Beginning

1K 49 0
                                    

Dua insan ini tengah duduk di koridor kampus. Mereka sedang berbicara tentang kegiatannya masing-masing. Ya, mereka memang beda jurusan. Salah satu dari mereka bernama (nama kamu) yang memilih jurusan kedokteran umum. Sedangkan Iqbaal, laki-laki itu memilih jurusan management.

"Lo hari ini acaranya kemana?" Iqbaal dan (nama kamu) tengah menjalin hubungan. Tetapi, bukan teman dan juga bukan lebih dari teman melainkan sebatas sahabat.

"Nggak, gue gak ada acara. Kenapa? Biasanya kan kalo habis kuliah, lo langsung pulang kan?" Jawab (nama kamu) yang terlihat sedikit bingung.

"Iya emang sih, tapi hari ini di rumah gue lagi kosong. Orang tua gue pergi ke rumah nenek di Bandung dan teteh pergi kencan." Ucap Iqbaal sembari nyengir.

"Makanya lo itu harus cepet-cepet punya pacar!" Jawab (nama kamu) seraya terkekeh. Keduanya memang sedang tidak menjalin hubungan dengan siapapun. Tapi mereka sudah berjanji jika salah satu dari mereka telah jatuh cinta harus segera bilang.

"Ehmm, tapi boleh juga tawaran lo." Ucap (nama kamu) sambil tersenyum melihat Iqbaal yang mengerucutkan bibirnya setelah ia ledek.

Iqbaal pun mengangkat kedua sudut bibirnya. "Ya udah, gue balik dulu ya. Nanti tungguin gue di depan perpustakaan aja." Iqbaal berpamitan kepada (nama kamu). Dia memang ada 3 kelas hari ini.

Sedangkan (nama kamu), dia hanya mengangguk dan menatap punggung Iqbaal yang mulai menjauh dan hilang di pertigaan koridor. (nama kamu) memang anak yang termasuk dalam kategori pintar di jurusannya. Semua waktu yang terbuang sia-sia ia gunakan untuk belajar.

Tapi ia juga selalu memanfaatkan waktunya untuk Iqbaal. Ya, dia berpikir jika nanti ketika Iqbaal sudah punya pacar dia bisa saja tidak boleh bermain bersamanya lagi. Apalagi cewek yang sedang menyukai Iqbaal sekarang adalah Bella. Cewek genit yang sejurusan dengan Iqbaal dan selalu tidak menyukai (nama kamu).

Tetapi, sepertinya Iqbaal sama sekali tidak tertarik kepadanya. Iqbaal pernah bilang bahwa menyukai cewek yang cantik dan berkerudung.

Sesekali (nama kamu) melirik jam tangan yang melekat di tangannya. Pukul 14.20 WIB, 10 menit lagi (nama kamu) ada kelas. Ia segera bergegas menuju kelasnya.

***

Iqbaal, laki-laki itu kini sedang berada di kelasnya. Pandangannya sebenarnya ke depan menatap dosen yang sedang menjelaskan mata kuliahnya. Tapi berbeda dengan pikirannya, ia sedang memikirkan (nama kamu), dia tidak sabar untuk jalan dengan gadis itu. Gadis yang di anggap sahabatnya itu. Pikirannya kemana-mana. Hingga suara itu pun muncul.

"Sekian dari saya, semoga bermanfaat. Assamualaikum Wr. Wb." Ucap dosen perempuan itu. Iqbaal tersenyum girang mendengarnya. Ia langsung bergegas dan pamit kepada ke-tiga sahabat laki-lakinya itu.

"Eh gue pulang duluan ya, ada acara nih." Ucap Iqbaal nyengir dan langsung ngacir. Ke-tiga sahabatnya saling melempar pandang. "Lo mau pergi sama Bella ya, Baal?" Teriak Bastian dari dalam kelas. "Bisa jadi." Ucap Iqbaal yang tak kalah teriak agar Bastian mendengarnya. Ke-tiga sahabatnya semakin di buat bingung olehnya.

***

(nama kamu) masih asyik mendengarkan penjelasan dari dosen. Iqbaal yang melihat (nama kamu) tidak mau menganggunya, Iqbaal adalah laki-laki yang pengertian. Mungkin beberapa menit lagi. Iqbaal menjejalkan headsetnya dan duduk di bangku depan kelas. Mendengarkan lagu favoritnya dengan (nama kamu) yang berjudul 'All of Me' dari John Legend.

What would I do without your smart mouth

Drawing me in, and you kicking me out

Got my head spinning, no kidding, I can't pin you down

What's going on in that beautiful mind

I'm on your magical mystery ride

And I'm so dizzy, don't know what hit me, but I'll be alright

My head under water
But I'm breathing fine
You're crazy and I'm out of my mind

Cause all of me

Loves all of you

Love your curves and all your edges

All your perfect imperfections

Give your all to me

I'll give my all to you

You're my end and my beginning

Even when I lose I'm winning

Cause I give you all, all of me

And you give me all, all of you

***

Crkk

Headsets Iqbaal terjatuh, ia menoleh dan mendapati (nama kamu) tengah terkekeh di sampingnya. "Dengerin apasih wajahnya serius amat." Ucap (nama kamu yang masih berdiri di samping Iqbaal dan Iqbaal hanya mengerucutkan bibirnya, mulutnya terbuka dan mengatup kembali. "(nam..) gue duluan ya. Besok lo temenin gue ke toko buku ya?" Ujar Adiba, sahabat (nama kamu). Iqbaal memang mengerti Adiba tetapi tidak dekat karena Adiba adalah sahabat (nama kamu) di kelas. (nama kamu) hanya mengangguk dan tersenyum. "Ya udah ayo, jadi kan?" Iqbaal menjejalkan jemarinya ke jemari (nama kamu).

Looking for YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang