Hari sudah malam saat ketiganya sampai di rumah. Begitu sampai Ciel langsung berlari ke dalam rumah menembus hujan lebat karena posisi garasi dan rumah terpisah, tindakannya menimbulkan pekikan dari bunda.
"Adek!, Pakek payungnya nak!, Ya ampun anak itu" pusing kepala bunda melihat si bungsu.
"Ayo bunda" Karan merangkul bundanya untuk masuk ke rumah dengan dia yang memegang payung.
"Adekmu itu loh bang"
"Marahin dong Bun"
"Mana bisa bunda marah sama dia"
"Di manjain terus pantesan tu bocil ngelunjak"
Bunda hanya tersenyum mendengar anak sulungnya, benar adanya bunda sangat memanjakan anak bungsunya itu.
Tapi Aciel meskipun dia manja di rumah, tapi sebenarnya Aciel tumbuh jadi anak yang baik hati, senang membantu orang lain, bertanggung jawab, tekun, dan tidak pernah membuat bundanya kecewa dan sedih....
Seusai mandi, Aciel langsung keluar kamar merasa perutnya sudah minta di isi. Sampai di dapur dia melihat bunda sudah menghidangkan makan malam.
Terlihat juga Karan yang meskipun sudah duduk di meja makan tapi dia lebih fokus pada ponselnya.Aciel duduk di sisi lain berhadapan dengan abangnya.
"Abang main hp terus, gak sopan loh depan makanan" ucap Ciel
Karan meletakkan ponselnya "ini karena nungguin kamu lama banget, datang-datang malah ngomelin, dasar bocil, tu pinggangnya masih sakit gak??"
"Hehehe" Aciel nyengir kikuk
"Maaf deh Abang, tadi aku lama mandinya karena pinggang aku kerasa mangkin nyeri kalo banyak gerak"
"Iya dek mangkin sakit?" Tanya bunda khawatir
"Eung" angguk Ciel dengan mulut melengkung kebawah.
"Siap makan kita langsung ke rumah sakit" tegas Karan.
"Iya bunda setuju, yaudah makan dulu nak, abis ini kita langsung pergi"
..
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantic Brother
FanfictionDemi adek kesayangannya, Karan rela jika harus memberikan seluruh dunianya pada sang adek Daffin Aciel. SEBELUM BACA FOLLOW DULU YA GUYS.