Keesokan harinya terasa seperti biasa, bedanya kali ini dalam pertemanan Alex kini Kinan hadir dengan penampilannya yang nampak segar, senyumnya yang terlihat lucu terpatri dibibir pemuda itu, bahkan lebih menariknya diwajahnya yang dulunya terlihat cukup kurus dan kucel kali kini mendapati warnanya yang nampak merona, terlihat indah dan membuat Alex merasa candu untuk menatapnya lama
"Lu pake blush on ye Kin?" Tanya Jaegar untuk pertama kalinya
Mereka sekarang masih berada ditempat parkir, mungkin hari ini bukanlah hari yang spesial untuk mereka, tapi bagi Bintang yang sekarang sudah lengkap dengan perlengkapan untuk pertandingan basketnya itu, hari ini adalah hari yang amatlah spesial
Hari yang ia nanti-nanti, yang sudah ia perjuangkan bersama teman setimnya, tapi sayangnya pertandingan yang diadakan kali ini berada di luar kota, jauh dan memakan waktu yang begitu lama
"Tapi ga mungkin blush on sealami itu gar" Celetuk Bintang ikut nimbrung
"Tapi kek blush-on bjir" Angkasa juga ikut-ikutan, pemuda tinggi itu menatap Kinan lebih dekat dari pada kedua temannya itu
Rexa yang notabenenya peka ia dengan sabar menarik Angkasa agar tak semakin mendekat "Deket amat tu muka lu" Komentarnya
Angkasa sedikit terkekeh, lalu tak lama ia menggaruk kepalanya yang tak gatal "Gue kepo Rex, bisa pink begitu ye" Balasnya
Sedangkan disisi Kinan, pemuda yang nampak gugup itu menghimpitkan dirinya kepada Alex, seperti anak kecil takut pada orang dewasa, itulah Kinan sekarang dimata Alex yang menatapnya gemas
"Semangat Bin" Alex beralih pada Bintang, ia dengan muka pokernya menatap pemuda itu
Bintang mengangguk dengan antusias, jarang-jarang si bos mau ngomong duluan "Siap bos, gue duluan ya"
Semua teman-temannya mengangguk kompak, kecuali Kinan, pemuda kecil itu nampak menatapnya dalam diam
Melihat bus yang dikendarai Bintang melaju dengan kecepatan sedang, baru setelah itu gerombolan siswa yang memang sedang mengantar mereka mulai bubar, termasuk Alex dan empat lainnya
"Oiya Kin tumben lu ga sama si bangsat" Celetukan itu berasal dari Jaegar, pemuda yang berjalan paling depan itu menoleh hanya untuk menatap Kinan yang berjalan disamping Alex
Terlihat Kinan berkedip, lalu ia menjawab dengan ragu "K-kak Justin kan i-ituu emmm dia kayaknya marah sama aku"
"Lah bagus dong" Angkasa yang tepat dibelakangnya menyahut cepat
"Emmmh" Kinan nampak tak setuju, tapi ia hanya diam tak bisa menjelaskan
Sejujurnya Justin adalah teman pertamanya di jurusan IPA, orang pertama dan satu-satunya yang membuat Kinan mampu bertahan disekolah yang memandang kasta ini
Tapi jika saja Kinan harus memilih antara Alex dan Justin, ia akan lantang langsung berkata Alex, sejahat-jahatnya Alex, pemuda itu adalah orang yang memiliki benang yang satu jalur dengan benang dijari kelingkingnya
Sebuah tangan yang terasa hangat terasa di telapak tangan Kinan, membuat pemuda itu dengan refleks menunduk, menatap tangan besar Alex yang membungkus tangan kecilnya
"Nanti saya bantu kamu baikan sama dia" Bisik Alex menenangkan
Kinan mendongak mendengarnya, menatap tepat pada mata Alex yang juga menatapnya dengan lembut
"Kenapa?" Tanya AlexKinan buru-buru menggeleng, dan tak lama langsung menatap ke arah depan dengan pipi yang mulai memanas. Kenapa, kenapa jantungnya semakin berdetak kencang menatap wajah tampan ituuu
Sedangkan Alex, pemuda itu hanya mampu menggigit pipi bagian dalamnya menahan gemas, astaga lucunyaa~
Tapi tanpa kedua insan itu tau, Angkasa yang berjalan dibelakang dengan Rexa, menatap kedua orang didepannya dengan tatapan tak bisa diartikan
_
Beberapa hari telah berlalu dengan begitu cepat, terhitung sudah satu minggu semenjak Kinan Alex bawa ke rumahnya, sekarang waktunya Alex membawa kembali pemuda kecil itu kerumah yang bisa kita sebut neraka itu
"Kalo ada apa-apa langsung kabarin gue ye cil" Perkataan itu berasal dari Gerald, pemuda yang memiliki lebam yang hampir hilang diwajahnya itu menyeletuk dengan tangan mengusap rambut Kinan lembut
Kinan mengangguk cepat, ia tersenyum lalu berkata dengan nada yang terdengar manis "Aku akan langsung telpon kak Gerald kok, kan sekarang Aku udah tau cara main ponsel"
Gerald terkekeh, sekali lagi pemuda manis itu mengusap rambut Kinan lembut "Good boy" Pujinya
Sedangkan disisi Alex dan teman-temannya hanya menatap, membiarkan kedua orang yang beberapa hari ini sering menempel itu berinteraksi
"Anw makasih udah jaga bocil gue" Ujar Gerald tiba-tiba, ia menatap Alex penuh terima kasih
Tapi Alex hanya mengangkat sebelah alisnya, lalu berkata dengan nada yang terdengar amat datar "Tidak perlu berterima kasih"
Gerald hanya mengangguk, lalu dengan lembut mengandeng tangan kecil Kinan "Gue duluan" Ujarnya yang dibalas anggukan semua orang disana
Setelahnya Gerald membawa Kinan ke arah mobilnya terparkir, sekarang mereka ada dirumah Alex, Alex sengaja membiarkan Kinan diantar pulang bersama Gerald
Bukannya Alex tidak bisa mengantarkan Kinan secara pribadi, tapi ia masih menghargai Gerald dan Theo yang notabenenya adalah sahabat Kinan
Tapi jangan berpikir Alex akan diam saja dengan sikap keluarga Kinan pada miliknya itu, yakin saja kedepannya sebisa mungkin ia akan membuat keluarga Kinan mengeluarkan Kinan dan bundanya dari rumah itu, sekiranya Kinannya bisa selamanya bersamanya
Tidak peduli jika saja nanti ia bisa menyinggung keluarga Kinan maupun keluarganya sendiri pun. Kinan miliknya, Kinan dunianya, ada sehelai rambut rusak darinya, Alex akan jamin orang tersebut akan Alex balas sampai kata mati pun tak pantas ia dapat
"Kalian pulang sana" Ujar Alex tiba-tiba, ia ingin berbalik setelah melihat siluet mobil Gerald menghilang
"Lah bos kok kita diusir" Keluh Jaegar
Alex tetap melangkah, melangkah ke arah moge yang sudah ia parkir di dekat mobil Gerald tadi "Saya mau keluar" Ujarnya yang sudah naik ke mogenya
"Jahat banget si bos, kita kesini kan mau have fun" Keluh Jaegar lagi
Alex terlihat tak peduli, pemuda yang sudah memakai helmnya itu menatap ketiga temannya yang berdiri tepat di depan rumahnya dengan tatapan tak berdaya "Kalian main aja didalam, saya mau pantau Kinan sebentar saja" Jelasnya yang langsung mendapatkan helaan kesal dari ketiga temannya itu
"Kinan bakal baik-baik aja booos, lagian dia pulang kerumahnya, bukan pulang ke lubang buaya" Jaegar mengeluh dengan kesal
Alex berdecak "Saya hanya pantau sebentar, tidak lama. Lagian kmu main tidak sendiri kan, jangan manja kamu sudah besar bukan lagi anak kecil" Balas Alex tak kalah kesal
Rexa terkekeh, ia menepuk Jaegar yang terlihat melongo "Jangan ganggu orang yang lagi jatuh cinta lu" Ujarnya yang terdengar pelan
Jaegar mengernyit, ia menatap Rexa dengan tatapan yang sangat kentara jika ia bingung "Maksud lu?" Tanyanya
Rexa hanya terkekeh, tapi tak sedikit pun niat pemuda itu ingin menjawab pertanyaan Rexa, ia dengan santai melangkah menuju kedalam rumah Alex, meninggalkan Jaegar beserta Angkasa yang terlihat melamun disana
Bahkan keduanya tidak sadar jika Alex sudah tidak ada disana, benar-benar meninggalkan keduanya yang hanya terdiam mematung
KAMU SEDANG MEMBACA
red thread ties [BL Transmigrasi] ongoing
FantasiaMasuk kedalam novel bl dan tidak menyangka jika ia bisa melihat benang. Benang merah diantara jari kelingkingnya dan itu satu jalur dengan sang pemeran utama Apa yang terjadi jika benang itu adalah benang yang menjadi bukti sebuah ikatan jodoh, dan...