"Banjir bandang kembali menerjang daerah Kota Sungai pada Rabu (21/9/2016) pukul 01.00 WIB. Meluapnya Sungai Kupu dan Sungai Kunang secara cepat menyebabkan banjir bandang hingga ketinggian 1,5 - 2 meter. Berdasarkan data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sungai terdapat 8 orang tewas, 1 orang hilang, 4 orang luka berat, 26 orang luka ringan dan ratusan pengungsi."
Kalimat berita dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu terbaca jelas oleh Tara. Kota Sungai dilanda banjir bandang yang diikuti dengan longsor. Ia terdiam, menghitung lembaran kertas yang diberikan Bu Ria. Total 5 kertas yang berisi berita dan persyaratan menjadi relawan. Tara melanjutkan kembali membaca kertas berikutnya.
Ia merinding. Banyak korban bencana yang melanda kota dengan udara sejuk tersebut. Menurut lembaran yang Ia baca, masih banyak relawan yang dibutuhkan untuk memulihkan Kota Sungai.
Di halaman terakhir, Tara menemukan fakta bahwa Bu Ria merupakan ketua Korps Relawan Nebula. Organisasi tersebut menghimpun relawan sebagai bentuk kepedulian terhadap daerah yang terkena bencana. Korps Relawan Nebula sangat terkenal di kalangan para akademisi kampusnya. Antariksa terbelalak kagum.
Dalam benak Tara, mungkin dosennya itu sedang menghimpun sumber daya manusia untuk menjadi relawan ke daerah bencana yang baru saja terjadi satu hari lalu.
Tara kembali membolak balikkan kertas dengan tulisan 'Persyaratan Relawan'.
Persyaratan Relawan Korps Relawan Nebula :
1. Warga Negara Indonesia;
2. Laki-laki atau perempuan berumur minimal 18 tahun;
3. Sehat jasmani dan rohani;
4. Memiliki jiwa penolong, semangat pengabdian dan dedikasi tinggi;
5. Mampu bekerja secara mandiri dan dapat bekerja sama dengan pihak lain;
6. Memiliki pengetahuan, keahlian, dan keterampilan yang bermanfaat dalam penanggulangan bencana;
7. Tidak sedang terlibat dalam perkara hukum pidana atau tindak subversi;
8. Telah diakui dan dikukuhkan sebagai relawan penanggulangan bencana oleh organisasi induk relawan;
Tara bergidik. Ia ingin sekali pergi dan membantu para korban. Kota Sungai merupakan salah satu tempat favorit keluarganya untuk berwisata. Ada perasaan rindu kepada Ibu ketika mengingat kota tersebut. Namun, Ia ingat bahwa ada Ayah di rumah yang harus dijaganya.
-----
Tiga puluh menit mencerna hati dan pikirannya, Bu Ria datang.
"Loh, kamu masih di sini?" Bu Ria kaget.
"I... iya bu..." Tara pun terkejut, menyadari Ia masih di ruangan dosennya itu.
"Bagus kalau begitu. Ibu tidak perlu mencarimu."
Tara diam sambil melihat Bu Ria tidak mengerti.
"Sejujurnya, Saya tidak suka melihat ada murid yang tidur saat Saya mengajar. Tidak sopan dan tidak menghargai. Tapi Saya tidak suka menanyakan alasannya di depan kelas. Memalukan subjek yang tidur." hening sejenak, bunyi jam dinding terdengar lebih jelas.
"Entah bagaimana, tiba-tiba Saya teringat harus mengumpulkan relawan ke Kota Sungai. Pas sekali momennya." lanjut Bu Ria.
"Kalau kamu bersedia ikut, akan saya ampuni kamu." Bu Ria membentuk lambang peace dengan jari telunjuk dan jari tengahnya.
Tara membeku. Teringat Ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu dan Duniaku
RomanceAntariksa, seorang perempuan yang ditinggal mati ibunya saat dinyatakan lulus sebagai mahasiswa kedokteran, berkata kepada Ayahnya, "Untuk apa aku menjadi dokter kalau ibu pergi?" Ganjil. Ayah justru tak bergeming dan memilih diam jangka panjang. A...