Sama seperti langit disore hari yang tidak pernah mengecewakan, kedatangan seorang laki-laki yang perbedaan usianya terpaut 5 tahun diatasnya membuat suasana hati Zello sangat baik.
"What's going on, buddy?" Zello menerima pelukan hangat dari orang yang sudah ia anggap saudara itu.
"I haven't seen you for a long time, Bang. Gue seneng banget sekarang lo disini," ungkap Zello terdengar tulus.
Laki-laki itu, bukan saudara sedarah Zello, tetapi perannya cukup penting dihidup Zello. Sama seperti Floryn yang mengisi hari-harinya di masa kecil hingga sekarang, laki-laki itu juga selalu ada untuknya, menemaninya tumbuh dan membimbingnya dalam banyak hal.
Dia, Heksa Helium, anak dari Raksa Helium. Persahabatan antara Alkana dan Raksa membawa Heksa dan Zello juga menjadi sangat dekat, melebihi para ayah mereka dulu. "Lo ke sini sama bokap, Bang?"
"Sayangnya nggak, dia lagi liburan ke Den Haag sama istrinya."
Zello jadi teringat suatu hal saat mendengar istri Raksa. "Andrea Helium?"
Sepertinya banyak yang terkejut tiap kali mendengar siapa yang menyandang status sebagai istri Raksa saat ini, termasuk Zello, yang sampai menanyakan kebenarannya. Nama belakang keduanya yang sama, Helium, terdengar seperti hubungan terlarang ditelinga siapapun.
"Ya, Andrea. Dia Kakaknya Salvio Helium, temen band lo 'kan? Ngomongin soal nama belakang, iya memang sama, tapi nggak ada hubungan darah seperti ikatan keluarga yang menghalangi mereka untuk menjalin kasih."
Zello mengangguk paham. Bukan hal yang mustahil jika menemukan nama yang sama di dunia ini. Dan kebetulannya, Heksa dan Salvio—teman bandnya, sekarang sudah menjadi keluarga, dengan nama belakang yang sama.
"Gue mau ketemu Bunda," ucap Heksa menyampaikan tujuannya datang ke kediaman Antrasena.
"Didalam sama Othello, kalau Ayah jarang di rumah, tahu kan?"
Heksa menepuk pundak Zello sembari tersenyum mengejek. "Ya, Ayah dari dulu memang pekerja keras."
Zello tampak menampilkan wajah menyesal karena tak bisa menemani Heksa lebih lama di rumahnya. Begitupun juga Heksa yang bertanya, "Gue baru aja dateng dan lo mau pergi?"
"Sorry, Bang. Gue harus ke studio musik, ada masalah disana."
"Oke, santai." sebelum benar-benar pergi, Heksa sempat berbisik. "Raganta butuh lo, kabarin gue kalau lo berubah pikiran."
✰✰✰
Zello pernah bermimpi memiliki sebuah band, bisa memproseduri album dan single dari bandnya, bisa membeli studio yang layak dan bisa punya jam terbang yang menjanjikan. Dari mimpi itulah Zello meminta Elio, Salvio dan Roberto membantunya untuk mewujudkannya.
Namun mimpi terkadang memang hanya sebuah mimpi, kalaupun terwujud, ada sebagian yang tak sesuai ekspektasi dan berujung hancur. Setidaknya satu saja, dari banyaknya mimpi, apa yang Zello ingin pertahankan saat ini tidak boleh hancur.
"Bubar aja kalau gini ceritanya," murka Salvio.
"Tolol," komentar Elio.
"Gue tolol, kalian semua tolol, band ini nggak akan berhasil. Puas lo?" Salvio makin meninggikan suaranya.
Sebagai yang paling dewasa secara umur, Julio—anak seni musik murni—memcoba menengahi. "Please, stop guys. Kita masih bisa dapetin project yang lain, selalu ada kesempatan baru, remember?"
![](https://img.wattpad.com/cover/211732028-288-k192351.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TACHYCARDIA
Romance"Lo nggak mau naik level dari babu jadi pacar gue gitu?" "Ogah." Kala benci menjadi sesuatu yang dinanti, amarah yang bertukar dengan rasa nyaman, keinginan untuk bersama lebih banyak dibanding yang dipikirkan. Raga yang terikat dengan cinta tidak b...