Sudah 4 hari diriku beristirahat di rumah sakit karena kecelakaan pada hari itu yang memaksaku untuk dirawat.
Pintu ruanganku terbuka, dan muncul sesosok perempuan dengan rambut yang diikat dengan model messy bun.
"Loh, udah bangun ternyata.." ucapnya dengan senyuman."Gak bisa tidur aku.. kepalanya masih sakit."
"Mau aku panggil dokter aja?"
"Gak usah sayang, gapapa. Liat kamu udah mendingan kok hehe."
"Dih masih pagi udah gombal." Chika terkekeh geli mendengar ucapanku.
"Duduk dulu gih,sarapan dulu aku bawain kamu bubur."
Aku bangun memposisikan diriku duduk sambil bersandar pada dinding ranjang, kemudian Chika mulai menyuapiku suap demi suap.
"Sayang..Kamu setiap pagi kesini, emangnya kamu udah gak kerja di minimarket itu?" tanyaku.
"Udah engga kerja disana, baru beberapa hari ini sih.." jawabnya sambil menyuapiku.
"Emangnya kenapa?"
"Kalo aku alesannya cape kamu marah nggak?" tanya Chika.
Aku menggeleng "Aku yakin itu bukan alasan utama, apalagi aku tau kamu cape doang mah kayanya gak mungkin.."
Chika terkekeh,"hehe.. sebenernya ada alasan lain sih, aku pengen coba buka usaha sendiri tau.. kaya usaha tempat makan atau restoran gitu." jelasnya. "Ketambah juga kan mamaku punya usaha di bidang makanan mungkin itu juga bisa bekal buat buka usaha." Tambahnya.
"Bagus dong sayang kalo gitu mah, berarti kamu punya niatan untuk berkembang, aku setuju sama kamu.. Aku bakal dukung dan support kamu kok sayang." Ucapku sambil mengelus lembut kepala Chika.
"Tapi, ada satu hal yang mengganggu aku." Ucapnya sambil menyuapi sesendok bubur ke mulutku. "Soal modalnya, karena pasti butuh modal banyak. Dan tabunganku doang kayanya gak cukup." Tambahnya.
Aku menelan bubur yang disuapi oleh Chika dengan mudah. "Sayang, kamu fokus aja ke gimana cara kamu ngejalanin usahanya yahh.. Soal modal kamu tenang aja.. Itu biar urusan aku."
"Ehh, gak mauu gitu. Aku gak mau repotin kamu say.." Ucapan Chika kupotong karena jari telunjukku kutempelkan ke mulutnya.
"Jangan nolak yah.. Itu bukan hal yang sulit juga kok sayang."
"Iyaa sayang, makasih yah... Eh iya aku punya pertanyaan deh buat kamu, selama ini aku belum tau kamu kerja apa dan kamu belum pernah ceritain itu."
"Ohh soal itu, aku itu nggak kerja tapi aku punya usaha peninggalan kedua orang tua aku.. Nanti kalo aku udah sembuh kamu aku ajak kesana." Ucapku menjelaskan secara singkat.
Suapan terakhir berhasil mendarat di mulutku "Yey, udah abis.. Anak pinter." Ledek Chika.
"Apa deh kamu, kaya anak kecil aja."
"Adududu.. Bayi besarnya ngamuk.." Chika malah semakin gencar meledekku, aku kemudian membalas dengan menarik pipinya tersebut hingga membentuk senyuman.
"Duh duh.. iya Ra ampun-ampun udah.. Pipiku melar nanti." Pinta Chika untuk menyudahi aksiku tersebut.
Saat aku sedang asyik bercanda dengan Chika, pintu kamarku terbuka. "Aduhh pacaran terus nih berdua.." Ucap Ashel yang baru datang bersamaan dengan Aldo.
"Duhh ganggu aja lu Shel ah.." Kesal Chika.
Namun Ashel mengabaikan perkataan Chika, "Gimana Ra keadaan lu? Udah mendingan?" Tanya Ashel.
"Ya begini Shel, setidaknya lebih baik dari sebelumnya.."
"Syukur deh kalo begitu, ini gw bawa buah-buahan.. Nanti dimakan yah." Ucap Ashel sambil meletakkan bingkisan berisi beberapa jenis buah, aku mengangguk.

KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Soul
Romansa[ On going | Diusahakan update setiap minggu ] Belum Revisi . . "Aku suka deh sama langit malam" "kenapa?" "Soalnya Bulan sama Bintang sinarnya indah banget, kalo kamu suka apa ra?" "kalau aku sukanya kita bisa bersama terus selamanya chik" ATTENTI...