ʚ 𝑭𝒐𝒖𝒓𝒕𝒆𝒆𝒏 ɞ

612 82 0
                                    

HAPPY READING!

─────────────────────

"Walaupun aku bukan siapa-siapa kamu, aku berhak buat cemburu nggak Kak?"━━━Raquelle Luvena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Walaupun aku bukan siapa-siapa kamu, aku berhak buat cemburu nggak Kak?"
━━━Raquelle Luvena.

🪐🪐🪐

Rey menggendong tubuh mungil Ell dan menurunkannya di kasur UKS. "Astaga, lo belum makan apa gimana ya ampun." Gumam pelan Rey sembari mengusap keringat dingin gadisnya.

Rey mengambil botol kecil minyak kayu putih dan mengoleskan ke tangan dingin Ell. 'Maaf Sayang, maaf.' Batin lelaki itu dengan terus mengusap rambut gadisnya.

Rey keluar dari ruangan UKS untuk mengambil teh hangat dari petugas PMR yang sedang berjaga.

"Bentar ya, cantik."

Ell sadar dari pingsannya, gadis itu mengerjapkan kedua matanya menyesuaikan cahaya yang masuk.

"Aduh pusing." Gumam pelan Ell sembari melihat ke sekitarnya.

Matanya melihat sekeliling, dan terdengar suara pintu yang terbuka. Ternyata itu Rey dengan tangannya yang membawa teh hangat untuk dirinya.

'Kak Rey, kenapa dia ada disini?' batin Ell sembari mengalihkan pandangan nya ke arah lain.

"Ell, gimana udah gak pusing?" tanya Rey, tangannya mengulurkan teh hangat ke arah gadisnya.

"Ini minum gih, biar enakan dikit badannya."

"Makasih Kak," jawab Ell sembari menerima uluran teh hangat itu dan meminumnya secara perlahan-lahan.

"Lo marah s-sama gue, Ell?" tanya Rey dengan hati-hati ia menatap gadisnya dengan tatapan sayang yang sangat serius.

Ell yang mendengar itu langsung tersedak, sontak Rey mengelus punggung gadis itu pelan. "Minumnya pelan-pelan aja," Ucap Rey dengan perhatiannya yang membuat hati Ell meleleh.

'Kamu nggak boleh baper, Ell. Dia aja udah punya cewe.' Batin Ell sembari menggelengkan kepalanya.

"Ell, lo belum jawab pertanyaan gue."

"Gak kok," jawab singkat Ell dengan terus meminum teh hangatnya.

"Maaf, gue kemarin lama."

"Iya, nggak papa."

"Lo mau jalan lagi? Gue gak bakalan ninggal lo lama." Ucap Rey dengan yakinnya seraya mengelus tangan Ell lembut.

"Ah nggak usah Kak, aku capek heheh."

'Capek nangis sih lebih tepatnya.' Sambung Ell dalam hatinya.

"Capek nunggu gue kemarin? Nanti gue traktir mau, nggak?" tawar Rey. Sepertinya Rey tidak menyerah, ia terus mencari cara agar Ell tidak marah dengannya.

Control and Soul. (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang