Sesampainya dirumah Alex, sang tuan rumah tanpa persetujuan Kinan dengan tenang membawa pemuda kecil itu ke kamarnya
"Darah ka-kamuu" Ujar Kinan dengan takut-takut
Alex hanya tersenyum, ia dengan tenang mengusap darah yang sudah kering diantara hidungnya, lalu tak lama dengan lembut menarik Kinan agar duduk diatas kasurnya
"Maaf ya, saya lancang" Ujar Alex tiba-tiba, ia dengan lembut membuka jaket lusuh Kinan, lalu dengan telaten mengobati luka yang ada dikedua lengan Kinan dengan kotak p3k yang entah sejak kapan ada diantara mereka
"Kinan" Panggil Alex
Kinan yang tadinya menunduk mendongak "Kenapa?"
Alex tersenyum tipis "Kenapa tidak menolak hm?" Tanya Alex balik
Kinan kembali menunduk, bibirnya ia gigit dengan gugup, ia harus menjawab apa?
"Kenapa hm?" Tanya Alex, tapi tak ada sedikit pun sautan dari sang empu
Dalam cerita 'Uncertain love' Kinan diceritakan amat sangat menyedihkan, dan setau Alex Kinan akan selalu mempunyai luka baru disetiap harinya, tubuhnya yang memang lemah karena kekurangan gizi, serta luka-luka yang ia dapat membawa pemuda kecil itu ke ambang kematian di akhir cerita
Mengingatnya saja Alex tanpa sadar menuntut Kinan untuk mendongak menatapnya "Kinan" Panggil ia lembut
Kinan hanya menatap, ia bingung harus menjawab apa, jika saja ia menjawab 'karena momen ini yang selama ini saya tunggu Alex' mungkin ia akan dianggap seperti orang yang kekurangan kasih sayang, ia ingat Alex amat sangat tak suka orang yang seperti itu
Alex menghela nafas, ia dengan tak sabar menarik paksa tubuh ringkih pemuda kecil itu dalam pelukannya, lalu secara bersamaan berkata "Kinan, jangan seperti ini, saya takut"
Kinan sedikit terkejut, ia dengan ragu-ragu sedikit membalas pelukan Alex "K-kenapa Al-ex takut?" Tanya terbata-bata
Alex semakin mengeratkan pelukannya "Kamu" Ujar Alex secara setengah, ia melepaskan pelukan diantara mereka lalu menyentuh kedua pipi Kinan
"Kamu seperti tak menginginkan saya" Lanjutnya dengan sendu
Kinan tersedak, ia bahkan berkedip karena mendengar perkataan Alex yang terdengar ambigu itu "Ah hah kenapa Alex?" Tanyanya dengan linglung
Alex sedikit terkekeh, tapi tak urung untuk menjawab dengan jari kelingkingnya ia perlihatkan pada Kinan "Apa guna dari benang ini, jika kamu terus mencampakkan saya" Ujarnya yang semakin membuat Kinan berkedip tak percaya
"em.. i-iya be-benang itu, kita, jodoh, kan? ya?" Tanya Kinan dengan belepotan
Alex bertambah terkekeh, ia tanpa sadar menuntun salah satu pipi Kinan untuk ia cium "Kamu lucu sekali Kinan" Gumamnya
Kinan yang memang merespon lambat tak lama terbelalak, lalu dengan terkejut menyentuh pipinya yang tadinya dicium oleh Alex. YANG BENAR SAJA ALEX BARU SAJA MENCIUMNYA!!!!
Tanpa sadar Kinan tersenyum dengan pipi mulai memerah pudar, membuat Alex yang melihat respon Kinan menjadi kegemasan
"Kinan" Panggilnya membuat Kinan kembali menatapnya dengan raut wajah penuh tanya
Alex tersenyum, ia kembali menyentuh kedua pipi Kinan lalu mengelusnya, sesekali tatapannya tanpa sadar mengarah pada bibir Kinan yang terlihat berwarna merah yang amat cerah
"Saya boleh tidak mencium bibir kamu?" Tanyanya setelahnya
Kinan sudah menduga, tapi rasa terkejut masih terasa disana. Kinan mengangguk dengan ragu "Boleh" Ujarnya pelan
KAMU SEDANG MEMBACA
red thread ties [BL Transmigrasi] ongoing
FantasiMasuk kedalam novel bl dan tidak menyangka jika ia bisa melihat benang. Benang merah diantara jari kelingkingnya dan itu satu jalur dengan sang pemeran utama Apa yang terjadi jika benang itu adalah benang yang menjadi bukti sebuah ikatan jodoh, dan...