4

440 52 10
                                    

sebulan dua bulan telah berlalu, namun hubungan keduanya tak kunjung membaik, rora dan junkyu. junkyu masih saja mengabaikan rora dan sikecil rora pun tak berani lagi mengganggu atau mendekati junkyu.

kedua orangtuanya berfikir bahwa junkyu mungkin memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan rora, namun sudah selama ini, ia masih menutup diri.

oleh karena itu, kedua orangtua junkyu berencana membawa rora ke us, dimana salah satu cabang perusahaan mereka ada disana. rora mungkin akan bersekolah dan tinggal disana untuk beberapa waktu, ini demi kebaikan mereka berdua. mereka akan sering sering mengunjungi rora.

"mama? papa? sebenarnya kita mau kemana?" gadis kecil yang bernama rora itu bertanya.

kedua orangtua paruh bayah yang sedang bersiap-siap itu reflek menoleh,
"rora sayang.. sini duduk dulu" ucap mamanya sambil menepuk space kosong dikasur yang sedang ia duduki.

"kamu pindah sekolah gapapa ya? kita mau ke luar negeri naik pesawat, kamu belum pernah kan?"

"tapi mama sama papa gabisa temenin kamu disana, tapi ada aunty baik kok nanti yang bakalan jagain kamu. rumah kamu disana juga nanti besar kaya disini, pokoknya kamu butuh apa aja bilang sama mama papa aja, mama udah beliin hp buat kamu. nanti mama kasihnya disana aja ya?"

rora diam. bayak pikiran yang tidak enak bersarang dikepala gadis kecil itu.
"kenapa ma?" namun hanya dua kata ini yang dapat keluar dari mulut kecilnya.

"sayang maaf ya, mama ngga bermaksud tapi kayanya kak junkyu belum bisa nerima kehadiran kamu.. mama ngga tega lihat kamu dicuekin terus sama kakak"

"nanti kalau kamu udah besar, mama papa pasti jemput lagi kok! kita kumpul bareng bareng lagi. biarin aja kak junkyu sadar dulu, nanti dia pasti kecarian kalau kamu udah pergi"

"tapi rora takut.."
ucap rora. gadis itu menundukkan pandangannya dengan kedua bola mata yang sudah bergelinang air.

giliran lelaki paruh bayah itu yang mendekat, ia menghela nafasnya pelan sebelum ikut duduk disamping rora.
"ga usah takut, kan mama udah bilang ada aunty baik yang bakal jaga kamu. mama sama papa juga bakalan sering dateng kok buat nengokin kamu, udah jangan nangis ya"

papanya itu kemudian mengangkat wajah rora untuk menghadapnya lalu mengusap air mata yang telah jatuh mengaliri pipi gembul anak manisnya itu.

"kamu udah siap kan? sana pamit dulu sama kak junkyu nya habis itu kita berangkat"

rora mengangguk patuh. ia dengan segera turun dari kasur dan berjalan keluar kamar. ia akan naik ke lantai atas, dimana kakak laki lakinya itu berada.

tok tok tok!

tok tok tok!

"kakak?"

"kak junkyu?"

tok tok tok!

"kak-"

"berisik! masuk aja!!"

rora yang mendengar teriakan dari dalam tentu saja kaget. tapi ia mengendalikan rasa kagetnya dengan cepat dan membuka pintu kamar kakaknya itu.

padahal hari sudah siang, tapi kakaknya itu masih tertidur diatas ranjangnya. kamarnya juga gelap sekali.

rora kemudian berjalan kearah ranjang guna mendekat pada kakaknya itu.
ia bisa melihat junkyu tanpa atasan tetapi tetap memakai selimut. dia ini kepanasan atau kedinginan?

"kak"
panggil rora pelan. ia takut junkyu marah.

"hm" junkyu menyahutinya tanpa membuka matanya sama sekali. ia masih memejamkan matanya.

"rora.."

"kenapasih?! cepet ah gue ngantuk!"

sekali lagi rora terkaget. ia meneguk ludahnya payah. kakaknya ini, meski sedang tidur pun aura galaknya ga pernah hilang sedikit pun.

"rora mau pamit, kata mama sama papa rora mau sekolah diluar negeri, nanti pulang lagi kesini kalau udah besar"

"rora minta maaf ya kalau kakak ngga nyaman sama rora. maafin rora kalau ada salah sama kakak selama ini"

mendengar itu, kedua bola mata junkyu terbuka. ia menatap rora dengan mata sayunya yang masih mengantuk.
"kapan?" tanyanya.

"sekarang. rora udah siap, mama sama papa juga udah" jawab rora. ia memainkan ujung bajunya sembari menunggu respon junkyu selanjutnya.

"oh, yaudah...

...hati-hati"

rora mengangguk cepat san kemudian tersenyum, kata sesederhana itu mampu mengembalikan kesedihannya.

junkyu juga masih setia menatap gadis kecil yang berada dihadapannya ini. entah mengapa ia menjadi sedikit merasa bersalah.

"kalau gitu rora pergi dulu ya kak, rora sayang kakak"

chuu!

kedua bola mata junkyu membola kaget. astaga, siapa yang mengajari anak sekecil itu melakukan ini??!!

junkyu udah mau marah tapi rora udah lari ngacir duluan keluar kamar.
shock banget dia tiba-tiba dicium sama anak kecil.

dibibir lagi!!

"buset dah bibir gue"














































tbc.

habis ini alurnya bakalan >>cepet karna target end chapternya itu paling banyak 15, atau mentok mentok cuma 10 chapter doang hihihi

see u!


°love meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang