Di tengah semilir angin malam Kota Bandung, Raquelle Luvena hidup dalam kedamaian sederhana. Gadis polos dengan senyuman lembut itu tak pernah menyangka bahwa pertemuannya dengan seorang lelaki akan mengubah segalanya.
Reyyan Devara Aldrich bukan se...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kok ada ya makhluk segemes Raquelle? Semua tentang Ell gue suka." ━━━Reyyan Devara Aldrich.
🪐🪐🪐
"Sial! Lo tambah lama kok tambah gemes sih?" ujar Rey sembari mencubit pipi gadisnya pelan.
Ell tetap tertidur dengan lelap di gendongan Rey, lelaki itu menaiki lift agar cepat sampai ke ruangan gadisnya.
"Cepet sembuh, Sayang. Gue mau balas dendam sama orang yang berani ngebuat lo sampai jadi kayak gini." Geram Rey dengan sorot mata yang tidak bisa dijelaskan sembari meletakkan infusnya ke tempat yang semula.
Rey menurunkan tubuh mungil Ell dengan hati-hati, ia tidak ingin gadisnya terbangun sedikit pun.
"Gue bener-bener sayang banget sama lo, Ell." Mata Rey menatap Ell yang sedang tertidur, ia mengelus pelan rambut gadisnya lalu mengecupnya.
Ia teringat sesuatu dan akhirnya mengambil handphone dari sakunya.
"Gimana? Masih aman, kan?" tanya Rey ke orang yang ada di seberang sana.
"Aman dong bang, kapan nih mau kesini?"
"Masih jagain Ell, kalau udah gue mampir kesana buat nge-check."
"Haduh, jadi pengen jengukin dedek Ell deh."
"Ulangin lagi omong kosong lo!" perintah Rey dengan suara dinginnya.
"Canda bang, gitu aja marah."
"Serah lo, jangan lengah gue nggak mau dia celakain Ell lagi."
"Anjing! Udah, nanti gue traktir makan. Sekali lagi lo bilang dedek Ell gue bakalan bunuh lo hidup-hidup."
"Serem banget, kira-kira Ell tau gak si kalau cowoknya ini ternyata jelmaan psychopath?"
"Fuck! Gue nggak peduli."
Rey langsung mematikan telfonnya secara sepihak, orang yang di seberang sana mungkin bingung dengan Rey yang selalu saja mematikan telfonnya secara tiba-tiba.
Orang yang Rey telfon ialah Rangga, masih ingat Rangga? Teman segeng Rey yang paling muda dari semuanya.
"Kapan sih Mama datengnya?" Rey terus saja melihat ke arah pintu dan duduk di sofa ruangan Ell.