4. drunk & crying

662 89 6
                                    

Bayu dengan sisa-sisa tenaga dan kesadarannya mencoba membereskan bekas makanan mereka yang sudah berserak kemana-mana, walaupun usahanya hanya sia-sia karena bukannya bersih malah mangkin berserakan. Setiap apa yg dia pegang akan terjatuh kembali, Bayu sudah mabuk. Lalu Malik sibuk membangunkan Aciel yang sudah tepar di sofa.

"Ciel bangun, Lo harus telpon bang Karan woi" Malik menepuk-nepuk paha Aciel tapi anak itu malah marah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ciel bangun, Lo harus telpon bang Karan woi" Malik menepuk-nepuk paha Aciel tapi anak itu malah marah.

"Janganh ganggu gue"

"Matilah kita!, Mati, ini anak beneran mabok" Malik frustasi

"Telat Lo paniknya, harusnya dari tadi Lo cegah dia minum, Lo juga gila udah tau Ciel pantang mabok, malah Lo suruh minum" Bayu mengomeli malik

"Ya terus gimana ini?" Malik meremas rambutnya, selain kepalanya yang sudah mulai terasa berat karena alkohol, juga pusing memikirkan bagaimana cara menghubungi Karan.

"Coba telpon bang Karan gih? Ngomong aja apa adanya"

"Mana berani gue, Lo aja bay"

"Apa lagi gue, gak ya, gue gak mau"

"Yg bikin pusing malah turu" Malik mendekati Aciel mencoba membangunkannya sekali lagi.

Selagi mereka berdua berdebat siapa yang akan berbicara pada Karan untuk menjemput Aciel. Tiba-tiba pintu di ketuk dari arah luar.

Bayu dan Malik saling melempar tatap.
Lalu Bayu melangkah sempoyongan mendekati pintu, saat Bayu membuka separoh pintu itu dia mendapati Karan disana, dia sangat terkejut.

"Bang Karan?"

"Mana Ciel?" Tanya Karan dengan raut wajah datar

"A..ada di...di dalam bang, masuk aja" bayu menelan ludah gugup, begitupun Malik yang sudah berdiri membeku di samping Aciel.

Begitu masuk Karan bisa melihat kekacauan kamar dan ketiga orang disana.

"Bang..." Malik jadi tidak tau harus berkata apa.

Karan mendekati Aciel, tanpa menanggapi Malik. Melihat sang adik sudah tak sadarkan diri, Aciel tertidur dengan dengkuran halus. Karan memijit pelipisnya, Karan marah, jelas sekali.

"Bang, maaf ya kita minum-minum, Aciel nya jangan di marahin nanti ya bang, tadi gue yang minta Aciel minum bang" Malik menundukkan kepalanya karena merasa bersalah.

"Lo lagi ulang tahun?" Tanya Karan tiba-tiba

"Hah?, I..iya bang"

"Selamat ulang tahun ya, hadiahnya besok gue kirimin, tadi gak sempat beli karena kepikiran bocah ini" ucap Karan lalu mengusap surai adeknya yang berantakan.

"Bang, makasih bang udah ngucapin, tapi tetap aja, gue minta maaf udah bikin Aciel mabok"

"Hah" Karan menghela nafas,

Romantic Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang