BS CH 5

233 28 10
                                    

Sinar mentari mulai menyinari, pertanda mengawali aktifitas manusia di muka bumi. Begitu pula dengan Chika gadis bermata coklat itu sudah bangun dan membereskan kamar tidurnya, setelah itu pun Chika melangkahkan kakinya menuju dapur.

"Pagi, mamih Aya" ucap Chika kepada wanita yang tampak berumur sekitar 40 tahun tersebut, yang tidak lain adalah Ibunya.

"Eh putri mamih udah bangun," sambil mengelus lembut kepala Chika.

"Bikin banyak banget buat siapa emang?" tanya Chika saat melihat ibunya sedang membungkus beberapa porsi makanan. "Ini ada orang pesen katanya mau dikasih ke panti asuhan," Jawab Aya.

Chika memang hanya tinggal berdua dengan ibunya sejak dia berumur 10 tahun. Ayah Chika mengalami kecelakaan mobil.

Kejadian bermula saat Ayah Chika sedang mengendarai mobil dari arah tempat kerjanya menuju rumah, pada saat itu hujan begitu lebat yang menyebabkan air sedikit menggenangi jalanan, semua terlihat baik-baik saja hingga, tiba-tiba dari arah berlawanan mobil melaju begitu cepat untuk mendahului kendaraan di depannya, spontan ayah Chika menghindari mobil tersebut dengan cara membanting kemudi mobilnya, namun karena jalanan yang licin membuat mobil tidak dapat dikendalikan.

Kemudian mobil yang dikendarai ayah Chika menghantam keras besi pembatas jalan, beliau sempat dibawa ke rumah sakit, namun takdir berkata lain karena pendarahan hebat di otak membuat nyawanya tidak dapat tertolong.

"Waktu kemarin kayanya mama liat kamu dianterin cowo waktu pulang ngampus deh, itu siapa?" tanya Aya.

"Temen kampus baru mah namanya Nara, waktu itu si Ashel ga berangkat dan pas mau pulang posisi lagi ujan. Terus dia nawarin mau nganterin aku pulang deh." Jelas Chika.

Seketika mata Chika langsung berbinar saat melihat di meja makannya terdapat makanan favoritnya yaitu rendang. Chika bergegas mengambil nasi dan menaruhnya diatas piring, Chika begitu lahap menyantap sarapan tersebut.

Daging rendang yang empuk dan rasa bumbu yang meresap ke dalam daging membuat rasa ingin tau Chika muncul, "Mah bukannya masak rendang lama ya? sama kok dagingnya bisa empuk banget, bumbunya juga bisa meresap sampe ke dalem gini".

"Emang lama tapi, kalo kamu tau tekniknya ga selama itu kok. Kalo cara mamah yah pas rebus dagingnya itu dimasukin potongan nanas supaya cepet empuk, mamah pilih dagingnya juga ga sembarangan, mamah pilih bagian paha supaya ga gampang ancur pas dimasak, nah masaknya juga pake api kecil supaya bumbunya bisa meresap ke dagingnya," jelas Aya begitu detail.

Chika mengangguk paham setelah mendengar penjelasan dari ibunya, dan kembali melanjutkan aktifitas sarapannya.

"Nanti temenin mama anterin pesenannya ya, orangnya nanti nunggu disana soalnya" pinta Aya karena dia tau hari ini Chika sedang tidak bekerja.

"Oke mah"

Chika memutuskan untuk kembali ke kamarnya untuk bersantai sejenak, dia kemudian duduk di atas ranjangnya dan menyilangkan kakinya.

Saat sedang asyik memainkan layar handphonenya terdengar suara ketukan dari arah pintu kamarnya, "Sayang kamu siap-siap gih sebentar lagi kita berangkat," ucap Aya dari luar kamar.

"Iya bentar" jawab Chika sambil beranjak dari kasur.

Beberapa menit waktu berlalu Chika pun sudah selesai bersiap-siap. Gadis itu sudah rapi dengan celana jeans kulot, baju hitam, dan menggunakan outer berwarna kombinasi biru dan hitam serta bermotif daun, membuat gadis tersebut semakin memancarkan aura kecantikannya.

***

"Halo nak Nara, tumben dateng jam segini?" tanya wanita tua tersebut.

"Halo bu iya katanya Fre..." belum selesai Nara berbicara, "halo bu" potong Freya yang tiba-tiba muncul dari arah belakang Nara.

Beautiful SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang