Happy reading all~!
Bumi tengah meminum susu saat Kaiya dibawa keluar oleh Caka. Lalu gadis kecil itu ikut tiduran disampingnya seraya meminum susu yang memang sudah dibuatkan oleh ibu. Caka duduk disamping mereka. Menonton tayangan cocomelon yang terus berputar di tv setiap hari.
Five!
Five little monkeys jumping on the bad, one fell of bumped hiks head~
Mama called the doctor and the doctor said "No more monkeys jumping on the bad!"
Four!
"Eh, ini bukannya kemaren udah disetel?" Nah, sudah kumat tuh jiwa anak kecilnya.
"Udah ya?" Tanya Bumi. Lalu keduanya mengangguk. Bumi mengambil remot tv dan menggantinya dengan yang lain.
Daddy finger, Daddy finger where are you?
Here i am here i am how do you do?
Hening.
Hanya ada suara tv yang menyala. Mereka semua asik menonton kartun ini sampai lupa waktu.
.
.
.
.
"Bumi! Kamu ya? Yang sobek buku gambar ku?!" Esppa datang menyolot secara tiba tiba. Anak yang dipanggil pun menoleh.
"Bumi Ndak gitu.. dali tadi Bumi disini,"
"BOHONG!" bumi begitu terkejut saat Esppa berteriak persis di hadapannya. Bahkan jantungnya hingga berdetak lebih kencang dari biasanya.
Janan.. Janan sekalang, ini cuma kaget.. tolong, sakit..
"Hiks, BUMI JAHAT!!" Karena bentakan itu, anak panti lainnya berhamburan mengerubungi mereka berdua.
"Esppa, bukan Bumi.. kakak dari tadi di sini kok, bareng Bumi.. jangan asal nuduh," sahut Caka.
"siapa lagi kalau bukan Bumi? Kan dia pembawa masalah disini," Esppa bertanya dengan nada marah.
"Hiks.. sakit," sekejap, pandangan mereka beralih pada anak kecil yang meringkuk kesakitan seraya mencengkram dada nya kuat-kuat. Semuanya terkejut.
"Bumi? Hey, kenapa?" Caka mendekat, mencoba mendudukkan Bumi agar menyandar pada dada nya dibanding lantai keramik yang dingin.
"I-ibu.." panggil Bumi pelan. Caka yang mendengarnya menggeleng, "Ibu nggak ada dirumah.."
Caka sempat mencoba mengelus-elus dada Bumi seperti yang ia lihat saat Bumi kambuh bersama Sera. Sebenarnya, Bumi sakit apa? Caka bingung. Ibu bilang, Bumi hanya kambuh asma, tapi perilaku Bumi terlalu parah jika hanya asma.
Tanpa mau berpikir lebih lama, Caka membawa Bumi ke Rumah sakit.
Sekarang, Bumi tengah ditangani oleh para dokter di dalam. Sementara di luar Caka mondar-mandir. Perasaannya tak karuan melihat wajah sang adik yang berubah menjadi merah seperti tercekik.
Pintu dibuka. Menampilkan wanita muda dengan status dokter.
"Kenapa bisa kambuh sih?! Penyakit Bumi memburuk! Kan udah aku suruh check up-eh? Loh? Sera dimana?"
Yang ditanya terdiam. Berusaha mencerna apa yang barusan diucap oleh dokter muda di depannya.
"M-maksudnya memburuk apa ya, dok?" Dengan sedikit keberanian, ia bertanya. Menatap dokter itu dengan penasaran.
"Sera, ibumu.. dimana dia?"
Caka menggeleng, "nggak ada.. aku yang bawa kesini, dokter.. jawab dulu pertanyaan ku,"
"Dan, kenapa dokter tau nama ibu ku?" Lanjutnya.
Kalau kalian menebak itu dokter Shena, maka kalian benar. Di depan Caka, Dokter Shena menghela napas.
"Caka, dokter ini teman ibu kamu, cepat telpon Sera dan suruh dia kesini,"
"Tapi, dokter belum jaw--"
"Sekarang, Caka!"
Caka terkejut, tak ingin bertanya kembali ia segera merogoh hpnya dan menelpon Sera.
"Halo, ibu."
"Kesini, Rumah Sakit Adhiesatya,"
"Ya, baiklah.." panggilan itu tertutup. Caka kembali menatap Shena.
"Ibu bentar lagi sampai,"
"Yaudah, kalau gitu kamu boleh masuk.. tunggu adik kamu di dalam, dokter pergi dulu," Caka mengangguk walau dikepalanya banyak pertanyaan yang menyerang kepalanya. Ingin sekali ia bertanya tapi tak berani.
Sudahlah, ia akan tanyakan ini pada ibu. Sekarang yang harus ia fokuskan adalah adiknya yang tertidur tenang di brankar dengan damai. Sangat damai sehingga Caka mengira dirinya sudah mati.
Maaf, terlalu spontan.
"Bumi.. kenapa hampir setiap hari kakak lihat kamu kayak gini? Sebenarnya.. Bumi sakit apa?" Gumamnya tanpa sadar. Digenggamnya tangan seputih susu itu, sembari ikut mengelus pipi chubby dengan semburat merah alami.
Bumi, seperti malaikat baik yang diturunkan untuk disayang, bukan dihancurkan hatinya. Kenapa semua membenci anak semanis ini? Apa salahnya?
Jika Caka bisa memilih, lebih baik dia yang dibenci daripada si mungil dalam pelukannya.
♪°♪
Hai. Sybill balik😘Telat ya? Maaff, sekarang Sybill udah mulai sekolah lagi jadi kemungkinan bakalan lebih lama apdet.
Karena sekolah Sybill tu dimulai pukul 6 pagi sampai jam habis sholat ashar. Sekitar setengah empat. Nah, dirumah itu kadang nggak sempet main hp, malahan suka ketiduran sampe Maghrib saking capeknya.
Setengah empat sore itu kalau ga ada kegiatan organisasi, kalo ada bisa adzan dijalan baru pulang. Kadang sampai ortu Sybill pulangnya barengan sama Sybill. Karna pulangnya ortu Sybill tuh malem habis Maghrib.
Jadi, happy reading all~~
Jangan lupa voment nyaa😘
Maaf yaa kalau nggak sesuai ekspetasi kalian.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY BUMI
Randommembantu ibu panti menjemur pakaian, mencuci piring kotor, menjaga adik-adiknya, ikut berjualan, bukankah itu sudah dikatakan hebat bagi anak seusia bumi? Lantas, mengapa tidak ada yang mengadopsinya? Bumi juga ingin seperti adik dan kakaknya yang m...