Saturday Night

370 28 0
                                    

"Iya, kenapa sih?" Iqbaal memicingkan matanya, heran kepada Salsha. "Gue kasian sama (na..)" Salsha meringis kesakitan sambil melihat (nama kamu) heran, kakinya terinjak oleh (nama kamu) lebih tepatnya di injak. (nama kamu) memelototi Salsha agar Salsha tidak melanjutkan kalimatnya tadi.

Meskipun Salsha tidak tahu tentang perasaan (nama kamu) kepada Iqbaal. Tapi dia tahu jika seseorang mempunyai kekasih, waktu untuk sahabatnya menjadi sedikit, bahkan bisa jadi lupa.

Dulu Salsha mempunyai sahabat, namanya Bella. Ya, karena semenjak dia berpacaran dengan Aldi, persahabatan mereka mulai luntur hingga akhirnya Bella mempunyai sahabat baru, Steffie.

Walaupun begitu Salsha dan Bella masih berteman baik, tapi sangat jarang bermain bersama.

"Kenapa sih lo berdua?" Salsha menggelengkan kepalanya lalu nyengir. Sedangkan (nama kamu), ia tetap memakan siomay dengan santai. "(nam..), lo mau nemenin gue buat nembak Adiba kan?"

"Uhukk.. uhuk.." Sepertinya ucapan Iqbaal barusan membuat (nama kamu) tersedak. Salsha yang di sampingnya segera memberinya minum sambil menepuk-nepuk bahu gadis itu.

"Kaget ya?" Iqbaal tersenyum sambil mencomot kentang goreng milik (nama kamu). "Hah? Enggak lah ngapain." (nama kamu) tersenyum hambar.

"Sal, tadi kamu kata kasian (nama kamu), kenapa?" Orang ini memang terlahir untuk kepo, batin (nama kamu). Jantungnya berdetak lebih cepat tangannya basah dan dingin, kerongkongannya seperti tersumbat, sangat sulit untuk bernafas.

Jangan-jangan Salsha tau tentang perasaannya kepada Iqbaal, oh no!! "Eh itu, Di. Aku takutnya (nama kamu) di lupain sama Iqbaal, kayak aku sama Bella dulu, inget gak?" Aldi hanya mengangguk pertanda ingat. Akhirnya (nama kamu) bisa bernafas kembali, ternyata dugaannya salah.

"Ya nggaklah, lo pikir gue lo sal!"

***

"Jadi kapan lo mau nembak dia?" Keempat orang ini tengah berjalan menuju parkiran. "Secepatnya, nanti malem waktunya di rumah siapa?" Iqbaal merogoh sakunya mengambil kunci motornya. "Kayaknya di rumah (nama kamu) deh." Ucap Bastian yang sudah menaiki motornya. "Gue duluan ya!" Kiki melajukan motornya. "Jangan lupa nanti di rumah (nama kamu)." Ucap Aldi sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

Tradisi malam minggu yang selalu mereka lakukan di rumah mereka secara bergilir.

Kiki hanya mengacungkan jempolnya, pertanda iya. "Gue duluan ya, tuan putri kita udah nunggu." Pamit Bastian dan Aldi.

Pacar Bastian memang satu kuliah dengannya tetapi hanya saja berbeda fakultas, Bastian di management dan pacarnya, Cassie,di hukum.

Iqbaal mengangguk.

***

Siang ini (nama kamu) berniat pergi ke toko buku untuk membeli alat tulis. Jarak toko buku ini dari kampus memang lumayan dekat sekitar 100 meter jadi ia lebih memilih untuk jalan kaki dan pulang naik kendaraan umum.

Tipe-x, bolpoin, penghapus, penggaris, selotip..

Mulutnya berkomat-kamit sambil mengecek barang belanjaannya. Sudah dirasa cukup ia pergi ke kasir untuk membayarnya.

"Cuma segini?" Ucap kasir yang notabenenya adalah teman SMA (nama kamu) dulu. Sebenarnya dia kuliah hanya saja jika setiap hari sabtu siang ia selalu membantu kedua orang tuanya menjadi kasir di sini agar bisa bertemu dengan (nama kamu), dia Karel.

"Ya, masih ada banyak di rumah." (nama kamu) nyengir sambil menyerahkan hasil belanjaannya. Karel segera menghitung jumlah harga barang yang di beli (nama kamu).

"Lo kenapa sih? Cemberut gitu?" (nama kamu) memperhatikan Karel yang menekuk wajahnya. "Pasti lo takut gue lama gak kesini ya?" Ucap (nama kamu) menebak-nebak. "Gak lah ngapain!" Karel hanya berpura-pura, padahal alasannya memang benar itu.

"Hahahaha ngaku aja deh!" (nama kamu) terkekeh. "Udah nih!" Karel menyerahkan belanjaan (nama kamu) dan (nama kamu) memberikan uang kepadanya.

"Gue duluan yah! Jangan kangen." (nama kamu) mengambil uang kembaliannya sambil menjulurkan lidahnya. Karel hanya terdiam tak bisa menjawab apa-apa, menatap punggung gadis yang ia sukai secara diam-diam semakin menjauh.

***

"Udahan dong, gue capek nih!" Salsha meletakkan dadu di lantai, yap mereka sedang bermain ular tangga.

"Gak seru ah, gue udah mau menang!" Seru (nama kamu) yang duduk di samping Salsha. "Iya Sal, kasian tuh (nama kamu)!" Kiki membela (nama kamu), memang gadis itu berada di posisi teratas.

Salsha mendengus sebal. "Ya udah nonton aja yuk!" (nama kamu) bangkit dan mengambil kumpulan kaset yang ia miliki.

"Horror yuk!" Aldi memilih-milih kaset yang dimiliki (nama kamu). "Bener tuh!" Ucap seorang gadis yang baru saja datang dan berdiri di depan pintu kamar (nama kamu).

Serentak semua menoleh ke arah sumber suara. Didapatinya gadis berkerudung cream sedang berdiri di ambang pintu sambil memasang senyum lebarnya.

"Eh lo udah dateng, masuk-masuk." Iqbaal menyuruh gadis berkerudung itu masuk dan duduk di sebelah Salsha. "Kok lo telat sih! Pasti lupa ya!" Gadis ini memang baru beberapa bulan mengenal (nama kamu) dan sahabatnya.

Jadi mungkin ia belum terlalu terbiasa dengan tradisi sahabatnya ini.

"Sorry ya, tadi ada emergency." Ucap gadis itu sembari nyengir.

"Gue pikir lo kenapa-napa, gue khawatir."

Looking for YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang