Mungkin karena lamanya menangis, Kinan merasa lelah lalu tertidur. Alex tak banyak komentar, ia tanpa menunggu persetujuan sang pemilik tubuh membawa tubuh ringkih Kinan kerumah miliknya, bahkan ia tak mempedulikan tatapan penuh tanya dari keempat temannya yang memang sudah menunggunya dari tadi
"Lex kok bisa lu bawa tu cunguk kesini?" Tanya Bintang yang terlihat tak terima
Alex menoleh, ia tadi berbicara pada dua asisten rumah tangganya untuk membersihkan dan mengganti baju Kinan dengan miliknya terlebih dahulu
"Bukan urusan kamu" Balasnya yang terdengar tak sabar
Bintang mendengus mendengarnya, tapi tak urung untuk mendekati Alex yang sekarang memiliki ekspresi wajah yang sudah mendingin, diikuti ketiga temannya yang menatap Alex penasaran "Kalo lu ada masalah, cerita bro"
Alex mendengarnya melunak, ia menghela nafas, lalu menepuk bahu ketiga temannya santai "Saya masih ada urusan, saya cerita besok" Balasnya, lalu dengan tenang meninggalkan ketiga temannya yang hanya bisa melongo
"Gue rada curiga bos nyembunyiin sesuatu" Celetuk Jaegar
Bintang menoleh pada Jaegar, ia langsung mengangguk dengan semangat menyetujui perkataan temannya itu "Kita sepemikiran"
"Tapi gue lebih curiga, rahasia si bos ada hubungannya ama si cunguk" Lanjut Bintang yang terlihat merenggut tak suka
"Kalian jangan membicarakan bos dibelakang" Komentar Rexa dengan tenang
"Ga takut bos denger" Lanjutnya setelah ketiga temannya melihatnya secara kompak
Jaegar mendengus, Rexa tu emang dewasa tapi rada ngeselin juga ya, tapi perkataan Rexa bener juga, jadi ia dan kedua temannya memilih diam saja
"Kita pulang, denger kan tadi kata bos, jadi kita tunggu besok" Ujar Rexa, lalu dengan tenang melangkah keluar dari rumah Alex, yang diikuti ketiganya dengan ogah-ogahan
Besok itu hari sabtu, akhir pekan, jadi mereka kerumah Alex untuk have fun seperti biasa, lalu menginap dan besoknya jalan-jalan atau bermain game, tapi sepertinya sekarang ditunda deh sampai hari esoknya
Sedangkan disisi Alex, ia sudah selesai mandi dengan wajah segarnya mengeringkan rambutnya, berjalan secara perlahan ke arah Kinan yang masih asik memejamkan matanya dengan nafas yang amat terasa teratur
"Saya heran Kinan" Gumam Alex, pemuda itu menatap Kinan amat dalam, tangannya terulur menyentuh rambut Kinan yang semakin hari semakin memanjang
"Kamu dalam cerita lain yang saya tau adalah cinta yang bersambung dengan orang lain. Tapi mengapa dicerita kita kamu berhubung dengan saya, kenapa?" Tanyanya
Walaupun ia tau Kinan tak akan mendengar suaranya secara nyata, Alex hanya ingin bertanya, bertanya untuk mengeluarkan unek-uneknya selama ini
"Saya pikir kamu sudah mengetahui benang ini sejak lama, tapi kamu memilih diam dan menunggu, membiarkan orang yang terhubung dengan benang dijari kelingking mu menyiksamu sampai akhir. Apa itu wajar Kinan?" tanyanya lagi dengan sendu
Ternyata benar, saat membaca novel 'Uncertain love' rasa janggal saat Kinan yang selalu memilih diam saat Alex menyiksanya adalah sebuah kenyataan. Apalagi saat adegan yang paling membahayakan nyawanya yang sama sekali tak dijelaskan di novel, tetapi amat sangat terlihat di ingatan Alex, ia sangatlah sering menyiksa Kinan
Tapi apa? Pemuda kecil itu memilih diam tanpa menceritakan pada orang lain. Tetapi saat ia disiksa secara berlebihan oleh keluarganya sendiri, ia memilih menceritakan pada Gerald dan Theo, itu terasa amat tidak adil pada pemuda kecil itu
"Kinan" Panggil Alex pelan
"Terimakasih sudah bertahan" Ujarnya, setelahnya ia dengan santai melempar handuk yang tadi ia pakai secara sembarang, lalu dengan tenang naik ke atas kasurnya, berbaring disisi lain dari Kinan, mencari kenyamanan dengan tangannya yang mulai masuk ke dalam pelukan Pemuda kecil miliknya
_
Matahari dengan cepat naik, menyinari bumi disisi berlawanan. Jika bukan karena sinar itu, dua insan yang saling berpelukan dengan nyaman itu tidak akan membuka matanya
"Selamat pagii" Suara yang terdengar serak itu mengawali hari yang amat cerah itu
Kinan sedikit terjangkit kaget, ia langsung mendongak untuk menatap sang pemilik dada yang ia raba-raba tadi "Al-alex" Panggilnya kaget
Alex tersenyum, ia dengan santai mencium bibir Kinan yang sedikit terbuka itu, lalu berkata "Ya sayang"
Kinan berkedip kaget, tak lama pemuda itu kembali memejamkan matanya yang membuat Alex mengernyit bingung "Masih ngantuk hm?"
Kinan menggeleng, tapi ia dengan nyaman masih memejamkan matanya dan berujar "Bentar ya aku mau bangun dulu, ini imajinasi aku kelamaan keknya" Ujarnya yang mengundang kekehan kecil dari Alex
"Saya nyata sayang" Balasnya
Kinan menggeleng tak mau percaya, tapi tak lama kemudian pemuda kecil itu langsung membuka matanya bersamaan dengan tubuhnya ia bawa untuk duduk "Kok kasur aku empuk sih" Ujarnya kaget
Kinan dengan spontan meraba-raba kasurnya yang amat empuk dan keliatan seperti kamar Alex didunia mimpinya, saat itu Alex dengan amat lembut mengobati luka yang ada di kedua lengannya
"Kenapa sayang?" Tanya Alex kepo
Kinan menggeleng, lalu tak lama ia dengan cepat meraba wajah Alex yang terasa amat mulus "ini kenapa kayak bukan mimpi ya" Gumamnya yang membuat sang pemilik rumah kembali terkekeh
"Sayang, ini memang bukan mimpi" Ujar Alex dengan tangan mengelus rambut Kinan yang terlihat berantakan
Kinan menggeleng ribut "Kalo nyata ini terlalu ga mungkin" Balasnya gamblang
"Coba cubit aku" Lanjutnya meminta pada Alex
Alex hanya menggeleng tak habis fikir, tapi tak urung untuk mencubit tangan Kinan yang pemuda itu ulurkan, cubitan itu amat pelan dan lembut membuat Kinan mengernyit, lalu berujar dengan sedikit keras
"Kaaan ini tu mimpi, ga sakit kok pas dicubit" RenggutnyaAlex menatapnya serba salah, tadi maunya dicubit keras, tapi takut Kinan kesakitan, tapi jika pelan seperti itu Kinan malah kembali pada kepercayaannya "Coba kamu cubit sendiri" Ujar Alex pada akhirnya
Kinan dengan reflek mencubit dirinya sendiri dengan amat keras, membuat sang pemilik memekik dengan kaget, lalu tak lama ia menatap lengan miliknya yang terdapat tanda ungu baru yang amat kentara
Alex kaget, ia bangun dan dengan cepat menarik lengan Kinan lalu mengelusnya lembut "Maaf sayang"
Kinan tak menjawab, pemuda itu masih terdiam, terdiam bak patung, tak bergerak dengan tatapan tak lepas dari Alex yang berada didepannya
"Sayang" Panggil Alex khawatir
Kinan semakin menatap Alex, ia hanya menatap, tapi tak lama pemuda itu kembali membaringkan tubuhnya, lalu memejamkan matanya "Alex kamu cepat-cepat pergi ya dari mimpi aku, rasanya aku mau terjebak deh dalam mimpi ini" Pinta Kinan, membuat Alex yang kebingungan menjadi sadar
"Sayang jangan seperti itu" Alex dengan spontan ikut berbaring dan menarik tubuh ringkih itu ke dalam pelukannya
"Jangan usir saya" Pintanya dengan suara yang amat menyiratkan ketakutan
_
https://whatsapp.com/channel/0029VaeS1Uu8aKvOfJE8ho1T
KAMU SEDANG MEMBACA
red thread ties [BL Transmigrasi] ongoing
FantasyMasuk kedalam novel bl dan tidak menyangka jika ia bisa melihat benang. Benang merah diantara jari kelingkingnya dan itu satu jalur dengan sang pemeran utama Apa yang terjadi jika benang itu adalah benang yang menjadi bukti sebuah ikatan jodoh, dan...