[10]

2.1K 202 23
                                    

Sesampainya dirumah Alex, sang tuan rumah tanpa persetujuan Kinan dengan tenang membawa pemuda kecil itu ke kamarnya

"Darah ka-kamuu" Ujar Kinan dengan takut-takut

Alex hanya tersenyum, ia dengan tenang mengusap darah yang sudah kering diantara hidungnya, lalu tak lama dengan lembut menarik Kinan agar duduk diatas kasurnya

"Maaf ya, saya lancang" Ujar Alex tiba-tiba, ia dengan lembut membuka jaket lusuh Kinan, lalu dengan telaten mengobati luka yang ada dikedua lengan Kinan dengan kotak p3k yang entah sejak kapan ada diantara mereka

"Kinan" Panggil Alex

Kinan yang tadinya menunduk mendongak "Kenapa?"

Alex tersenyum tipis "Kenapa tidak menolak hm?" Tanya Alex balik

Kinan kembali menunduk, bibirnya ia gigit dengan gugup, ia harus menjawab apa?

"Kenapa hm?" Tanya Alex, tapi tak ada sedikit pun sautan dari sang empu

Dalam cerita 'Uncertain love' Kinan diceritakan amat sangat menyedihkan, dan setau Alex Kinan akan selalu mempunyai luka baru disetiap harinya, tubuhnya yang memang lemah karena kekurangan gizi, serta luka-luka yang ia dapat membawa pemuda kecil itu ke ambang kematian di akhir cerita

Mengingatnya saja Alex tanpa sadar menuntut Kinan untuk mendongak menatapnya "Kinan" Panggil ia lembut

Kinan hanya menatap, ia bingung harus menjawab apa, jika saja ia menjawab 'karena momen ini yang selama ini saya tunggu Alex' mungkin ia akan dianggap seperti orang yang kekurangan kasih sayang, ia ingat Alex amat sangat tak suka orang yang seperti itu

Alex menghela nafas, ia dengan tak sabar menarik paksa tubuh ringkih pemuda kecil itu dalam pelukannya, lalu secara bersamaan berkata "Kinan, jangan seperti ini, saya takut"

Kinan sedikit terkejut, ia dengan ragu-ragu sedikit membalas pelukan Alex "K-kenapa Al-ex takut?" Tanya terbata-bata

Alex semakin mengeratkan pelukannya "Kamu" Ujar Alex secara setengah, ia melepaskan pelukan diantara mereka lalu menyentuh kedua pipi Kinan

"Kamu seperti tak menginginkan saya" Lanjutnya dengan sendu

Kinan tersedak, ia bahkan berkedip karena mendengar perkataan Alex yang terdengar ambigu itu "Ah hah kenapa Alex?" Tanyanya dengan linglung

Alex sedikit terkekeh, tapi tak urung untuk menjawab dengan jari kelingkingnya ia perlihatkan pada Kinan "Apa guna dari benang ini, jika kamu terus mencampakkan saya" Ujarnya yang semakin membuat Kinan berkedip tak percaya

"em.. i-iya be-benang itu, kita, jodoh, kan? ya?" Tanya Kinan dengan belepotan

Alex bertambah terkekeh, ia tanpa sadar menuntun salah satu pipi Kinan untuk ia cium "Kamu lucu sekali Kinan" Gumamnya

Kinan yang memang merespon lambat tak lama terbelalak, lalu dengan terkejut menyentuh pipinya yang tadinya dicium oleh Alex. YANG BENAR SAJA ALEX BARU SAJA MENCIUMNYA!!!!

Tanpa sadar Kinan tersenyum dengan pipi mulai memerah pudar, membuat Alex yang melihat respon Kinan menjadi kegemasan

"Kinan" Panggilnya membuat Kinan kembali menatapnya dengan raut wajah penuh tanya

Alex tersenyum, ia kembali menyentuh kedua pipi Kinan lalu mengelusnya, sesekali tatapannya tanpa sadar mengarah pada bibir Kinan yang terlihat berwarna merah yang amat cerah

"Saya boleh tidak mencium bibir kamu?" Tanyanya setelahnya

Kinan sudah menduga, tapi rasa terkejut masih terasa disana. Kinan mengangguk dengan ragu "Boleh" Ujarnya pelan

red thread ties [BL Transmigrasi] ongoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang