[AUTHOR POV]
Kepala sekolah yakin bahwa sekedar nilai di atas kertas bukanlah penentu kualitas siswa.
Itulah mengapa sekolah kami memiliki banyak kegiatan ekstrakurikuler.
Mou
Guna menjadi wadah bakat para siswa, agar mereka bisa mengembangkan kemampuan masing-masing.
Mou
Salah satunya klub menggambar.
Mou
Mou
Mou
"Eh liat ada kebo!!! Temannya Amu sama [YN] tuh." Seru Upi menunjuk kearah Kebo.
"Teman gue kan lu pi." Ucap Amu dan [YN] bersamaan.
"Oiya."
.
.
.
.
"Hello vlog, welcome to my guys!" - Upi.
"Salah. Harusnya itu Hello my to guys vlog welcome!" - [YN].
"Sama aja! Balik lagi sama Upi(L) disini, sekarang kita ada di klub menggambar~ Say hay guys sama penonton."
Waa
Wee
"Woah."
"Yey."
"Oke, choii bisa jelasin ke penonton, apa aja yang di lakukan klub menggambar?"
"Ehh... Ummm... Kita, membuat karya baru setiap hari. Lalu memilih karya terbaik untuk dipajang di mading kami." Jelas Choi.
"Oke gud. Kita lanjut ke ketua dengan wakil ketua klub kami, halo guys~."
[YN] melambai ruang kearah kamera sedangkan Amu terlihat kelelahan.
"Ola." - Amu.
"Hallo guyss~" - [YN].
"Kenapa wajahmu begitu?" tanya Upi ke Amu.
"Aku lapar." Jawabnya.
"Aku juga nih. Mau ke kantin tapi magerrr." Sahut [YN].
"Gambar apa nih?" Upi menunjuk kearah gambaran [YN] dan Amu.
"Kami ngelukis pohon mangga pak kepsek." Jawab Amu.
"Kita udah nge habisin waktu 3 hari untuk ngelukis ini..." Lanjut [YN], wajahnya juga mulai terlihat kelelahan.
"Gimana bagus nggak?" Tanya Amu.
"Woah bagus kok."
[YN] dan Amu bertos ria.
‘Tapi serem. Itu tangan maksudnya apa coba?’ Batin Upi bertanya.
"[YN], bagian yang ini kayaknya kurang gelap deh." Upi menunjuk.
"Bagian yang mana?" Tanya [YN] ulang.
"Yang ini─"
PLUK!
Gelas bekas membersihkan kuas jatuh... Tepat di atas gambaran Amu dan [YN] karena Upi nggak segaja nyenggol.
"!!!" Upi terkejut, sedangkan [YN] dan Amu terdiam melihatnya. Wajah keduanya berubah.
"UWAAAAAA AMU, [YN] GAK SENGAJAAA!" Pekik Upi merasa bersalah.
"..........." keduanya masih terdiam menatap gambaran mereka.
Upi makin panik. "SUMPAH AKU NGGAK SENGAJA. maaf Amu, [YN] kalian nggak marah, 'kan?"
"Upi." Rasanya Upi mau kabur sekarang juga setelah mendengar suara keduanya.
‘G-Gusti.’Batin Upi.
"Tenang aja." [YN] melotot kearah Upi.
"Kami nggak marah kok." Amu juga menatap Upi sambil meremat gambaran mereka.
"KALO BEGITU WAJAHNYA TOLONG DIKONDISIKAN!!!!" Pekik Upi takut.
Semua klub anggota menggambar (Putri) tahu, jika sudah berhubungan dengan karya seni.
"Tunggu! Amu, [YN] sabar bro sabar─ itu kursi sama meja mau kalian apain?" Upi menjadikan Choi tamengnya. Sedangkan anak itu juga ikut ketakutan melihat dua orang itu mulai hilang kesabaran.
Amu dan [YN] jadi agak emosional.
"AMU!!!! [YN]!!!!" Upi belari dari kejaran Amu dan [YN] yang membawa kursi dan meja.
"Haruskah kita panggil keamanan?"
"Aku telepon 911."
"Diemin aja, nanti juga akur."
Pada akhirnya keduanya di tenangin pake makanan.
"Hadeh." - Upi.
•
•
•
•
KAMU SEDANG MEMBACA
WEE!! x Readers √
HumorHanya sepenggal kisah keseharian kamu dengan anak-anak spesial Wee!!! ©Wee!!! Hanya milik AmoebaUwU dengan semua karakternya, kecuali [YN]. Selamat membaca teman, aku harap kalian suka yaaaa~♡♡♡♡ Happy Reading guysss Cover creation from ©Canva Star...