"Mama lama banget sih!" Gerutu Damian Neyara dan Damian berjongkok di depan pintu masuk pemakaman seperti dua anak hilang. Neyara diam-diam memperhatikan setiap inci tubuh Damian. Ya, Damian sangat mirip dengan mendiang kakak laki-laki nya, Erlangga.
Sampai akhirnya Damian sadar bahwa ada yang sedang memperhatikan nya. "Kenapa? Terpesona?" Ia memajukan wajahnya ke depan wajah Neyara. Neyara sontak memundurkan wajahnya. "Gak, Muka lo serem kayak preman" Ucap Neyara.
Neyara merasa sangat bosan, Sambil menunggu kedatangan Lisa, Neyara yang tengah jongkok dengan iseng memainkan tanah yang ada di depannya. "Ngapain?" Tanya Damian. Neyara tengah asik bermain bersama tanah-tanah nya. "Main masak-masakan, Mau ikutan ga?" Neyara menyodorkan segenggam tanah Merah ditangannya. Wajahnya bagai anak kecil tak berdosa jika dilihat-lihat. Damian tertawa gemas melihat tingkah Neyara. "Mau dimasakin apa bu?" Tanya Damian. Neyara terdiam sejenak, Apa? Damian mau memainkan permainan yang kekanak-kanakan ini?
Neyara mengambil sebuah ranting kecil yang akan dia gunakan sebagai spatula untuk mengaduk. "Kita bikin sup ee kuda!" Ucap Neyara. Damian tertawa geli mendengarnya. Damian mengikuti seluruh arahan yang Neyara berikan. Dari mengambil batu, mencampurkan pasir dan tanah, Mengaduknya, dan segala hal aneh yang baru ia rasakan hari ini.
"Sabar ya anakku, Masakan mama belum mateng" Ucap Neyara sambil mengaduk-aduk tanah yang ada di atas daun itu. Rasa sakit yang Damian rasakan kini tidak terasa sama sekali karena tingkah Neyara yang berhasil membuat nya tertawa terus-menerus.
"Iya bukkk" Ucap Damian.
Untuk pertama kalinya Damian merasakan hal ini. Dirinya yang selalu tertutup karena menganggap semua orang adalah kasta terendah, Kini merasakan apa arti dari manusia sebagai makhluk sosial.
"Masih lama bukk?" Tanya Damian. Damian yang biasanya tidak mau meladeni tingkah aneh Neyara, Kini malah ikut terjerumus menjadi aneh. Bukan karena apa, Tapi semua ini ia lakukan demi menghibur Neyara yang pasti sedih akibat merindukan kakaknya.
Neyara berbalik arah dan menatap Damian. "TADAAAA, Sup eek kuda nya sudah jadiiii!!!" Neyara membawa sehelai daun pisang yang berisi tanah yang menjijikan itu. Damian mengambil sup itu.
TIN! TIN!
Sebuah klakson mobil. Mobil merah mengkilap itu berhenti tepat didepan Neyara dan Damian.
Lisa membuka kaca mobilnya. "YAALLAH NI ANAK! UDAH DIKUBURAN, MAENAN TANAH, KEUJANAN, LUKA-LUKA, MASUK CEPET!" Neyara membopong Damian untuk berdiri dan masuk kedalam mobil. Sesampainya didalam mobil, Damian dan Neyara habis-habisan di interogasi oleh Lisa.
"Neyara, Jangan suka ngilang ya sayang? Anak mama kalo sudah naksir otaknya rada belok soalnya" Ucap Lisa sambil menyetir.
Neyara dan Damian yang duduk di bangku penumpang belakang hanya bisa diam tersipu.
Neyara menatap air hujan yang jatuh membasahi kaca mobil. Ia duduk di sebelah kiri mobil, Dan Damian di sebelah kanan.
Neyara merasa suasana hari ini sangat menyedihkan. Sejuk, Dengan sentuhan air hujan yang lembut seakan langit tengah menangis.
Damian menatap Neyara yang tengah menatap air hujan dari jendela. "Jangan nekat, Hari apes gak ada di kalender" Ucap Damian. Suara Damian yang tegas mengejutkan Neyara. Lisa hanya bisa senyam-senyum melihat romansa putranya ini.
Neyara mengangguk. "Makasih, Dan, Maaf.." Ucap Neyara. Damian memalingkan wajahnya, Lalu tersenyum secara diam-diam tanpa diketahui Neyara.
15 menit kemudian, Mereka sampai dirumah Damian. Neyara pergi bersama Lisa ke kamar Lisa untuk membantu Neyara membersihkan diri dan mencuci seragam Neyara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Incident
Teen FictionNeyara Karina, Seorang gadis berusia 15 tahun yang baru masuk sebagai siswi SMA. Neyara gadis yang ceria, Humoris, Cantik, dan Cerdas. Namun banyak misteri dalam diri Neyara yang ia tutupi dibalik tawanya. Dibesarkan oleh orang tua yang sangat "Stri...