Kinan Aldiano Juantara, walaupun nama ini tersemat dengan apik menjadi nama tokoh pemeran utama, nama ini juga adalah nama keramat yang sebenarnya tak ingin Kinan sendiri dengar
Kinan adalah anak bungsu dari keluarga yang terbilang berada, keluarganya yang sangat harmonis di mata publik berbanding terbalik dengan hidup yang ia jalani
Siksaan demi siksaan selalu Kinan rasakan setiap ia pulang sekolah, terkadang Kinan tidak bisa pergi sekolah karena pukulan yang ia dapatkan begitu parah
Kinan itu adalah sosok penakut yang tidak berani melangkah lebih jauh dari posisinya, bukannya ia tidak mau pergi dari rumah yang bisa disebut neraka itu, tapi Kinan sungguh tidak berani
Bahkan alasan ia bertahan disekolah elit dengan bully yang ia dapatkan setiap harinya itu, hanya alasan ia agar tak selalu mendapatkan siksaan yang lebih parah dari rumah
Kinan itu menyedihkan, IYA DIA SANGAT, sangat menyedihkan, bahkan saat berulang-ulang kali membaca novel 'Uncertain love' para pembaca akan berakhir menangis karena nasib Kinan
Kisah Kinan dari awal membaca novel sudah terbilang menyedihkan, tapi itu bukan hanya awalnya, karena sampai akhir pun Kinan berakhir menyedihkan
_
Sudah sekitar 15 menit Alex dan ketiga temannya berdiri diam diparkiran, waktu seperti itu tidak terbilang lama. Alex yang sudah tidak sabar sudah ingin melangkah kembali ke arah gedungnya dan menyeret Kinan yang entah kemana
"Lama banget si Lex" Celetuk Jaegar yang mulai bosan, bosan dia karena sekarang tidak ada Bintang yang selalu merecokinya
"Nungguin siapa si Lex?" Tanya Rexa kepo
Alex terdiam, ia tak mau menjawab karena matanya melihat objek yang sedari tadi ia tunggu, tapi sedikit kekecewaan sekarang ia rasakan, ternyata Kinan sudah bersama salah satu bodyguardnya, yaitu Gerald
Gerald dan Theo, kedua orang ini adalah siswa jurusan IPS, karena itu setiap konflik yang terjadi pada Kinan kedua bocah ini tidak akan muncul
Bahkan biasanya Gerald maupun Theo tidak menjemput langsung Kinan ke gedung IPA, tapi mungkin berita Kinan siang tadi tersebar curut itu langsung bergegas menjemput Kinan, tapi mungkin Theo tidak bisa ikut entah ada urusan apa
"Plis deh dek jawab yang bener, lu diapain sama Alex kali ini?" Suara yang terkesan keras itu terdengar
Ketiga teman Alex langsung menoleh karena mendengar nama temannya yang dibawa-bawa
"Aku beneran ga diapa-apain kak sama Alex" Terdengar kembali suara yang lebih kecil
"Nggak! Lu suka banget boong, tapi kali ini plis jawab dengan jujur, lu diapain sama Alex?"
"Kak plis aku udah ngomong jujur" Jawab Kinan terasa frustasi
"Kenapa si dek lu bela dia mulu" Kesal Gerald
"Aku ga bela Alex kak, tapi demi Tuhan Alex ga apa-apain aku"
"Ya tapi kenapa lengan-lengan kamu pada luka, ga mungkin kan ini ngebentuk sendiri" Ujar Gerald amat emosi, ia dengan tak santai menunjuk kedua lengan Kinan yang sudah beralaskan sebuah jaket lusuh itu dengan kesal
"Aku udah bilang, ini aku jatuh kemaren" Alasannya
"Ga mungkin jatuh lukanya sebanyak ini"
"Tapi aku beneran jatuh" Rengut Kinan kesal lalu tanpa kata melangkah pergi ke arah gerbang sekolahnya, tapi sebelum itu ia tanpa sengaja melihat Alex yang berjalan mendekatinya, yang otomatis Kinan langsung berhenti tanpa sadar
"Mau kemana?" Tanya Alex setelah sampai didepan Kinan yang mematung, tapi kejadian cepat selanjutnya membuat Kinan ingin memekik kaget
Bugh
Kejadian cepat yang membuatnya merespon cukup lama, tanpa kata Alex dipukul oleh Gerald
"KAK GE CUKUPP" Teriak Kinan panik, ia tanpa peduli jika ia hampir terkena pukulan, menahan tangan Gerald yang mau memukul Alex kembali
Alex hanya bisa terdiam, ia menunduk, terpampang jelas pukulan Gerald padanya tidak main-main, sangat terlihat jelas di pipi kirinya yang sudah mulai membiru dan disusul darah yang mengalir dari ujung bibir kirinya
"Lex lu gapapa?" Tanya Angkasa panik menahan tubuh Alex yang hampir limbung, dan dengan itu siswa siswi yang ingin pulang mulai berkumpul sedikit jauh mengelilingi mereka
Sedangkan Jaegar, pemuda itu sudah nangkring memukul balik Gerald, bahkan tanpa sengaja mendorong Kinan yang sedari tadi menahan Gerald
"Gar tahan emosi lu" Ujar Rexa yang sekarang menahan Jaegar yang ingin kembali memukul Gerald
"Dia duluan Rex" Balasnya tak terima
"Teman lu duluan yang ganggu Kinan" Balas Gerald menyentak, lalu selanjutnya ia kembali bergerak untuk memukul Jaegar yang ditahan Rexa
Kinan terbelalak, tubuhnya yang tadi jatuh langsung berdiri ingin kembali menahan tubuh Gerald, tapi ia kalah cepat oleh Theo yang baru datang menahan Gerald
"Gue kan dah bilang jangan semuanya lu pakein emosi" Ujar Theo dengan suara ditekan
"Lex" Suara panik itu membuat atensi semua orang beralih pada Angkasa yang menahan tubuh Alex, terlihat disana darah yang begitu deras mengalir dari dua lubang hidungnya
"Alex" Panggil Kinan dengan mata terbelalak menatap Alex
"Saya tidak apa-apa sa, ini hanya mimisan" Celetuk Alex, ia mengusap dengan santai darah yang mengalir itu dengan seragam putihnya, dan kelakuan itu tidak luput dari perhatian semua orang termasuk Kinan
Angkasa sedikit tak terima dengan respon Alex "Darah lu sebanyak ini Lex, lu bilang ini cuma mimisan hah"
Alex tak merespon, ia malah memilih menatap Kinan yang menatapnya Khawatir, senyum tipis ia berikan pada pemuda kecil itu lalu berkata dengan tenang
"Kemarilah" Pintanya yang membuat semua orang disana amat tak percaya, bahkan yang lebih parah Alex membiarkan darahnya yang sudah lebih sedikit mengalir bebas dibibirnya
"???!"
Kinan ingin langsung beranjak, tapi Gerald dengan cepat menahan tubuhnya agar tak bergerak jauh "Mau ngapain? Gausah lu mau disuruh-suruh dia" Ujarnya amat tak suka
Kinan menggeleng dengan lemah "Aku udah gapapa kok kak sama Alex, jadi kakak tenang aja" Balasnya meminta pengertian
Gerald menyatukan alisnya semakin tak suka "Tapi gue ga ngizinin el-"
"Iya dek, tapi ingat jangan paksa diri ke dalam bahaya" Potong Theo dengan suara yang amat tenang
Gerald terbelalak, tapi ia ciut saat tatapan dingin Theo diberikan padanya "Ga usah buat gue makin emosi, Alex mimisan itu karna lu"
Kinan sedikit merasa senang, lalu dengan langkah takut ia menghampiri Alex "I-iya Alex?"
Alex tersenyum, ia mulai berdiri tegak tanpa bantuan Angkasa yang sekarang menatap ia cengo, lalu secara perlahan menarik tangan kecil Kinan untuk mengikutinya ke arah mobilnya terparkir, dengan langkah tenang melewati kerumunan yang mulai berkurang
Sekali lagi semua orang menatap dua insan itu tak percaya, termasuk ketiga teman Alex yang hanya terdiam dengan dada terelus
"Heh mau bawa Kinan kemana lu" Gerald sadar lalu dengan cepat menahan keduanya sebelum melangkah lebih jauh lagi
"Gee" Tahan Theo yang langsung membuatnya kicep
Sedangkan Kinan, pemuda kecil itu dituntun masuk dalam mobil Alex, dan tak lama disusul Alex masuk dan duduk di kursi satunya
Tidak mau berpikir positif, ini hanya mimpi panjang yang Kinan rasakan, jadi jangan buat Kinan berharap ini adalah nyata
_
KAMU SEDANG MEMBACA
red thread ties [BL Transmigrasi] ongoing
FantasiaMasuk kedalam novel bl dan tidak menyangka jika ia bisa melihat benang. Benang merah diantara jari kelingkingnya dan itu satu jalur dengan sang pemeran utama Apa yang terjadi jika benang itu adalah benang yang menjadi bukti sebuah ikatan jodoh, dan...