiga tahun. Adik laki-laki ayah―yang sudah menikah, tetapi belum memiliki anak―mengadopsi dan membesarkan Maira seperti anak sendiri. Bahkan, mereka mencintai dan menyayanginya dengan sepenuh hati. Karena begitu besar kasih sayang yang mereka berikan padanya, Maira pun memutuskan untuk memanggil mereka dengan sebutan 'mama-papa' saat ia menginjak usia sepuluh tahun.
Seiring dengan berjalannya waktu, Maira kecil tumbuh menjadi wanita mandiri dan penuh cinta. Meski ia memiliki warisan dari mendiang orang tua dan kedua orang tua angkat, yang bersikeras memberi semua kekayaan padanya, bukan berarti Maira mau menerima semua kemudahan begitu saja. Ia tetap bekerja keras agar bisa berhasil, bahkan membiayai kuliahnya sendiri. Hanya satu yang tidak bisa ia tolak, yaitu sebuah rumah di salah satu perumahan daerah Jakarta Utara yang mama dan papa berikan tepat saat Maira lulus dari bangku perkuliahan.
Rumah satu lantai itu memiliki taman depan yang sederhana, tetapi tertata indah dengan tanaman pagar serta sebuah pohon mangga di sudut kiri dinding pagar. Halaman belakang yang ditata menggunakan konsep minimalis, membuat Maira betah berlama-lama di sana sambil membaca novel di akhir pekan ditemani segelas cappuccino favoritnya. Sebuah kolam ikan berukuran sedang pun menghiasi pekarangan kecilnya. Bunyi gemercik yang berasal dari air terjun kecil di kolam, menciptakan kesan nyaman dan tenang di balik riuhnya Kota Jakarta.
Kehidupan Maira bisa dikatakan berjalan sesuai dengan yang ia inginkan. Ia memiliki kekasih yang begitu mencintainya, dua sahabat yang selalu mendukung serta membuatnya bahagia, orang tua angkat yang tulus menyayanginya, dan pekerjaan yang sangat ia sukai. Semuanya benar-benar sempurna, dan Maira bersyukur akan semua itu.
Belle Organizer. Di sinilah Maira membangun kerajaan kecil bersama kedua sahabatnya. Kerajaan kecil yang mereka harapkan akan berkembang makin besar dan sukses.
"Bagaimana hasil meeting kemarin, Ra?" tanya Sasha, membuka pembicaraan.
"Lancar. Tapi, gue harus kerja ekstra kali ini," jawab Maira sambil menorehkan beberapa tulisan dalam buku catatannya.
"Gathering-nya besar banget, ya?" tanya Desi penasaran.
"Yeah, gitu deh," sahut Maira santai, "mereka minta acaranya diselenggarakan di pinggir pantai."
Sekejap, Maira membayangkan suasana pantai yang merupakan salah satu favoritnya di muka Bumi, selain cappuccino. Bahkan sekarang, ia bisa membayangkan bagaimana menenangkannya kondisi pantai di sore hari. Angin yang bertiup lembut, debur ombak yang menyentuh bibir pantai, serta kicau burung dan sensasi nikmat saat kakinya menginjak pasir putih nan halus, membuat perasaan Maira damai dan bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Struggle Heart - The 'A' Series No. 2
RomanceWARNING 21++ !! (Cerita ini mengandung unsur adegan dewasa, kekerasan, dan kata-kata yang tidak diperuntukkan untuk anak di bawah umur. Harap kebijakannya dalam membaca.) ***** Maira, seorang wanita yang sudah menjatuhkan pilihan dan memberikan selu...