Rasa suka mulai muncul?

263 27 5
                                    

"kak Freya ayo main sama aku!"

"Ih kan aku duluan yang ngajak kak Freya!"

Kedua anak kecil tersebut saling menarik baju Freya karena berebut untuk bermain dengan gadis tersebut, "Gini aja, kita main bareng-bareng aja gimana?" ucap Freya sambil berjongkok dan menatap kedua anak kecil tersebut bergantian, Mereka pun mengangguk.

"Chik mau ikut gw ke taman?" ajak Nara kepada Chika.

"Jauh nggak?"

"Nggak sih, jalan kaki juga nyampe"

"Yaudah gw ikut deh"

Mereka pun berjalan keluar menuju arah taman tersebut.

Semilir angin sejuk langsung menyapa kedatangan mereka, kicauan burung, bunga yang beraneka ragam jenis dan warna juga menambah kesan indah taman tersebut. Mereka pun duduk di bawah pohon besar yang ada di taman tersebut.

"Adem banget Ra disini"

"Emang, makanya gw suka disini."

Nara pun merebahkan badannya di sebelah badan Chika dengan tangan sebagai bantalannya sambil menikmati angin sejuk yang berhembus, sementara Chika masih duduk dengan tangan yang melingkar ke kedua dengkulnya.

"Adik lu tadi gw liat-liat suka banget sama anak kecil ya?"

"Iya, dari dulu dia emang pengen banget punya adik, cuman kayanya hal itu ga bakal tercapai."

"Loh, kenapa?" tanya Chika menatap Nara heran.

"Gw ama dia yatim piatu, gimana bisa punya adik lagi?" jawab Nara.

"Eh sorry Ra gw g tau" ucap Chika merasa tidak enak.

"Santai aja, nyokap gw meninggal pas gw kecil, sementara bokap gw meninggal karena sakit jantung beberapa tahun kemudian. Sebenernya kalo boleh jujur gw lebih kasian ke Freya Chik, dia belum ngerasain kasih sayang dari seorang ibu..." Nara berhenti sejenak kemudian menarik nafas panjang, "dia bener-bener tumbuh tanpa sosok kedua orang tua," Chika mendengarkan cerita Nara dengan seksama.

Nara bangun memposisikannya dirinya menjadi bersender ke arah pohon, "Sorry ya gw malah jadi cerita gini," ucap Nara, namun Chika menggeleng. "Gapapa, gw seneng kalo ada orang yang mau cerita ke gw, berarti orang itu udah percaya ke gw." Nara tersenyum setelah mendengar ucapan Chika.

Dalam keheningan sejenak, "Gw sebenernya hampir sama kaya kalian Ra nasibnya, bedanya gw lebih beruntung aja karena masih ada nyokap, bokap gw juga meninggal pas gw kecil gara-gara kecelakaan," ucap Chika. Nara cukup kaget mendengar penuturan dari Chika, dia tidak menyangka bahwa gadis yang di sampingnya ini memiliki nasib yang hampir sama.

"Gw ga bisa bayangin jadi lu maupun Freya seberat apa Ra," kembali menatap Nara. "Ya ga usah dibayangin hahaha" ucap Nara terkekeh.

"Ih lu mah," ucap Chika sambil memukul lengan Nara.

Tiba-tiba Chika merasakan ada sesuatu yang jatuh ke pundaknya, setelah ia melihatnya. "AAAAAA, RA PLEASE TOLONGIN GW, GW TAKUT RA!" tampak Chika begitu histeris setelah melihat ada ulat bulu yang menempel pada bajunya. Namun bukannya langsung menolong Nara malah tertawa terlebih dahulu melihat ekspresi Chika yang begitu ketakutan.

Tubuh Chika semakin menegang, karena ulat tersebut tampak mulai bergerak ke arah ceruk leher Chika, melihat mata gadis disampingnya yang mulai berkaca-kaca karena ketakutan, Nara pun mengambil ranting kecil, perlahan ulat tersebut berpindah menuju ranting, dan Nara segera membuang jauh ulat tersebut.

"Jahat banget sih Ra, bukannya langsung nolongin malah ngetawain gw dulu" ucap Chika sambil menyeka air matanya yang sedikit mengalir dari matanya.

Alih-alih meminta maaf, Nara malah kembali tertawa, dia masih mengingat ekspresi wajah Chika yang begitu ketakutan, "lagian lu gara-gara ulat doang sampe gitu".

Beautiful SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang