Derap langkah pelan terdengar mengalun dalam ruangan sepi itu, mengundang senyuman kecil merekah dari seorang lelaki cantik yang sedang duduk di sofa. Ia segera beranjak menuju kearah pintu dimana sumber suara berasal. Senyumnya melebar, orang yang 1 minggu terakhir ia tunggu akhirnya datang lagi.
"Akhirnya kamu dateng lagi, aku kira kamu udah gabakal dateng kesini." Nata —lelaki cantik itu berucap riang namun hanya seperti angin lalu bagi pria didekatnya.
"Sebenarnya gapapa sih kalau kamu ga dateng, tapi aku kangen." Ekspresi Nata menyendu.
"Ga banyak yang terjadi sih Chen seminggu ini, tetep gini-gini aja." Nata masih riang berucap sembari mengikuti langkah Archen ke arah dapur.
"Duh, maaf ya aku gabisa belanja, itu kayanya udah expired sih semuanya." Nata menggaruk kepalanya yang tidak gatal saat melihat Archen membuka kulkas.
"Itu udah basi gasih Chen, udah dari sebulan lalu aku bikinnya, aku gabisa bersihin, maaf ya." Nata sedikit khawatir saat archen membuka sebuah kotak berisi sushi.
"Kamu beli diluar aja deh Chen, kalo kesini mending bawa makanan dari luar aja, soalnya gabakal ada yang bisa dimakan disini." Nata tak henti berucap meski tak pernah mendapat balasan dari Archen.
Archen melangkahkan kakinya kearah sofa, diikuti Nata dan mereka mendudukkan diri di sofa yang cukup berdebu itu. Archen memejamkan matanya sementara Nata disampingnya hanya memandangi gurat resah di wajah Archen.
"Nat, aku kangen." Archen berucap lirih, mengundang sunggingan senyum kecil di bibir Nata.
"Aku juga, pengen peluk kamu yang lama." Nata berbisik tepat di telinga Archen. Namun tetaplah tidak ada reaksi dari Archen.
"Sebulan ini rasanya aku mau mati." Archen kembali berucap lirih, terdengar getar dalam suaranya.
Nata hanya memandangi Archen sendu, ia ingin menyentuh tangan yang sedari tadi menutupi mata milik kekasihnya itu.
"Kemaren malem ujan Nat, aku kangen main ujan malem-malem sama kamu." Terdengar kekehan kecil dari Archen.
"Aku pengen lihat mata kamu, tapi aku gabisa liat mata kamu Nat." Archen masih berucap meracau. Sedangkan Nata hanya mendengarnya dengan air mata yang sudah mengalir deras.
"Aku juga Chen, aku pengen liat musim gugur sama kamu, aku pernah cerita kan kalau itu salah satu wishlist aku." Nata kini berucap, matanya seperti menerawang saat ia mengungkapkan keinginannya itu pada kekasihnya.
"Aku juga masih pengen bareng sama kamu Chen, aku pengen bahagia terus sama kamu." Air mata Nata semakin deras, ia hanya melihat keresahan Archen.
"Setidaknya aku liat kamu buat yang terakhir kali Nat, setidaknya aku liat tubuh kamu dulu Nat." Archen mulai terisak.
"Sebulan ini Nat, aku terus-terusan denial sama kata semua orang, aku ga percaya Nat, tapi udah sebulan kamu ga pulang. Kamu masih baik-baik aja kan." Archen masih terisak, sedangkan Nata, tangisnya teredam.
"Aku baik Archen, aku pengen putar waktu rasanya, aku ga akan pergi malam itu kalau aku tau akhirnya begini." Nata masih menangis menatap Archen.
Tangan Nata perlahan terangkat ingin menggenggam tangan milik Archen, ia ingin merasakan kehangatan tangan besar milik kekasihnya itu. Tangan Nata semakin dekat dengan milik Archen, namun lagi-lagi ia tak bisa menyentuh Archen, ia benci bahwa ia sudah tidak bisa menyentuh kekasihnya.
Terdengar suara notifikasi handphone, Archen segera mengambil handphone miliknya di saku jaket. Ia membuka pesan yang muncul di lockscreen miliknya.
"Jadi ini akhirnya ya Nat, aku udah gabisa denial lagi, aku udah gabisa berharap setidaknya dikit kalau kamu bakal pulang dengan kondisi baik-baik ya Nat. Bahkan tubuh kamu aja aku gabisa nemuin itu." Bahu milik Archen meluruh, ia menangis kencang dalam ruangan sepi itu, tangisannya menggema keras.
"Maafin aku Chen." Nata turut menangis kencang melebur dengan suara tangis Archen.
[ Messenge from Nara : Chen maaf, polisi udah infoin buat stop pencarian Nata lagi, sorry to say this kalau nata harus dinyatain meninggal, gw lagi otw ke apart Nata karena pasti lo disitu, wait for me ok.]
Malam itu, sebulan lalu Nata terlibat kecelakaan tunggal yang membuat mobilnya terperosok ke sungai, saat itu hanya ditemukan mobil miliknya tapi tidak dengan Nata. Polisi dan tim SAR segera dikerahkan untuk menemukan Nata, namun hingga satu bulan pencarian tidak pernah ditemukan tubuh Nata.
"Aku bakal sabar nunggu kamu diatas sini Chen." Terakhir kali Nata berucap pelan kembali tepat di telinga Archen.
'Tergoyang angin menantikan tubuh itu.'
- END -

KAMU SEDANG MEMBACA
JUST JOONGDUNK
Fiksi Penggemar[ JOONGDUNK FANFICTION STORY COMPILATION ] Oneshoot, Twoshoot, Drabble, Short Story Archen x Nata ( Karakter dalam cerita tidak berhubungan dengan karakter aslinya. ) Menulis hanya saat waktu senggang-! ©skyiez