(nama kamu) hanya tersenyum. Sudah terbiasa ia diperlakukan bak tuan putri oleh Iqbaal. Mereka telah bersahabat sejak kecil, sudah terbiasa di perlakukan Iqbaal seperti itu. "Lo kenapa sih liat gue kayak gitu? Kayak baru kenal aja." Iqbaal menoel hidung (nama kamu). (nama kamu) hanya tersenyum dan menggeleng menatap Iqbaal. Iqbaal membalasnya dengan senyuman, juga.
***
"Kita nonton aja yuk!" Ucap Iqbaal sembari melihat-lihat se-isi mall yang tampaknya mulai risih dengan penampakan mall yang penuh seperti pasar. "Hhhhh, ya udah yuk!" (nama kamu) membuang nafasnya asal.
***
"Yah, kok tiketnya habis." Mimik wajah Iqbaal memelas seketika. Iqbaal lupa ini hari sabtu. "Gimana dong?" Iqbaal bertanya pada gadis cantik di sampingnya ini. "Ya.. gimana lagi?" Jawab (nama kamu) yang masih mengedarkan pandangannya ke penjuru arah. "Ya udah, balik yuk! Kita nonton di rumah gue." (nama kamu) pun hanya pasrah dan mengikuti Iqbaal yang terlebih dahulu melangkah.
Bagaimana tidak, mereka telah berkeliling mall untuk mencari tempat yang nyaman. Yah, sangat disayangkan semua tempat penuh apalagi hari ini malam minggu. Walaupun jomblo lebih banyak, mall tidak pernah sepi ketika malam minggu.
***
Rumah Iqbaal terbilang cukup dekat jika di hitung dari mall tadi. Jadi hanya di tempuh sekitar 15 menit. Tidak pembicaraan yang terjadi ketika di perjalanan hanya bunyi kendaraan yang berlalu lalang di sekitarnya.
***
Iqbaal mencari kunci rumah di dalam tasnya dan segera membuka pintu rumahnya mempersilahkan sahabat cantiknya masuk. "Eh kalo lo mau minum, ambil aja sendiri di dapur." Iqbaal menghempaskan tubuhnya di sofa ruang keluarga. "Iya, hmmm kalo di pikir-pikir gue udah kesini gak ke hitung dan setiap gue ke sini pasti lo ngomong begitu. Udah berapa kali ya?" Ucap (nama kamu) yang sekarang duduk disamping Iqbaal sambil mengetuk-ngetukkan jari telunjuk di dagunya.
Iqbaal terkekeh mendengar ucapan (nama kamu). Kalau di pikir-pikir (nama kamu) cantik juga. Tapi, sayangnya dia bukan tipe Iqbaal. Cukup jadi sahabat, nggak lebih.
"Ngapain lo bengong kayak liat setan begitu?" (nama kamu) memperhatikan wajah Iqbaal yang tolol. "Nggak, nggak papa. Lo mau nonton apa? Pilih aja tuh. Tapi jangan nonton drama korea ya!" Drama korea? Bukan, bukan punya Iqbaal melainkan punya teh Ody, kakaknya.
"Ehmmm, apa ya?"
"Ck! Mikir aja lama lo."
"Ish! Ya udah, terserah lo deh."
Iqbaal pun segera mengambil kaset yang bertuliskan 'Twilight'. "Gue, ke kamar mandi dulu ya. Kebelet nih." Tanpa babibu (nama kamu) pergi bergegas menuju kamar mandi di rumah Iqbaal.
Tring
Tring
Tring
Tring
Tring"Ish, apaan sih ganggu aja." Iqbaal mengambil handphone di sebelahnya, lebih tepatnya handphone (nama kamu). "Iqbaal memicingkan matanya 'Adiba' display name yang tertera di layar handphone (nama kamu).
--Line--
"(nam..)"
"Heh"
"Lo kemana sih?"
"Aelah! Gue mau curhat tauuu"
"Lo lagi dimana sih?"---
Tiba-tiba ada yang merampas handphone (nama kamu), ya pemiliknya sendiri yang merampas. "Hayoo! Lo liatin apa? Serius amat." (nama kamu) langsung melihat apa yang di lihat Iqbaal. "Kenapa lo gak bilang gue sih!" (nama kamu) duduk di karpet dan mulutnya tidak berhenti berkomat-kamit seperti sedang mengumpat.
Iqbaal menghampiri (nama kamu) yang duduk di karpet. "Itu cewek yang tadi ya?"
"Iya, kenapa?" (nama kamu) tidak melirik Iqbaal dia tetap menatap layar handphonenya. "Dia tipe gue banget!" Deg! (nama kamu) menatap Iqbaal. Iqbaal yang di tatap seperti itu memicingkan matanya. "Kenapa? Emang bener kan? Deketin gue dong. Yayayaya?" Iqbaal memasang puppy eyesnya membuat hati (nama kamu) sedikit mengkasihaninya.
"I...i..iya gue coba ya." Ucap (nama kamu) dengan terbata-bata. Entah kenapa hatinya enggan untuk menerima ucapan Iqbaal. "Makasih ya, lo emang sahabat terbaik gue." Iqbaal menatap wajah cantik sahabatnya itu dan merangkulnya.
(nama kamu) hanya terdiam menatap wajah Iqbaal. "Heh! Lo ngapain masih liatin gue begitu? Ganteng ya?" Iqbaal menoel dagu (nama kamu). (nama kamu) pun tersenyum hambar.
"Gue minta id linenya dong." Sepertinya Iqbaal sedang mengalami 'Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama'.
"Iya-iya. Tapi gue takut." Iqbaal membulatkan matanya. Maksudnya apa? Kenapa (nama kamu) takut. Apakah Adiba bukan perempuan baik? "Ehhmmm tapi lo jangan marah ya!" Ucap (nama kamu) ragu. "Iyaa."
"Gue takut, semisal lo udah punya pacar lo jauhin gue dan gak akan ada lagi yang main-main sama gue. Karena waktu lo akan selalu buat pacar lo dan sahabatnya di acuhkan lebih tepatnya di campakkan." (nama kamu) tertunduk tidak kuat melihat ekspresi Iqbaal yang terlalu kaget.
"Nggak lah, lo ini takut banget ya kehilangan gue?" Iqbaal merangkul pundak (nama kamu)
Hikss... hikss.. hikss..... terdengar suara isak tangis terdengar di balik rambut indah (nama kamu). Iqbaal pun mendongakkan wajah (nama kamu) "(nam..) gue janji! Gue gak bakalan ninggalin lo! Gue janji bakal selalu kasih waktu luang buat lo." (nama kamu) kembali tersenyum hambar. "Janji ya?" (nama kamu) mengacungkan jari kelingkingnya.
"Janji!" Iqbaal mengaitkan jari kelingkingnya pada jari kelingking (nama kamu). Senyum (nama kamu) mengembang membuat Iqbaal ingin mendekap sahabatnya itu lalu mengelus-ngelus rambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Looking for You
FanfictionPergilah sesukamu. Jika kamu di takdirkan berjodoh denganku. Sejauh apapun kakimu melangkah. Kamu pasti akan kembali ke titik awal. _______ Aku tahu bahwa hati akan selalu berlabuh entah kamu atau di manapun itu. _______ Copyright ©2015 mrchhpsr