[03]

4.5K 451 10
                                    

_

Sudah 3 hari berlalu setelah Alex pulang dari rumah sakit, selama itu pula ia memulihkan diri dirumah. Sekarang dengan seragamnya yang lengkap Alex sudah berdiri dengan tegak menghadap bangunan yang selama ini menampung semua siswa yang berseragam sama dengannya

Sebuah tepukan tangan pada bahu Alex menyadarkan sang empu "Malah bengong dipanggil-panggil dari tadi" Ujar sang penepuk

Alex menatapnya, ia adalah teman lainnya sang tokoh utama Justin, juga temannya, namanya Angkasa

"Masih ingat gue gak?" Tanya Angkasa setelahnya dengan senyuman yang terasa tengil

Alex mengangguk, Alex masuk sekolah karena memang pulih, kata dokter kemungkinan sebagian ingatan sudah kembali, dan kondisinya juga sudah didengar oleh seluruh sekolah

"Yaelah Lex kaga bisa amat lu diajak becanda sekarang" Ujar Angkasa dengan kesal

Lalu tak lama ia kembali tersenyum dengan lengan merangkul pundak Alex akrab "yok lah ke kelas" Ujarnya dengan semangat empat lima

Sudah sekitar 2 Minggu lebih dari kejadian waktu pertama kali ia masuk kedalam tubuh Alex, selama itu pula Alex belajar banyak hal dengan dunia novel ini

Selama dirumah sakit pun, walaupun kedua orangtuanya sama sekali tak menjenguknya tetapi teman-teman Alex selalu datang, sekedar membawa kabar angin ataupun kudapan kecil, bahkan lebih langkanya Justin satu kali menjenguknya

Oh ya tentang alur novel yang dimasuki Alex, alurnya masih masuk awal ketegangan, yaitu antara antagonis dan para pemeran utama, tapi karena mungkin kejadian Alex yang hilang ingatan tak terjadi dalam alur novel, membuat ketegangannya itu tak terlalu terasa

Padahal dalam alurnya setelah kejadian fitnah itu Justin amat sangat terasa jika memusuhi Alex, bahkan teman-temannya yang lain juga dimusuhi oleh Justin. Dampaknya Alex terkadang diganggu oleh orang suruhan Justin, tapi kenapa gangguan itu tidak terjadi? Tapi Justin terkesan lebih sering bersama dengan Kinan

Tapi bukan alur novel yang menjadi masalah bagi Alex untuk sekarang, tetapi jari kelingkingnya sendiri. Dihari itu hampir malam dengan hujan deras membasahi bumi, tiba-tiba lampu ruang inapnya mati, lalu setelah hidup jari kelingkingnya terikat dengan sebuah benang merah yang ujungnya tak terlihat, saat ingin melepaskannya benang itu tidak bisa disentuh seperti hanya khayalan belaka

"Lex lu sekarang duduk ama gue kaga masalah kan?" Tanya Angkasa setelah sampai diambang pintu kelas yang bertuliskan 12 IPA 1

Alex hanya mengangguk dengan santai, lalu tanpa kata ia duduk dibangku paling depan dekat pintu masuk kelas bersama Angkasa

Sekitar 3 menit bunyi bel masuk terdengar, siswa beriringan masuk satu demi satu, Alex juga sedari tadi hanya asik dengan ponselnya, tapi tak berapa lama matanya melirik benang merah di kelingkingnya

Benang yang tak berujung itu mulai bergerak lurus, hingga sampai diambang pintu benang itu tetap bergerak. Hampir saja Alex ingin berdiri tetapi saat sesudahnya dua orang pemuda terlihat masuk, dan dari situ Benang merah itu berakhir

Disana terlihat Justin yang terlihat tersenyum hangat menatap seorang pemuda pendek disampingnya. Kinan, benang merah itu terhubung satu dengan jari kelingking milik Kinan

"Lex" Panggil Angkasa menyadarkan Alex, ia menatap Alex dengan raut wajah tak enak

"Lu ingat sesuatu?" Tanyanya dengan tak yakin

Alex menoleh menatap Angkasa, tapi tak ada satupun suara dari pemuda itu, membuat Angkasa yang duduk dengannya merasa semakin tak enak

Dari awal masuk sekolah menengah pertamanya Alex maupun Justin selalu duduk bersama, tapi hari ini keduanya memiliki partner duduk berbeda

Mungkin ketidak enakan Angkasa itu dikarenakan Justin yang duduk dengan orang lain, tapi untungnya Alex tidak menolak setelah Angkasa mengajukan permintaan untuk duduk dengannya

"Selamat pagi semua, kita langsung saja mulai pelajarannya, buka halaman 50 kalian rangkum lalu jelaskan satu persatu didepan, jika ada yang tidak menyetujui langsung keluar" Ujar seorang guru wanita yang terlihat galak, ia masuk dengan langkah tegas tanpa menoleh pada anak didiknya

Lalu setelahnya semua murid fokus pada apa yang diperintahkan pada mereka, termasuk Alex yang terlihat sedikit tidak fokus

_

Sekitar 3 jam guru wanita itu pergi, sudah waktunya semua siswa untuk istirahat, dan dengan begitu satu demi satu siswa berhamburan keluar, mereka ingin pergi ke kantin untuk mengisi perutnya yang terasa kosong

Tidak berbeda jauh dengan Justin dan Kinan yang sudah melangkah keluar dari kelas yang dibelakang tanpa sengaja Alex dan Angkasa ingin melangkah ke arah yang sama

"Aku mau ke kamar kecil dulu ya" Ujar Justin pada Kinan. Terlihat Kinan mengangguk, lalu setelahnya dua pemuda itu berpisah.

"Lex" Bisik Angkasa memanggil Alex, membuat sang empu menoleh untuk menatapnya

"Apa?" Tanyanya dengan nada amat datar

"Lu gamau kerjain tu anak?" Tanyanya pelan dengan alis di naik turunkan

"Mumpung gada Justin ni" Ujarnya lagi karena tak mendapati sedikit tanggapan apapun dari Alex

Alex menggeleng sebagai jawaban yang mampu menimbulkan kernyitan bingung di wajah Angkasa

"Lah tumben" Gumam Angkasa

Lalu setelahnya mereka berdua tetap melangkah ke arah kantin, dengan Kinan didepan mereka. Tanpa diketahui arah tatapan Alex tak pernah berubah, ia menatap ke arah kelingking Kinan dengan tatapan kosong

Sampai di depan pintu kantin tiba-tiba Kinan berhenti dengan mendadak membuat Alex yang tepat dibelakangnya menabrak tubuhnya dengan keras

"Ah maaf aku tiba-tiba berhenti" Ujar Kinan dengan cepat menjelaskan, ia menunduk menatap sepatunya didepan Alex yang hanya terdiam

Angkasa disamping Alex menatap Kinan dengan tak suka "Minggir lah bukannya masih diem disana" Ujarnya dengan amat keras membuat semua siswa menatap ke arah mereka

"Ah iya maaf, maafkan aku" Respon Kinan dengan cepat, ia bergerak dengan cepat mundur ke pinggir pintu agar tak menghalangi jalan

Terdengar decakan dari Angkasa, pemuda itu dengan wajah kesal menarik lengan Alex dengan berkata "Lain kali kalo mau berhenti tu liat sikon" gerutunya yang mampu didengar semua orang

Tidak ada yang mengherankan jika Angkasa yang terdengar baik menjadi sangat tidak punya hati setelah berhadapan dengan Kinan, kabarnya Kinan memiliki masalah dengan Angkasa dan teman-temannya kecuali Justin

Karena itu semua siswa sekolah tak terlalu menyukai keberadaan kinan, jika bukan karena Justin mungkin sudah lama Kinan keluar dari sekolah ini

Alex tak banyak menanggapi, padahal dari dulu pemuda itu yang paling semangat jika Kinan dirundung disekolah, tapi ingatkan kembali sekarang yang menempati tubuh Alex bukanlah pemilik aslinya, tapi ada rasa tak nyaman saat Kinan diperlakukan seperti itu

Terlihat saja Kinan cukup lama terdiam ditempat yang sama, jika bukan karena kedatangan Justin, mungkin pemuda itu akan lama berdiri disana

"Lain kali jangan gunakan cara seperti itu" Ujar Alex tiba-tiba pada Angkasa, membuat Angkasa dan dua orang lainnya yang duduk satu meja menjadi menatap Alex dengan heran

_

red thread ties [BL Transmigrasi] ongoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang