11

693 39 45
                                    

merasa tubuh rora menggigil, junkyu dengan sigap mengangkat tubuh adiknya itu dan membridalnya kedalam mobil. didalam mobil ia menangkup wajah rora dan membersihkan wajahnya yang basah menggunakan lengan kemejanya.

"kamu gapapa? maaf.."

dengan mata yang terpejam, rora menggeleng pelan, ia membuka matanya perlahan dan tersenyum kecil menatap junkyu, "makasih" ucapnya lirih.

junkyu tampak prihatin, bibir merah muda gadis itu kini tampak membiru pucat, dirinya ini adalah penyebab segalanya. ia menoleh kemudian meraih jas nya yang sengaja ia taruh dikursi belakang dan memberinya pada rora.

"saya akan lihat keluar, buka baju kamu terus ganti sama jas saya, kamu sudah kedinginan" ucapnya dan segera berbalik menatap luar jendela tanpa mendengar jawaban rora.

namun gadis itu kini tak punya banyak kekuatan untuk menolak, jadi ia menurut dengan membuka bajunya perlahan dan memakai jas junkyu dengan segera.

"udah" ujarnya pelan.

junkyu kembali mengalihkan pandangannya, ia melihat rora benar benar sudah mengenakan jasnya, namun ia masih diselimuti rasa bersalah ketika tubuh mungil itu masih bergetar menggigil.

tak ada pilihan lain, junkyu akhirnya menarik rora kuat untuk duduk dipangkuannya, jika tak ada penghangat apapun, manusia juga bisa menjadi solusi.

tangan itu dengan segera menahan pinggang rora agar tidak terjatuh, ia membawa kedua tangan rora untuk mengalungi lehernya. rora sendiri bingung dan tak tahu apa yang akan dilakukan pemuda dihadapannya ini, tapi dirinya itu terlalu lemas walau hanya mengeluarkan sepatah kata.

kedua netra gelap itu menatap dua netra lain diatasnya yang berwarna coklat, ia menelisik bagian dari wajah itu satu persatu, haruskah ia melakukannya?

"maaf.."

ucapnya sebelum menarik kepala sang gadis mendekat dan meraih bibir itu untuk ia jamah. rora tersentak kaget, dengan sisa tenaganya ia berusaha mendorong sang kakak untuk segera menjauh, namun harusnya ia sudah mengetahui bahwa itu adalah usaha yang sia-sia karena ia tak sebanding dengan junkyu.

kedua belah bibir junkyu terus bergerak mengecap bibir rora, menghisapnya bergantian atas dan bawah, rora memejamkan matanya erat-erat ketika tangan nakal junkyu juga ikut bergerak menelusup masuk melewati jas yang ia kenakan.

wajahnya memanas, perutnya merasa tergelitik, perlahan ia merasakan tubuhnya kembali menghangat akibat sentuhan sentuhan yang diberi oleh sang kakak.

"uhh.."

ciuman itu kini turun ke leher, rora bergerak gelisah ketika junkyu semakin liar, pemuda itu menghisap lehernya begitu kuat, dirinya yakin itu akan meninggalkan bekas keesokan harinya. ditambah lagi salah satu tangan pemuda itu yang masih setia bergerak kesana kemari menggerayangi tubuhnya sungguh membuatnya ingin kembali menangis.

tetapi ia nyaman, dirinya merasa hangat setelah junkyu menyentuhnya. akan tetapi, karna dirinya sudah merasa lebih baik, kegiatan ini harus segera dihentikan, ini salah.

"kak, stoph.."

kedua tangannya bergerak turun dari leher junkyu, ia menahan dada pemuda itu dan mendorongnya pelan agar berhenti dari aktivitasnya.

junkyu yang merasakan pergerakan kecil dari rora lantas memberhentikan pergerakannya, ia menatap dalam wajah rora yang menunduk dan seperkian detik kemudian, ia merasa tangannya yang masih bersembunyi di tubuh gadis itu ditarik keluar.

"kenapa?" tanya junkyu

didalam diam nya rora mendelik pelan, 'kenapa katanya??' gerutunya dalam hati.

°love meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang