BAB 6: GAIRAH

26K 58 0
                                    

Author pov..

Sepanjang perjalanan menuju rumah
Jek, zahra diam saja. Mereka hanya sesekali berbicara untuk mengusir rasa akward yang kali ini benar terasa.

Namun tak berapa lama kemudian mobil yang di tumpangi mereka berdua telah memasuki gang yang tidak terlalu besar. Nampak rumah-rumah sudah pada tutup karena kampung ini adalah kampung terletak di pinggiran kota...

Setelah memasukkan mobil ke pekarangan belakang rumah, jek menginstruksikan zahra untuk masuk. Mereka berdua masuk lewat pintu belakang rumah jek.

Untuk sesaat zahra menatap halaman rumah jek yang terlihat di penuhi banyak tumbuhan buah dan bunga.
Pasti kalau siang sejuk dan bagus untuk di fotok. Pikri zahra dalam hati...

Akhirnya mereka berdua masuk.
Kesan pertama yang di lihat zahra adalah, dia tak melihat kesan bahwa seorang jek adalah tukang parkir yang biasa dia temui di pasar.

Bagai mana tidak? Tampilan rumah yang dalamnya lumayan cukup mewah dan modern untuk ukuran tukang parkir rasanya tidak masuk akal. Namun zahra mencoba mengabaikan gal itu dan malas untuk bertanya juga.

.....

"Selamat datang dek.. Anggap rumah sendiri" Ucap jek sembari tersenyum.

"Waduh terima kasih deh haha gak nyangka untuk ukuran duda mas bersih banget ya? Ini mas pasang ART? Atau mas kerjain sendiri?"
Tanya zahra sedikit penasaran.

"Mana ada pake ART. Mana mampu saya? Saya kerjain sendiri lah. Ya walaupun gak sepenuhnya bersih dan rapi ya seenggaknya masih enak untuk di lihatlah" Ucap jek.

"Kamu duduk di sofa dulu aja ya. Saya ambil makanan ke dapur dulu" Jek hendak berlalu meninggalkan zahra.

"Eh aku ngerepotin kamu. Udah bareng aja aku bantuin" Ucap zahra tidak enak hati.

"Hem enggak usah bener deh kamu duduk manis aja tunggu depan TV. Kamu kan tamu jadi kamu adalah ratu. Biar aku layanin kamu malam ini sebagai ratu di rumah ini haha" Ucap jek lagi membuat zahra tertawa.

"Iya deh boleh. Yaudah aku tunggu depan TV ya" Zahra berlalu menuju ruang TV.

Zahra sedang mencari remot TV. Namun  matanya terdistraksi dengan beberapa photo yang di pajang di dinding yang berukuran cukup besar. Dimana di sana jek tengah ada di gunung bersalju dengan pose memegang bendera merah putih...

Ada juga jek yang tengah memegang plat bertulis kan "MAHAMERU 3.676 MDPL"

Wah zahra benar salah menilai jek. Ternyata jek bukanlah orang biasa. Pikirnya dalam hati.

..

"Dek? Lagi apa?" Tanya jek penasaran melihat zahra yang masih berdiri mengamati photo dirinya yang terpajang di dinding rumahnya.

"Emmh.. Mas suka naik gunung ya? Keren banget ini fotonya" Ucap zahra menyusul jek yang sedang duduk.

"Iya itu jaman dulu sih. Kalau sekarang sudah malas rasanya" Jek menjawab pertanyaan zahra.

"Kalau yang bersalju itu? Gunung mana? " Tanya zahra lagi penasaran.

"Oh kalau itu sih di Nepal. Dulu waktu kerja di Malaysia kebetulan bos mas suka naik gunung. Jadi mas diajak. Yaudah kebetulan deh" Ucapnya..

Zahra mengangguk pelan dan mulai menyantap popcorn yang baru saja di bawa oleh jek.

Acara menonton mereka karena sedari tadi mereka sibuk mengobrol dan banyak bercerita mengenai apa saja kehidupan mereka.

Zahra pov...

"Ya gitu mas.. Akhir-akhir ini pernikahan yang aku jalanin
Ucapku malas ketika membahas bagaimana rumah tangga yang aku jalani.

DIARY ZAHRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang