Di tengah semilir angin malam Kota Bandung, Raquelle Luvena hidup dalam kedamaian sederhana. Gadis polos dengan senyuman lembut itu tak pernah menyangka bahwa pertemuannya dengan seorang lelaki akan mengubah segalanya.
Reyyan Devara Aldrich bukan se...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ya Tuhan, siapa sih yang mau nolak kalau dideketin sama yang modelan begini? Walaupun redflag sih." ━━━Raquelle Luvena.
🪐🪐🪐
Papa Zoe yang melihat istrinya tersenyum, ia heran dan melihat anaknya itu. "Sayang? Kamu kenapa senyum-senyum, sendiri?" tanyanya sembari mengelus punggung istri tersayangnya.
"Ah? Nggak papa kok Pa."
Saat selesai sarapan, Mama Lily berdiri dan menumpuk piring-piring yang kotor, Ell yang melihat itu ia ingin membantunya. "Biar Ell aja yang cuci, Ma." Ucap Ell seraya tersenyum manis.
"Nggak usah Ell Sayang, Mama aja kamu mending temenin Rey di sana."
"Nggak papa kok, Ma." Ell langsung membawa tumpukan piring kotor itu ke dapur.
Mama Lily yang melihat Ell membantunya, ia hanya tersenyum lalu menoleh ke arah Rey yang sedang menatap gadisnya dan mamanya itu. Mama Lily memutus pandangannya itu dan bergegas mengikuti langkah Ell yang pergi ke dapur.
"Ell, mau Mama bantu?" tanya Mama Lily yang berada di belakangnya dengan tangan mengelus rambut panjang gadis itu.
"Gak usah Ma, ini udah mau selesai kok." Tolak Ell dengan membersihkan piring kotor itu.
Mama Lily yang mendengar itu menganggukkan kepalanya dan langsung mencari keberadaan Rey untuk menyuruh anaknya membantu Ell.
"Rey, kamu bantuin Ell gih di dapur." Bisik pelan Mama Lily seraya menunjuk Ell yang sedang sibuk dengan tangan gadis itu penuh dengan busa cuci piring.
"Oke, bentar ya Ma. Ngomong-ngomong tadi Papa nyariin Mama tau."
"Iya kah? Dimana Papa mu itu?"
"Tadi pas nyari Mama sih ada di teras, kalau sekarang Rey juga nggak tau."
Rey langsung bergegas ke dapur untuk membantu gadisnya. Niatnya doang si, aslinya juga mau jailin Ell.
"Ell, mau gue bantu gak?" tanyanya sembari merangkul pinggang gadis itu posesif.
"Nggak usah, Kak Rey."
"Ini udah mau selesai kok," sambung Ell, saat ingin menaruh piring ke rak nya ia sedikit kesulitan karena letak rak itu sedikit tinggi.
Rey yang peka langsung menggendong tubuh gadisnya, "Aku kaget Kak Rey." mata Ell sontak melotot karena kagetnya itu.
"Hahah, maafin ya bocil." Setelah mengucapkan kata maaf Rey mencium pucuk kepala Ell bolak-balik.