[14]

1K 118 9
                                    

"Lihat kan mata kamu makin bengkak" Ujar Kinan dengan menatap mata bengkak Alex prihatin

Alex menggeleng dengan senyum tipis, bibirnya yang memucat membuatnya terlihat mengenaskan "Cuma bengkak sayang" jawabnya dengan lembut

Dahi Kinan sedikit mengkerut mendengarnya, ia dengan refleks mengeratkan genggaman tangannya pada tas gendong yang terlihat baru dipakainya "Nanti kalo masih bengkak langsung kompres yaa" Ujarnya yang terlihat sedikit ragu

Alex tersenyum, ia dengan lembut menyentuh kepala Kinan lalu dengan pelan mengacak rambut pemuda kecil itu "iya sayang iya"

"Ekhem" Suara yang berasal dari belakang Alex itu menyadarkan keduanya yang dengan seenak jidatnya membuatnya sedari tadi hanya diam membisu

"Gue tau kalo lagi jatuh cinta tu emang beda" Ujarnya setelahnya dengan jengkel

"Tapi liat suasana sekitar lu juga kali bos" Lanjutnya dengan menekan kalimat terakhirnya

Alex terkekeh, tapi tak ada balasan darinya yang terlihat asik memilih uang di dompetnya

"Ah- i-ini buat apa?" Tanya Kinan dengan kaget, ia menatap Alex yang terlihat tersenyum dengan uang cukup tebal diberikan padanya

"Uang jajan kamu" Balas Alex santai, lalu tak lama ia dengan cepat menatap Rexa

"Titip cinta saya ya" Ujarnya pada Rexa, membuat sang empu menatapnya melongo

Anjing cinta ga tuh

Kinan sedikit tersedak mendengar perkataan Alex, ia dengan canggung berbalik dan dengan cepat berlari ke arah mobil yang dikendarai Rexa

"Ya udah gue berangkat dulu, inget hari ini hari terakhir lu" Pamit Rexa menyusul, tidak lupa pemuda itu memperingati Alex yang terlihat menatap ke arah Kinan

Alex hanya mengangguk sebagai balasan, lalu setelahnya ia hanya melihat Kinan yang memasuki mobil Rexa, lalu tak lama disusul pemiliknya

Hari ini, hari senin, lalu besok adalah hari ulang tahun Angkasa, jadi karena itu Alex memilih tak sekolah dengan alasan sakit, dan Kinan ia titipkan pada Rexa, bukannya tidak bisa jika saja Kinan tak sekolah, tapi diingatkan kembali Kinan itu anak beasiswa yang harus mempertahankan nilainya

Bukannya Alex tak mau membiayainya, hanya saja Kinan tak mau, sudah syukur pemuda kecil itu mau menerima uang jajannya, jadi ia tidak boleh ngelunjak

_

Bulan yang terlihat bulat sempurna itu mulai naik ke atas kepala, terlihat indah dengan banyaknya bintang disekelilingnya. Kinan, pemuda yang sekarang sudah dibalut dengan baju tidur panjang itu berdiri dengan tegak di teras rumah Alex, didepan dadanya terdapat kue ulang tahun bertuliskan angka 18

Tak lama beberapa mobil hitam menyusul dari luar halaman rumah Alex, dengan Angkasa dan Jaegar yang menatap Kinan dengan raut wajah terkejut

"S-selamat ulang tahun" Suara ragu dan pelan itu berasal dari Kinan, pemuda kecil itu dengan gugup menatap ke arah dua pemuda yang sekarang melangkah mendekatinya

Tatapan yang terlihat mengintimidasi itu berasal dari keduanya, tapi ada sedikit jejak keheranan muncul secara bersamaan disana

"Kinan?" Tanya Angkasa agak ragu, untuk sekian kalinya ia kembali menatap Kinan yang terlihat cukup berbeda

Biasanya Kinan itu memakai baju yang lusuh dan setelan yang cukup tak senada, serta yang cukup mencolok adalah model rambutnya yang sekarang terpotong pendek dan rapi, sungguh Kinan terlihat segar dan terasa menyenangkan

"Selamat u-ulang tahun kak Angkasa" Ulang Kinan yang terdengar cukup jelas, membuat kedua mata Angkasa langsung terbuka lebar karena terkejut, bahkan orang disamping Angkasa, Jaegar, pemuda itu nampak tersedak dan tak lama menatap sekelilingnya mencari objek Alex yang tak terlihat

"Hbd" Perkataan datar itu datang dari balkon atas, disana terlihat Alex berdiri berdampingan dengan Rexa yang sedang merokok santai

"Boooos" Angkasa berteriak tak terima, pemuda yang terlihat lebih tinggi dari Jaegar itu menghentakkan kakinya layaknya anak kecil tak dapat permen

"Bagus ga sa ultah lu taun ini?" Celetuk Rexa, pemuda yang memegang nikotin itu menunjuk Angkasa dengan wajah yang terlihat songong

Angkasa hanya mendengus, ia dengan kesal ingin berbalik tapi diurungkan, ia memilih menatap Kinan lalu dengan perlahan mengambil kue besarnya "Makasih ya Kin" Ujarnya sopan lalu tanpa kata lagi melangkah pergi menuju ke dalam rumah Alex yang disusul Jaegar yang mengekor seperti anak ayam

Alex sedikit terkekeh, padahal ia pikir Angkasa akan dengan coll mengatainya tapi ternyata sebaliknya, tapi ya sudahlah, fokusnya sekarang hanya pada Kinan yang sedari tadi yang terdiam ditempatnya dengan kepala yang menunduk dalam

"Kinan" Panggilnya dengan lembut

Kinan, pemuda yang hanya berdiri diam ditempat itu mendongak, mendongak dengan ragu untuk menatap Alex yang sekarang menatapnya dengan lembut "Masuk, tunggu didalam" Ujar Alex dengan senyum lembutnya ia tunjukkan untuk pemuda kecil itu

Kinan menatap Alex dengan perasaan sedikit hangat, ia mengangguk kecil lalu dengan patuh menurut ucapan Alex

Jika bisa dikatakan, Kinan itu pemuda penakut, takut yang bisa dikatakan trauma dan membuatnya tak bisa menyesuaikan diri di dunianya, detailnya jika saja Kinan tanpa instruksi dari orang lain, pemuda itu tidak akan punya inisiatif untuk melakukannya, alasannya karena ia takut

"Tapi lu bilang apaan Lex ampe muka kasa kesel amat gue liat-liat tadi?" Celetuk Rexa bertanya

"Kepo" Balas Alex menyebalkan membuat Rexa menatapnya dengan kesal

"Tai"

Sebenarnya Alex mengancam Angkasa dan Jaegar sebelum keduanya datang ke rumahnya, ancamannya bahkan tak main-main untuk anak sekolahan seperti mereka

"Kamu mau melihat mayat segar hari ini? Gratis. Bahkan saya akan memberi lukisan indah ditubuhnya yang membuatmu akan merasa senang" Katanya saat itu yang langsung menyulut emosi orang dibalik panggilan teleponnya

Lihat saja belasan bodyguard yang dibawa Angkasa, bodyguard milik keluarganya yang terkenal ketangkasannya menjaga keluarganya serta menghancurkan musuh-musuhnya

Angkasa tanpa peduli memanggil mereka hanya untuk menyelamatkan Kinan yang Alex jadikan sebagai ancaman, hhh cukup lucu, padahal Alex sendiri saja tak akan pernah berani untuk melukai Kinan sehelai rambut pun-

Kecuali jika itu Alex pemilik asli tubuh ini

"Anw Lex kaga mau gabung" Celetuk Rexa, pemuda yang sudah tak memegang nikotin itu menunjuk ke arah dalam rumah yang terlihat Angkasa dan Jaegar serta ditambah Kinan yang sedang asik memakan kue besar milik Angkasa

Alex hanya mengangguk kecil, lalu tanpa kata masuk dan menuju ke arah Kinan, ia dengan santai duduk disamping pemuda kecil itu, membuat Rexa hanya bisa menggelengkan kepalanya

Harusnya Rexa membiasakan diri melihat Alex mode bucin seperti itu, padahal Alex yang ia kenal dulu adalah pemuda paling kaku dalam percintaan, tapi sekarang Alex yang paling parah, bahkan lebih parahnya ia memilih dengan yang sesama jenis

Tapi tidak masalah jika Alex memiliki penyimpangan, yang harus Rexa pikirkan hanya teman-temannya yang memiliki porsi cinta masing-masing

Bahkan jika saja diantara pertemanannya ada salah satu dari mereka mencintai sosok wanita tua Rexa hanya bisa mendukungnya

Karena cinta tak bisa dipaksakan, serta cinta itu bisa mengalahkan eratnya pertemanan mereka. Bisa saja kan jika Rexa menentang, Alex akan balik menentang, dan pada akhirnya diantara keduanya terjadi permusuhan

Rexa tak mau itu

red thread ties [BL Transmigrasi] ongoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang