Zania merasakan semilir cahaya menerpa wajahnya. Ia membuka kelopak matanya pelan lalu bangun dari tidur nyenyaknya.
"Udah pagi ya?" monolognya yang masih dikuasai oleh kantuk.
Zania merilekskan dirinya, saat dia akan berdiri terdengar suara ketukan pintu. Siapa?
"Nia, si bungsu tersayang bangun yuk udah pagi nih" ucap Eden sambil mengetuk pintu kamar Zania.
"Bungsu tersayang ini udah bangun duluan sebelum lu kasih bangun gue. Lo terlambat sih bang" ucap Zania.
"Lah?" tanya Eden heran.
"Iya dong bang pake nanya lagi" ucap Zania
"Udah udah, mending ayok kita turun sarapan Abang Deska sudah masak yang spesial untuk adik-adiknya yang tersayang" ucap Eden.
"Dia masak?" tanya Zania tidak percaya. "Emang bibik kemana? Emang dia bisa masak?"
"Yo bisalah, Nia. Lo pikir si sulung kita itu kerjanya di dekat tumpukan dokumen mulu apa? Udah udah ayo turun sebelum dia ngamok" ceramah Eden.
"Duluan aja bang, gue bakalan turun sebentar lagi soalnya lagi bereskan kamar" ucap Zania.
"Oke kita tunggu dibawah ya" ucap Eden.
"Iya bang kalau sudah beres langsung turun kok" ucap Zania
Eden akhirnya turun ke bawah sendirian. Deska dan Fazura yang melihat Eden sendirian kebingungan.
"Nia susah dibangunin kayak biasanya ya?" celetuk Fazura terkekeh.
"Nggak" jawab Eden serius. "Malah dia bangun lebih awal"
"Terus mana Nia?" tanya Deska.
"Nia lagi diatas katanya sebentar lagi dia turun soalnya dia lagi bereskan kamarnya" jawab Eden.
"Seorang Zania Lawrence? Merapikan kamarnya? Wah.." celoteh Fazura tak percaya.
"Udah udah, kita tunggu Nia dan kita sarapan bersama" ucap Deska.
"Iya bang" sahut kedua bujang Lawrence itu.
Selang beberapa menit, tidak ada tanda-tanda kehadiran Zania untuk keluar dari kamarnya. Hal ini tentu membuat ketiga kakaknya saling pandang dalam keheningan sebelum-
"Kok lama ya?"
-salah satu dari mereka mendobrak suasana.
"Coba kalian panggil dari sini gih" perintah Deska.
"NIAA! Lo belum selesai kah?" tanya Fazura dengan suara yang keras.
"Niaa cepat turun ke bawah!" tanya Eden.
"Gue kesitu! Jangan teriak terlalu keras dong bang!" ucap Zania.
"Ini nih bang Deska yang nyuruh" elak Fazura.
"Iya betul tuh" dukung Eden.
"Iyalah soalnya sudah berapa menit kita sudah menunggu kamu lama banget sih kita ini sudah lapar tau gak sih" ucap Deska
"Iya tuh"
"Betul banget"
Zania tampak tengah menuruni tangga dan menghampiri ketiga saudaranya, "Iya maaf ya, gue udah bikin kalian semua menunggu"
Empat Lawrence Bersaudara itu kini berada di satu meja makan yang sama saling berhadapan. Zania tiba-tiba melirik kursi Haxel yang kini kosong, yang biasanya si empu akan menghebohkan suasana dan membawa topik pembicaraan. Sepertinya bukan hanya Zania yang merasakan kesepian ini, tetapi kakak-kakak nya juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK HARMONY
Jugendliteratur"Gak ada kalah di kamus gue" - Zania Lawrence. "Kalau begitu berarti lo gak pernah belajar" - Harvest Grove. _____________________________________________ Gagak adalah burung sial. Dan, Zania akui itu. Suara burung gagak yang bergema di indra pen...