5

389 52 19
                                    

gaada yang nyariin book ini kah?😔

*

*

*

"oh my gosh mamaa, why u so late?? panas banget tauu"

wanita yang sudah berumur itu tersenyum kemudian berjalan mendekat, "maaf ya sayang, tadi mama ngurus papa dulu, tiba-tiba banget dia meeting dadakan"

"it's okay, sorry ya ma, mama jadi repot gini, maaf yaa udah marah marah"

"engga ih kamu ini, udah ayo mau kemana dulu? mau makan? apa jalan jalan dulu? atau mau langsung pulang aja?"

"makan dulu ya, aku laper hehe"

wanita itu kemudian tersenyum manis, "kamu kelaparan ya nungguin mama? lagian kenapa ga jajan dulu aja si tadi? ada minimarket loh itu"

"ga ah, nanti diculik om om"

"bisa aja, udah ayo cari makan bentar lagi udah mau gelap, kaka sama ayah mu bentar lagi pulang"

"let's gaurrr"

***

"kenapasi raa?? kamu lama-lama mama seret aja ya!"

"mama ih pelan-pelannn aku takutt"

wanita itu berdecak pelan, ia meletakkan kedua tangannya di masing-masing sisi pinggang nya.

"takut sama apa coba?!"

rora memajukan bibirnya beberapa senti kemudian menunjukkan salah satu mobil yang berada di garasi rumah mereka. ya, setelah sekian lama rora pun kembali pulang, gadis kecil itu kini telah beranjak dewasa.

"kak junkyu udah pulang ih, I'm so scareddd"

"denger, kamu itu udah gede! ga mungkin lah junkyu marahin kamu lagi, lagian kalau dimarahin beneran kan kamu udah bisa bales marahin balik? udah gede ah, lawan aja"

"kalau aku ditonjok?"

"tonjok balik lah, kamu belajar karate juga kan disana? jangan mau kalah dong"

rora mendengus pelan, "mama nih ajarannya sesat"

"bodo, udah ayo masuk!"

dan pada akhirnya rora beneran diseret sama mamanya buat masuk. gimana engga? mereka udah ada hampir setengah jam diluar rumah hanya karena rora yang tak kunjung mau masuk dengan alasan junkyu sudah pulang.

"mama waitt! mamaaa ihh"

"diem" ucapnya sambil terus menggeret anak gadisnya itu.

"oke sampai! welcome home sayangg, selamat tinggal bareng kita lagi, semoga kali ini semuanya udah baik yaa"

"iya mamaa tapi nanti dulu, suara mama pelanin kek nanti kak junkyu nya datengg"

"ya emang kenapa sih kalau dateng? kan kakak harus tau juga kalau kamu udah pulang"

"ga gamauu besok pagi aja taunya, kalau sekarang aku masih bingung"

"yaudahlah terserah kamu saja, papa mu ini kayanya belum balik, mama harus susul ke kantor deh kayanya"

"kamu istirahat dulu aja ya, mama pergi dulu"

rora merubah ekspresinya dengan cepat, dahinya mengkerut dalam pertanda tak setuju, "mom! seriously??"

"ya apalagii?"

"terus aku disini sama siapa?"

"junkyu?"

"ma.."

wanita itu mengibaskan tangannya didepan wajah rora, "sssttt, kamu gausah banyak protes, makin gede kok makin ciut nyalinya"

"biarin, mama sama papa nanti ga pulang aja sekalian biar kamu sama kakakmu itu berduaan disini, hayo kamu"

rora membulatkan kedua bola matanya, ia menatap sosok yang telah menjadi mamanya itu kian menjauh tanpa menoleh padanya sedikitpun. sungguh, ia tak berharap ucapan mamanya yang terakhir itu benar.

nah sekarang dirinya semakin bingung, ia ingin beristirahat kemana? dirinya baru ingat bahwa rumah sebesar ini kamarnya cuma dua. haruskah ia kekamar mama papanya saja? sepertinya ya, karna tak mungkin juga jika ia kekamar junkyu.

sesampainya dikamar, rora menghempaskan tubuhnya ke kasur. hari ini adalah hari yang melelahkan, setelah sekian lama akhirnya ia kembali lagi kerumah ini dengan dirinya yang sudah tumbuh dewasa. lama tak ia lihat,  rumah ini masih sama, tak ada perbedaan yang begitu berarti, meski dulu hanya ia tinggali beberapa bulan saja, sejujurnya ia juga merindukan rumah ini. terlebih kakaknya yang satu itu.

junkyu adalah satu satunya orang dirumah ini yang sama sekali tidak pernah mengunjungi bahkan menghubunginya lewat telfon sekalipun. dirinya berani bertaruh kalau sekarang ia pasti sudah lupa bagaimana rupa junkyu, bahkan jika disuruh untuk mengenali dirinya lewat suara, rora berani jamin bahwa dirinya akan benar benar salah mengenalinya.

selesai dulu mengenai junkyu, kini dirinya haus tapi sekali lagi, ia terlalu takut untuk keluar dan bertemu dengan junkyu karna sungguh, rora takut jika junkyu masih tidak menginginkan kehadiran dirinya disini, dirumah ini, dan di keluarga ini.

kembali berlarut dalam pikirannya, rora kemudian menggeleng cepat. ia memeriksa jam dipergelangan tangannya yang menunjukkan pukul 20.15 malam, junkyu pasti sedang mengerjakan pekerjaan kantornya di kamar atau mungkin saja junkyu, pemuda kantoran itu sudah terlelap. ya, pasti. 

setelah rora meyakinkan dirinya sendiri, ia mulai beranjak. ia melangkah sepelan mungkin menuju dapur dan langsung menuju kulkas 2 pintu itu.
ia meraih satu kaleng sprite bersoda entah milik siapa itu dan langsung menegaknya yang dimana membuat diri nya langsung terbatuk-batuk.

"siapa disana?"

"oh god..."

rora memejamkan kedua matanya kuat kuat, ia sudah mati matian menjaga suara pergerakannya kenapa juga ia harus tersedak dan terbatuk?!!

"siapa?!"

mampus. tidak ada sahutan dari rora membuat derap langkah kaki tegas terdengar. rora bahkan sudah meremas kaleng soda yang ia pegang dengan erat.

"plis siapapun tolonginn, gue takut bangettt" ucapnya dalam hati, sedetik sebelum tubuhnya dibalik paksa.

"kamu?"

jantung rora berdegup begitu kencang, suara itu, itu suara junkyu. astaga suaranya saja sudah sangat tampan, rora jadi makin penasaran sama wajahnya.

dengan takut takut, rora perlahan membuka kedua matanya, dan pemandangan pertama yang ia lihat adalah wajah tampan kakaknya yaitu junkyu yang ternyata tak beda jauh dengan tahun tahun yang lalu.

jika dulu junkyu tampan urakan, sekarang ini adalah junkyu tampan dewasa. auranya begitu dewasa dan sangat mencekam meski hanya dibalut kemeja putih seperti ini.

"rora?"

"handsome and mature-

-looks so sexy"



























































tbc.

haruskah gweh dabel up?😄
vote n comment dlu!

°love meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang