__________
Ayreen POVKebetulan hari ini hari selasa, aku pulang sedikit terlambat dari biasanya karena jadwal ekstra jurnalistik.
Jujur saja saat menuju gerbang aku merasa ada seseorang yang menungguku didepan, bukan Bang Samuel, atau pun supir mobil ku yang biasanya, melainkan laki-laki yang baru saja berkelahi di jam istirahat sekolah tadi.
Dan saat aku sampai di depan gerbang, aku menoleh ke kanan dan benar saja, Joe ada disana, ia duduk di bangku taman sembari bermain dengan ponselnya.
Sungguh heran, padahal ia berangkat mengendarai motor, tapi mengapa ia tidak pulang langsung. Dan saat aku melihat parkiran samping sekolah juga udah lumayan sepi, aku bingung apa yang Joe tunggu, atau ia habis ada ekstra? Tapi setahuku dia hanya mengikuti ekstra basket, badminton, dan futsal. Itu pun ekstranya dilaksanakan bukan hari ini.
Tapi, disisi lain aku penasaran mengapa ia bisa berkelahi dengan teman jurnal ku tadi di jam istirahat. Ya, ia tadi berkelahi dengan teman jurnalku, namanya Gabriel, dan akhirnya aku hari ini lagi-lagi terpaksa menghampiri laki-laki yang sedang duduk di bangku depan sekolah itu.
Aku duduk di sampingnya tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, dan ia pun belum menyadari keberadaanku saat ini, dan masih fokus pada ponsel genggamnya. Ya, aku juga nggak menghiraukannya sih, biarkan dia mau ngapain, itu juga lebih baik dari pada aku langsung berinteraksi. Jujur saja, malas untuk berbicara dengan Joe, kadang benar kadang nggak jelas parah.
"Aku tahu kok, Ayreen kan." Ucapnya tiba-tiba dengan percaya diri tanpa memandang ke arahku.
"Kamu pasti kecewa lagi, gara-gara aku tadi berantem sama anak." Ya, aku kecewa Joe.
"But, is okay kok, bukan salah ku, jadi kamu tenang aja."
Ya tuhan, syukurlah, tapi aku nggak bisa tenang segampang itu Joe, bisa saja poin mu bertambah karena terlibat perkelahian kan.
"Dan, nggak dapat poin.." Lanjutnya, wait wait, kenapa dia seakan tahu isi hati ku, kenapa seakan ia membaca pikiranku sekarang, aneh. Tapi, syukurlah kalau gitu, yang ku takutkan dan yang ku penasaran hanya itu.
"Hi Ayreen!!"
Dan sekarang, yang bersangkutan dengan Joe tadi, hadir menyapa ku, Gabriel.
Aku reflek mendongakkan kepala dan menyapanya balik.
"Ya?""Sorry ya Ay, aku tadi nggak hadir ekstra, tadi gimana bahas majalah nya?" Ucapnya dengan senyuman yang terus terlukis diwajahnya.
Sembari aku menjawab pertanyaan darinya, aku menatap mata Gabriel, aku melihat laki-laki itu seakan mengarahkan matanya ke samping ke arah Joe, sembari menarik satu sudut bibirnya. Pandangan Gabriel seakan menyombongkan sesuatu ke Joe. Aku nggak tahu masalah mereka apa, tapi mengapa Gabriel disini terlihat sedikit menyebalkan dari biasanya, senyumnya bikin muak.
Sementara itu Joe hanya bersikap cuek dan fokus pada ponselnya, tanpa menatap atau mendongak ke sumber suara Gabriel. Seakan tadi mereka tak melakukan sesuatu, dan begitu cepat berlalu.
"Ok kalau gitu, thanks ya Ayreen!" Ucapnya menutup topik obrolan, aku pun hanya membalasnya dengan anggukan.
"Nggak pulang Ay?" Tanya nya lagi, nggak biasanya Gabriel se-kepo ini denganku.
"Belum dijemput."
"Ohh, mau bareng nggak?"
"Nggak, nanti Abang ku nyariin." Setelah itu Gabriel hanya mengangguk paham.
"Yaudah, aku pulang duluan ya. Bye Ayreen!" Ucapnya berjalan menuju parkiran sembari melambaikan tangannya, aku hanya mengangguk biasa tanpa membalas lambaian tangannya. Dan tentunya laki-laki itu berjalan dengan senyuman yang entah mengapa sangat mencurigakan, pandangannya juga tidak sepenuhnya ke arahku. Melainkan Joe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Attention [Bluescent] | On Going |
RomanceCerita ini cukup membosankan, iya, membosankan kalau cuma dilihat covernya tapi nggak klik baca 😋 [slow update] Q:What do you think about Si Nakal and Si Rajin want to be in a realitionship? A: Nobody knows Joe hanya menginginkannya, ia sudah la...