Confused

479 33 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 18.00 WIB, (nama kamu) masih di rumah Iqbaal. Iqbaal menyuruhnya untuk menemaninya di rumah karena dia baru mendapat sms kalau orang tuanya menginap di rumah neneknya dengan alasan kangen. Kakak Iqbaal, Teh Ody? Dia belum pulang daritadi katanya sih ada acara lanjutan.

***

"Lo laper gak?" Iqbaal melirik wajah sahabatnya sekilas lalu kembali menatap layar laptopnya. "Iya nih." Ucap (nama kamu) nyengir dengan wajahnya yang polos. Iqbaal menutup laptopnya lalu bergegas ke dapur. (nama kamu) hanya mengikuti Iqbaal dari belakang.

"Yahh, stok makanan abis di rumah. Tadinya gue mau nyuruh lo buat masak." Iqbaal menggaruk tengkuknya. "Ya udah kita makan di luar aja yuk. Nasi goreng depan komplek langganan kita kan lumayan enak." (nama kamu) memegangi perutnya yang kelihatannya dia sudah lapar sekali.

***

Iqbaal dan (nama kamu) memutuskan untuk berjalan kaki, ya karena menurut mereka selain dekat dengan rumah Iqbaal juga hemat bensin dan tidak menambah polusi.

"Eh itu kayak Adiba?" Iqbaal menunjuk seorang perempuan yang baru memakirkan motornya. "Iya, ngapain dia disini?" Dengan cepat mereka menghampiri Adiba di toko kecil yang menjual minuman itu. "Hai Dib! Ngapain disini?" Ucap (nama kamu) tersenyum. Adiba tersenyum lebar. "Lagi mampir beli minuman nih. Lo sendiri ngapain?" Adiba bertanya balik. "Ini gue main di rumah Iqbaal. Terus ini kita lagi mau makan di depan komplek." Jawab (nama kamu) tersenyum.

"Lo mau ikut kita gak?" Tanya Iqbaal tersenyum kepada Adiba, cinta pada pandangan pertamanya. (nama kamu) melirik Iqbaal sekilas, hatinya sedikit terbakar. Entah mengapa, apa karena ia cemburu? Tidak tidak, (nama kamu) menepis pikirannya. Mungkin karena ia sedang pms jadi gampang marah.

"Boleh boleh." Ucap Adiba sembari tersenyum.

***

Setelah makan mereka pun berbincang-bincang sebentar sebelum pulang karena jam masih menunjukkan pukul 06.45 WIB, belum terlalu malam untuk anak kuliahan seperti mereka. "Nanti lo pulang di jemput kakak lo (nam)?" Tanya Adiba sembari meminum es jeruk yang ia pesan.

"Kayaknya sih gitu. Bentar gue sms dulu." (nama kamu) merogoh saku celananya dan nihil, ia tidak menemukan handphonenya disana. "Aduh, handphone gue pake ketinggalan di rumah lo Baal." (nama kamu) menepok jidatnya dan menatap kedua sahabatnya bergantian. "Ya udah nanti gue anterin lo pulang." Ucap Adiba tersenyum. "Sekalian, gue kangen sama tante (nama ibu kamu)." Lanjutnya.

"Jangan! Nanti habis nganterin (nama kamu) pulang. Lo pulang sendiri kan? Gue takutnya lo kenapa-napa lagi." Ucap Iqbaal.tersenyum. "Biar gue anterin deh." Iqbaal memasang wajahnya yang hhhh bisa di bilang sok.

(nama kamu) tersenyum pahit mendengarnya. Apa benar yang di dengarnya tadi? Memang jarang Iqbaal mengantarnya pulang. Jika ia main ke rumah Iqbaal pasti kakak (nama kamu) yang menjemputnya. Jika tidak, ya teh Ody, kakak Iqbaal.

***

"Cepetan turun!" Iqbaal sedikit memaksa agar (nama kamu) cepat turun. "Kenapa sih?" Ucap (nama kamu) dengan sebal.

"Berat tau!" Ucap Iqbaal terkekeh. "By the way, makasih ya. Jarang-jarang lo mau nganterin gue pulang gini. Ya walaupun karena Adiba." (nama kamu) tersenyum datar. "Iya sama-sama. Lagian lo udah bantuin gue deket sama Adiba." Iqbaal mengedipkan sebelah matanya.

(nama kamu) tidak menggubris Iqbaal, dia langsung ngacir dan masuk ke dalam rumah. Mulutnya tidak berhenti mendumal. Ada perang disana, perang batin.

Lo marah sama sikap Iqbaal yang manis sama Adiba?
Enggak, gue gak marah. Ngapain juga.

Tapi kayaknya lo cinta sama dia?
Enggaklah! Iqbaal itu bukan tipe gue sepenuhnya, ya walaupun sedikit ada kemiripan.

Lo itu cinta tapi lo belum mau mengakuinya!
Apaan sih lo! Diem deh!

Brukk

(nama kamu) menghempaskan tubuhnya kasar, menatap langit-langit kamarnya. Sesekali dia memejamkan matanya, bingung. Bingung yang ia rasakan saat ini.

"(nama kamu), mandi sayang keburu malem nanti masuk angin" Ucap Ibu (nama kamu) dari ruang keluarga. "Iya bu, ini mau mandi." Ucap (nama kamu) dari kamarnya dan langsung pergi ke kamar mandi.

***

"Darimana aja sih? Teteh udah nunggu daritadi tau." Teh Ody mendengus sebal melihat adiknya yang baru pulang malam begini."Tadi nganterin (nama kamu) pulang dulu teh. Abis itu mampir beli burger dulu." Iqbaal nyengir dengan wajah tanpa dosa. "Tunggu-tunggu, lo bilang tadi lo nganterin (nama kamu) pulang? Kesambet apa lo? Tumben amat." Teh Ody membulatkan matanya dan memasang telinganya baik-baik. "Gak papa, kasihan dia." Iqbaal nyengir dan langsung membuka pintu rumahnya.

***

Tap tap tap

Seorang perempuan sedang menuruni anak tangga satu persatu. "Hai Ibu! Serius amat. Nonton apa sih?" Ibu (nama kamu) tersenyum menatap (nama kamu). Gadis itu segera duduk di samping Ibunya.

"Adek sama kakak mana?" (nama kamu) tiduran di pundak Ibunya. "Tadi keluar nggak tau kemana." Jawab Ibu (nama kamu). "Kalo ayah?" Tanya gadis cantik ini. "Ayah belum pulang masih praktik." Ucap Ibu (nama kamu).

Ayah dan Ibu (nama kamu) adalah seorang dokter. Ayahnya bekerja di rumah sakit, sedangkan Ibunya membuka praktik sendiri di rumah.

Looking for YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang