Sekelebat kejadian di malam ini persis seperti tipuan angin yang begitu cepat. Terlalu cepat——sehingga Zania pun ikut lengah. Apa yang terjadi barusan? Mengapa? Apa yang dia lewatkan? Lalu-
"Lo oke?"
-siapa orang ini?
Tunggu, kalau dilihat-lihat dari segi penampilan dan pakaian yang cowok ini katakan beserta motor yang ia bawa menunjukkan bahwa orang ini adalah si culun yang ia kalahkan.
"Woi, denger gak?" tanya orang itu.
Zania mengangguk pelan, "Thanks" Ia berusaha untuk bangkit namun upayanya sia-sia.
Si culun itu terlihat menyadari kondisi dirinya yang tentunya tidak baik-baik saja berjongkok di depan Zania untuk membantunya, "Bisa? Lukanya parah gak? Harus ke rumah sakit? Mau gue anter?" tanyanya beruntun.
"Bisa gak, satu-satu nanyanya?" tanya Zania ketus.
"Lo cewek malah keluar malem-malem gini, gimana kalau orang-orang di rumah lo khawatir?"
Zania terkekeh pelan, "Bukan urusan lo"
Si culun itu kini berdecak sebal, "Gak nyangka gue ternyata ada cewek sesombong elo, bilang makasih kek atau apa gitu?"
Zania memandang lekat-lekat cowok itu, "Haus validasi, lo?" tanyanya sinis.
Cowok ini tidak menanggapi pertanyaan sarkasme dari Zania, "Bisa jalan gak? Di sini sepi, gak ada siapapun. Atau, lo bisa nelpon seseorang buat jemput lo gak?"
"Gue orang yang ngalahin Lo, buat apa lo peduli?" Zania tidak mengerti dengan tingkah cowoknya. Jika itu dirinya, dia tidak akan melakukan apapun terlebih bila untuk menolong musuhnya.
"Emang perlu alasan buat bantu orang?" tanya cowok itu. "Pertanyaan gue tadi, diabaikan mulu deh"
Zania mendecak sebal lalu mengambil ponsel miliknya, "Leo" panggilnya saat ada yang menjawab panggilan telpon darinya.
"Halo bos! Lo dimana aja? Tiba-tiba ngilang pas kita lagi berebut 50 juta"
"Jemput gue di jalan Adipati, gue kecelakaan" jawab Zania santai.
"JIR! KOK BISA, BOS?! LO GAK APA-APA KAN?!"
"Gue oke" jawab Zania. "Jan lupa bawa mobil dan motor, motor gue keknya gak bisa dibawa deh"
"Siap, bos!"
"Lu sudah berangkat kan " tanya Zania. "
"Ini sudah dijalan bos"
"Oke kalau lu sudah mau sampai kabarin ya ucap Zania
"Siap bos"
Disisi lain Deska ingin mengecek Zania dikamarnya sudah pulang atau belum. Namun, tiba-tiba Fazura ikut terbangun sebab dia ingin mengambil air minum ke bawah dan melihat Deska menuju ke kamar Zania.
"Barusan rumah ini tidak ribut, biasanya Nia dikamarnya ribut banget nonton Film Drakor favoritnya sambil teriak sampai larut malam.. apa dia sudah pulang apa belum ya soalnya ini sudah jam setengah dua malam, gue harus ngecek sih" monolog Deska pada dirinya sendiri.
"Bang" panggil Fazura, "Ngapain lu mau masuk kamarnya Nia?" tanya Fazura heran.
"Ini Abang mau masuk ngecek soalnya barusan Nia tidak ribut nonton drakor-drakornya itu" jawab Deska terlihat cemas.
"Iya juga ya bang" dukung Fazura. Sejujurnya dia juga merasa janggal. "Tapi siapa tahu dia ketiduran saat asik nonton drakor kan?"
"Bisa jadi, tapi Nia tadi izin mau pergi waktu sore, katanya dia ingin tau siapa yang berani bunuh Haxel, tapi gue tidak tau apakah dia sudah pulang apa belum.." jawab Deska.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK HARMONY
Fiksi Remaja"Gak ada kalah di kamus gue" - Zania Lawrence. "Kalau begitu berarti lo gak pernah belajar" - Harvest Grove. _____________________________________________ Gagak adalah burung sial. Dan, Zania akui itu. Suara burung gagak yang bergema di indra pen...