[14]» Done

58 10 0
                                    

Danella POV

Jam istirahat kini aku berada dikelas sahabatku tercinta, Ayreen. Dengan tenang kami memakan bekal belum ada obrolan yang dimulai sama sekali, aku tahu Ayreen tidak suka berbicara ketika makan, katanya tidak sopan, memang benar sih, tetapi adab itu terkadang masih dilanggar oleh setiap orang, termasuk aku sendiri, kadang masih suka ngobrol sambil makan sih.

Kalau ditanya sudut pandangku terhadap Ayreen itu bagaimana sih? Sepeti saat ini contohnya, aku makan siang berhadapan dengan Ayreen dikelasnya, aku melihat wajahnya yang selalu datar tanpa ekspresi, dan selalu terlihat tenang, meski tak berekspresi ia tetap terlihat begitu cantik, dan menurutku itu sangat imut, ia orangnya serius, meski sedang bercanda pun ia terlihat sedang berbicara hal serius. Meski begitupun aku tetap menyayangi sahabatku ini, ia juga selalu mengadu apapun kepadaku, ya, apapun itu, termasuk seseorang yang sekarang membuat dirinya kewalahan.

Selang beberapa menit, gadis dihadapanku telah menyelesaikan makan siangnya, ia pun menutup kotak makannya lalu dimasukkannya kedalam tas, tak lama ia kembali tegap dan menatapku.

"Nell, i want to ask you something."

Lagi-lagi gadis ini, ingin melontarkan sebuah pertanyaan, ya begitulah Ayreen jika memulai pembicaraan pasti bertanya dulu jika ingin bertanya sesuatu, sungguh nasib orang nggak enakan.

"Hm? Tanya apa?"

"Kamu deket sama Kak Atha ya?"

Awalnya aku tengah mengunyah suapan terakhirku, ketika pertanyaan itu keluar aku langsung nge freeze sejenak. Lagi-lagi pertanyaan tentang laki-laki di berikan kepadaku, kenapa ya Ayreen.

"Aku tanya sebab waktu itu habis lihat story WA nya Kak Atha, ada kamu disitu. Bener kan?" Tanya Ayreen kembali.

"Kok tahu?"

"Kamu lupa? Kak Atha purna OSIS Nell.."

Sial, aku baru ingat kalau laki-laki yang disebut Ayreen itu mantan OSIS, iya, laki-laki itu adalah kakak kelas 12 yang sudah purna dari kegiatan organisasi, karena masa jabatannya yang sudah berakhir.

"Hampir lupa, tapi aku ingat. Ya, itu bener kok, kita emang udah deket dari SMP."

"Oh.." Ayreen hanya ber-oh ria sembari mengangguk, ya jawaban yang sudah kuduga dan kudapatkan darinya.

Diam sejenak, kalau dipikir-pikir jika Bang Atha adalah purna OSIS, bukankah pastinya dekat dengan Haga? Ok, sekarang aku lebih panik dengan laki-laki itu, bagaimana jika ia melihat story Bang Atha, apa yang ia rasakan? Tapi, mengapa aku panik, kita cuma temenan aja kan? Ya, we're just friend, nggak lebih.

"Terus Haga?"

Jleb

Pertanyaan menusuk keluar dari mulut Ayreen, kenapa ia tiba-tiba sekali membahas Haga, dan hubungan apapun yang bersangkutan denganku.

"Ah.. kita cuma temanan Ay, iya."

Dan lagi-lagi Ayreen cuma menganggukkan kepalanya, dan melanjutkan aktifitasnya.

Lagi pula, aku dan Haga memang hanya sekedar teman, aku duluan yang menganggapnya teman, dan juga aku yang pertama mengajaknya berteman, laki-laki itu juga menerimanya dengan baik dan tak protes sedikit pun. Aku pun sadar, bahwa memang sedari awal aku hanya kagum dengan ketua OSIS itu, sama sekali tidak ada rasa lebih dari pada rasa kagum itu.

Ku putuskan bahwa mulai sekarang aku tidak ada rasa lagi dengan laki-laki itu, dan aku juga menganggap bahwa aku hanya kagum padanya. Kagum akan sifatnya yang baik dan ramah, kagum akan sikap tegas dan berani nya ketika bertugas, serta dirinya yang sangat pintar dan cerdas itu, aku benar-benar hanya sekedar kagum dengan segala kelebihan dirinya.

Attention [Bluescent] | On Going |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang