13. Dari Hal Kecil

123 3 0
                                    

Holla Guys!

SELAMAT MALAM!

Bagaimana kabar kalian?

Emm... Tanpa berlama-lama langsung aja lah yah. Jangan lupa tandai typo!

*****

.
.

<<ARVIRHEA 13>>

***

Happy Reading
❤🐻

.
.

"Tak perlu jadi siapa pun untuk di sukai oleh orang lain."

***

Seorang cewek duduk di atas kursi tunggal sembari rambut sebahunya di tata dengan gaya rambut kepang dua oleh bunda Karla. Kini raut wajahnya tampak tertekuk menyedihkan, sebab sedari tadi seorang cowok berdiri menyender pada ambang pintu sambil terus menatapnya tajam penuh pancaran aura menyeramkan.

Arvin-cowok itu menyilangkan tangan juga kakinya dengan berlimpah kekesalan. Bagaimana tak kesal? Sekarang jam telah menunjukkan pukul 05.07, namun tunangannya itu belum juga selesai bersiap. Jikalau bisa, saat ini rasanya ia ingin sekali menelan cewek itu hidup-hidup.

"Vinn.... Kalo kamu lupa caranya ngedip, mau Bunda ajarin nggak?" ucap bunda Karla dengan nada sarkas nya sembari jari-jari tangan nya ia gunakan untuk mengikat kepang-an terakhir.

Saat itu pula cowok berlesung pipi itu langsung berkedip dan memalingkan wajah nya ke samping sambil mendengus. "Siap-siap aja baca Dasa Darma sama Tri Satya lima kali," cibirnya, karna sesuai peraturan yang telah disepakati, jika ada anggota Dewan yang telat registrasi maka akan terkena hukuman oleh sang Juru Adat.

Rhea memejamkan matanya kuat, baru ingat dengan peraturan yang padahal baru saja di buat  hari kemarin. "Ma, maaf."

Setelah Karla merapikan rambut kepang itu, sebagai sentuhan terakhir ia meraih dua potong pita berwarna merah yang berada di atas nakas, lalu setelahnya ia ikatkan pita-pita itu di atas karet pengunci ujung kepang-an dengan gaya tali pita.

Rhea berdiri dan langsung meraih ransel cream nya yang didalamnya berisi atribut ke-Dewanannya. Ada tali komando, TKU, SKU, SKK, topi boni, id card, lencana Dewan, dan baju lapang pramuka. 

CUP

Rhea menyalimi dan mengecup punggung tangan bunda Karla untuk Berpamitan. "Rhea berangkat yah Bunda," pamitnya.

"Arvin udah pasang mode Macan Persia." sambung cewek remaja itu bisik-bisik, takut jika sang empu yang ia bicarakan akan dapat mendengarnya. 

Bunda Karla terkekeh, lalu setelahnya mengusap-usap puncak rambut calon menantu nakalnya itu. 

Arvin beranjak dari tempat semula ia berdiri untuk berjalan mendekat ke arah bundanya. Cowok itu pun ikut menyalimi punggung tangan wanita paruh baya yang telah melahirkannya itu. 

Saat Rhea baru saja melewati ambang pintu utama rumah berlantai dua itu, netra coklat madu nya langsung menangkap Arvin yang sudah nangkring di atas motor Vario full modif nya. Yang paling Rhea suka dari motor putih itu adalah desain lampu alis dan juga lampu belakang yang tampak sangat keren. 

ARVIRHEA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang