Degupan Tak Biasa

11 0 0
                                    

Cinta itu rumit dan meresahkan, yang indah hanya bayangannya saja

- - - - - - - - - -

"Serius, Shaf? Itu bener-bener dia yang ngirimin kamu pesan?" tanya Bella keseribu kalinya setelah aku memutuskan untuk menceritakan kejadian kemarin malam.

Sekali lagi aku mengangguk dan dia memintaku untuk memperlihatkan isi pesan yang dikirim Chanif padaku.

"Aih, Shafa. Kenapa harus jujur soal identitas, sih?" tanyanya dengan nada geram, namun jari-jarinya masih sibuk scrolling pesan.

"Dosa nggak sih, Bel, kalau aku membuat dirinya terlalu memikirkan siapa aku sebenarnya, dan berakhir mengacaukan segala hal yang dia bangun selama ini?" tanyaku balik. Bella terdiam sebentar.

"Tapi, Shafa, niatmu hanya ingin mengutarakan saja agar lega. Urusan dia penasaran ya biar jadi urusannya," ucapnya.

"Sudahlah, Bel, aku pasrah. Bagaimana selanjutnya, aku berharap tidak akan terjadi apa-apa," ucapku dengan tatapan menerawang ke depan.

"Terserah, Shaf. Aku hanya berharap yang terbaik untuk kalian."

Aku paham, Bella hanya tidak ingin aku terperosok dalam jurang yang salah. Terlebih jika Chanif tau siapa aku, akan berujung asing dan mungkin dirinya akan menghindar.

Tapi, jujur soal siapa aku, sudah kupikirkan beberapa menit saat itu. Aku pun sudah pasrah bila yang nantinya terjadi, tak sesuai dengan yang kuharapkan. Pun, sekali lagi siapalah aku? Bukan gadis layaknya Mbak Aina dan juga Faira yang sangat didambakan banyak pria.

. . .

Hari begitu cepat berjalan. Satu minggu sudah lebaran terlewat, tapi apa yang terjadi? Hatiku masih berkecamuk, pikiranku penuh dengan namanya. Mungkin karena aku terlalu memikirkannya.

Muhammad Ashfa Chanif, tak pernah kukira nama ini yang akan terus berputar dalam kehidupanku selama satu tahun terakhir ini. Pria yang sederhana namun rumit dalam hati dan pikiranku.

Ting..

Satu notifikasi muncul saat aku sedang asyik membalas pesan dari Bella. Sebuah deretan nomor tak kukenal muncul di barisan paling atas dari roomchat.

Aku mengerutkan dahi, seolah bertanya-tanya siapa pengirim pesan ini.

Rupanya ini Atha, pria yang beberapa hari lalu datang ke rumah untuk silaturahim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rupanya ini Atha, pria yang beberapa hari lalu datang ke rumah untuk silaturahim. Pria itu menepati janjinya untuk berkunjung ke rumah saat kami bertemu bulan puasa lalu. Pria yang tak pernah kusangka adalah sepupu dari Faira.

Aku mengetikkan pesan balasan untuknya. Namun yang paling tak kusangka adalah deretan kata yang ia kirimkan. Jantungku berdegup cukup cepat, namun tak secepat setiap aku bertemu dengan Chanif.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Interaksi TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang