[13]

1.9K 172 14
                                    

"Gue minta maaf soal perkataan gue tadi" Ujar Rexa tak enak, ia menatap Alex yang sibuk memilih kaos di lemari besarnya itu

"Hm" Balas Alex

Rexa menggaruk kepalanya yang tak gatal, tak tau harus mengatakan apa lagi dengan respon Alex yang seperti itu

Sedangkan Alex ia sudah memakai kaos oblong bergambar tengkorak manusia yang disekelilingnya terdapat bunga mawar di belakang punggungnya

"Kamu tidak perlu memikirkannya, saya tidak masalah dengan itu" Ujar Alex, pemuda itu menepuk pundak Rexa menenangkan dengan senyum tipis yang ia tunjukkan

Rexa ikut tersenyum "Thanks bro" Balasnya canggung

Sekali lagi Alex menepuk pundak Rexa "Saya ada permintaan" Ujarnya tiba-tiba, membuat Rexa menatap Alex penasaran

"Apa?"

Cukup lama Alex tak membalas, pemuda itu sibuk melihat cermin untuk meneliti pipi kirinya yang semakin berwarna ungu, dan bibirnya yang terluka, terlihat mengenaskan tapi anehnya diwajahnya ini itu terlihat keren dan menambah kadar ketampanannya menambah

"Biar saya yang menjelaskan pada mereka, kamu tidak perlu ikut campur" Balas Alex setelah sekian lama

Rexa mengangguk tanpa ragu, tapi ia mengambil ponselnya dan menatapnya "Terserah lu, tapi gue batasin"

Alis Alex mengernyit, ia menoleh untuk menatap Rexa yang masih asik pada ponselnya "Batas?"

Rexa mendongak, ia menunjukkan layar ponselnya pada Alex dengan tenang "1 hari lu berhasil menyakinkan 3 curut itu, gue ga bakal ikut campur" Ujarnya yang terdengar amat misterius

Alex semakin mengernyit, lalu tak lama ia terkekeh, Alex lupa ketiga temannya itu adalah pemuda paling keras kepala sejagat raya, jika saja tidak ada Rexa yang paling dewasa diantara mereka, mungkin sekarang pertemanan mereka akan terkenal dengan pertemanan paling toxic

"Yah saya mengerti, tapi kamu yakin memberi waktu selama itu pada saya?" Tanya Alex

1 hari? Gampang

Rexa hanya menyengir "Besok ultah Kasa" Ujarnya gamblang

"Kemaren²nya gue bingung Lex, mau ngeprank Kasa pake apa, tapi untungnya lu buat masalah, jadi gue ga nguras pikiran lagi deh" Lanjutnya yang terdengar amat senang

Alex hanya menggeleng tak habis fikir, setelahnya ia memiliki asik mengoles salep pada lembam dipipinya

"Oiya lu kok bisa tidur ama Kinan?" Tanya Rexa tiba-tiba

Alex tak langsung menjawab, ia masih menyelesaikan masalah wajahnya, lalu setelahnya ia dengan santai melangkah mendekat ke arah kasurnya, mengambil dompet yang tergeletak disana

"Uang penutup mulut buat kamu" Ujar Alex, pemuda itu dengan santai meletakkan uang cash 1 juta ditangan Rexa, membuat sang empu menatapnya kebingungan

"Lah penutup mulut apaan?" Tanya Rexa ngegas, dikira ia mulut bebek kali, tapi walaupun mulutnya bebek, dia mau cerita apa? Ah entahlah

Alex terkekeh, lalu berujar dengan santai "Saya pikir saya menyukai Kinan, jadi karena itu saya mulai mendekati dia" Ujarnya yang mampu membuat Rexa yang kebingungan langsung menatapnya dengan mulutnya yang terbuka tertutup berulang kali

"H-HAH"

_

Alex tidak habis fikir, padahal ia sudah menduga luka ditubuh Kinan itu tidak main-main, tapi tidak separah ini. Lihat disetiap tubuh pemuda kecil itu, jangan bahas bekas luka yang sudah sembuh itu, kita bahas luka baru yang sangat mengerikan disetiap detail tubuhnya

Luka paling mengerikan terletak dipunggungnya, luka bernanah yang belum dibersihkan hasil dari cambukan yang begitu parah, lalu ada pula dikedua pahanya, disana juga bernanah tapi tak begitu parah, luka memanjang dan begitu dalam, Alex tak tau itu luka dari hasil apa, tapi itu pasti sangat menyakitkan

Pantas saja setiap ia sekolah atau keluar rumah, pemuda kecil itu akan memakai baju serba panjang

"M-maaf Kinan, maaf" Ujar Alex dengan sesegukan, pemuda itu menangis dengan memeluk pinggiran kasur miliknya, duduk dilantai yang beralasan karpet itu dengan Kinan yang panik menenangkannya

"Aku gpp kook" Balas Kinan yang terlihat hampir menangis

Alex menggeleng, ia tak habis fikir, kenapa ada orang tua yang setega itu menyiksa anaknya sendiri, sungguh Alex tak habis fikir "J-angan kembali ke ke sana ya" Pinta Alex yang masih sesegukan

Mata Kinan memburam, tapi kepala si kecil itu tanpa sadar menggeleng lalu berkata dengan kata-kata yang terdengar sangat sendu "M-maaf Alex tap-tapi aku ga bisa"

Alex mendongak, matanya yang membengkak ia perlihatkan pada Kinan "Kenapa?" Tanyanya, suaranya serak dengan nada yang amat menyedihkan

Kinan menggigit bibirnya, dadanya terasa sesak dengan bulir-bulir air mata yang turun satu persatu dari kedua matanya "Bunda" Lirihnya

"Aku ingin menyelamatkan bunda" Sendunya, kata-kata yang selalu Kinan katakan pada kedua orang yang selalu ada untuknya, Gerald dan Theo

'Aku akan tetap bertahan demi bunda!!!'

'Bunda itu hidupku, jangan paksa aku untuk meninggalkannya'

'Bunda itu adalah cinta pertamaku kak, dia yang mengajarkan aku tentang dunia yang indah ini. Jika aku pergi hanya karena keegoisanku, mungkin aku akan menyesal'

'Bunda itu tempatku berteduh kak, selain kekasihku nanti pasti tetap bunda kan yang pertama? Aku tau kalian berharap aku bisa berteduh pada kalian, tapi kalian juga punya dunia kalian sendiri, jadi biarkan aku mencari duniaku sendiri juga'

'Aku berharap aku tidak meninggalkan bunda lebih dulu kak, jadi semangat kan aku ya'

Bunda Kinan, seseorang yang paling berperan penting dalam kehidupan pemuda kecil itu. Sesosok ibu yang melahirkannya, sosok lemah lembut yang keadaannya tak kalah menyedihkan dari Kinan

Alasan? Alasan kenapa Kinan diperlakukan tak layak oleh keluarga Juantara, inilah alasannya. Namanya adalah Jenar Lestari, wanita yang terpaksa menjadi istri kedua dari Tuan Juantara, kejadian memalukan antara ia dan Tuan Juantara yang mengakibatkan Kinan ada di dunia ini

Yah.... Kinan adalah anak haram yang kelahirannya tidak diharapkan oleh keluarga Juantara, jika saja bukan karena Tuan besar dari keluarga itu atau kakek langsung dari Kinan, mungkin Kinan dan ibunya akan diusir oleh keluarga itu tanpa pandang bulu

Tapi yang paling membuat Kinan sedih adalah kondisi bundanya, wanita yang melahirkan Kinan itu mengidap penyakit jantung bawaan, kondisinya yang lemah dari awal membuat wanita cantik itu tak bisa beranjak dari tempat tidurnya

Apalagi ia tidak diperbolehkan keluar dari rumah atau bahkan pergi ke rumah sakit, jika saja Kinan tidak dijadikan sebuah sandera dengan ancaman-ancaman dari keluarga itu, mungkin selama ini wanita itu akan pergi tanpa pikir dua kali

Dua orang dengan kepribadian sama, satu tak ingin anaknya terluka, sedangkan satunya ingin ibunya selamat. Ketidak tahuan itu yang menyebabkan kedua orang ini mati dengan amat menyedihkan

Dan itu dijelaskan dengan amat detail diakhir cerita 'Uncertain love'. Alex saja setelah mengingat alur novel itu mau tidak mau menatap Kinan dengan hati berdenyut sakit

"Tapi kan masih ada cara lain" Sendu Alex sesegukan

"Saya kan bisa bantu, tanpa kamu kembali kesana" Lanjutnya yang terlihat amat protes, lalu tak lama ia kembali menunduk dan lanjut menangis

Kinan Nya kenapa terlalu menyedihkan

_

red thread ties [BL Transmigrasi] ongoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang