Iqbaal memasuki kamarnya dengan wajah lesu. Kencannya kali ini benar-benar fatal. Apalagi pikirannya masih tertuju kepada (nama kamu). Mengapa gadis itu bertingkah aneh padanya? Iqbaal menarik nafasnya dalam lalu mengeluarkannya perlahan. Ia kembali mengotak-atik handphonenya lalu menaruhnya di nakas.
Dia mendekati lemarinya, mencari jaket hitam kesukaannya, lalu memakainya.
Ia mencari kunci motornya lalu bergegas pergi entah ke mana.
***
(nama kamu) menatap langit-langit kamarnya, pandangannya kosong. Harusnya gue bahagia karena sahabat gue bahagia, pikirnya.
Tring
Handphone (nama kamu) berbunyi. Dengan malas ia mengambil handphonenya di nakas. (nama kamu) memutar bola matanya kesal. Mengapa laki-laki itu selalu menghubunginya disaat ia memikirkannya.
/Line\
Iqbaal : (nam..)
Iqbaal : Sampai kapan?
(nama kamu) : Maksud lo?
Iqbaal : Lo cuekin gue
(nama kamu) : Ya terus?
Iqbaal : Lo gak bosen apa kayak gini?
(nama kamu) : Gak
Iqbaal : Gue di depan rumah lo
Iqbaal : Keluar dong(nama kamu) membulatkan matanya tak percaya. Iqbaal ada di depan? (nama kamu) berlari membuka gorden kamarnya dan benar laki-laki yang dicarinya berada di bawah memberi senyum padanya.
Dengan cepat (nama kamu) menutup gordennya. Lalu dengan cepat ia turun menemui Iqbaal.
"Mau kemana (nam..)?" Tanya Ibu (nama kamu) ketika melihat anaknya terburu-buru keluar rumah. "Ada Iqbaal di luar, Bu." (nama kamu) berlari kecil menghampiri pintu utama rumahnya.
Clek
(nama kamu) segera membuka pintunya dan langsung menutupnya pelan.
Iqbaal tersenyum ketika melihat gadis yang ditunggunya itu keluar. "Lo ngapain disini? Gue kan lagi marah sama lo!" Iqbaal terkekeh mendengar ucapan (nama kamu), masa iya ada orang marah bilang-bilang. Benar-benar polos sahabatnya ini.
(nama kamu) pun mencubit pelan lengan Iqbaal, kesal. "Ngapain sih malah ketawa!" (nama kamu) melipat kedua lengannya di dada. "Abis lo lucu, masa marah bilang-bilang." Iqbaal kembali terkekeh.
"Bodo!!! Intinya lo ngapain kesini? Keburu gue berubah pikiran dan gak mau ketemu lo lagi!" (nama kamu) benar-benar naik pitam. "Gue mau minta maaf sama lo.. tapi kalo boleh tau gue salah apa?" Iqbaal melirihkan nada bicaranya.
(nama kamu) terdiam sesaat, ia bingung harus menjawab apa. Mana mungkin ia menjawab karena dia menyukainya kan gak lucu, pikirnya. "Kalo gak boleh juga gak papa." Iqbaal mengulurkan tangannya. (nama kamu) malah tetap diam tak bersuara.
"Lo gak mau maafin gue ya?" Mimik wajahnya berubah seketika menjadi sedih. "Eh ehmmm iya gue maafin, tapi lo gak salah sih sebenernya." (nama kamu) menyesal telah mengucapkan kalimat itu, pasti Iqbaal akan menanyakan siapa yang salah.
"Hah? Trus siapa?" Dugaan (nama kamu) ternyata benar. "Bu..bukan siapa-siapa. Udah lupain aja." (nama kamu) mengibaskan tangannya di depan wajah Iqbaal.
"Jadi kita baikan ya?" Iqbaal membuka tangannya lebar-lebar. (nama kamu) tersenyum lalu memeluk Iqbaal erat, Iqbaal hanya tersenyum melihat perlakuan sahabatnya ini.
***
"Hai Sal!" (nama kamu) memanggil teman sekelasnya yang lumayan di bilang akrab. "Hai! Tumben gak sama Adiba?" Salsha menepuk bangku sebelahnya yang masih kosong. "Dia udah pulang duluan, ada urusan." (nama kamu) nyengir dan langsung duduk. "Mau ke kantin gak?" Salsha bertanya kepada teman akrabnya itu. (nama kamu) mengangguk tanda setuju.
***
"Eh, itu punya gue! Balikin gak!" Bastian, sahabat Iqbaal dan satunya lagi laki-laki yang merebut makanan milik Bastian yaitu Kiki. Laki-laki berponi kibas yang satu ini juga sahabatnya Iqbaal, dia sedang melahap makanannya tanpa menghiraukan tingkah kedua sahabatnya ini yang selalu bertengkar jika ada makanan, dia Aldi.
Iqbaal? Dia masih termenung sambil mengaduk-ngaduk mie goreng yang tadi ia pesan. "Baal, kalo gak mau dimakan, kasih ke gue gih. Makanan gue dimakan Kiki." Bastian melirik Iqbaal sejenak lalu melototi Kiki. Kiki pun hanya nyengir lalu menyantap kembali makanan Bastian tanpa dosa.
Iqbaal hanya menengok Bastian sekilas lalu menyerahkan mie gorengnya. "Lo kenapa sih? Diem mulu daritadi? Lo kan yang paling cerewet kalo sama kita. Ya gak?" Aldi angkat bicara, daritadi ia mengamati Iqbaal yang sepertinya sedang ada masalah.
"Adiba, Di." Tampaknya Iqbaal benar-benar sedang ada masalah. "Loh kenapa? Tadi gue liat lo sama dia biasa-biasa aja." Ucap Kiki dengan mulutnya yang masih penuh dengan makanan. "Telen dulu!" Bastian memelototi Kiki, lagi. "Ada apa sih?" Aldi meneguk soft drink yang ada di sampingnya.
"Gue sama dia kan udah pdkt ya sekitar 1 bulan lah dan gue mau nembak dia tapi gue bingung gimana caranya, kalian mau bantuin gue gak?" Iqbaal menopang wajahnya di atas meja."Emang lo pengen yang kayak gimana?" Kiki berbicara dengan mulut penuh makanan, lagi. "Gue udah bilang berkali-kali telen dulu!" Bastian memprotes kelakuan Kiki dan menambahkan penekanan di kata terakhir. "Gak tau." Iqbaal meminum es teh manis di hadapannya.
"Apa? Lo mau nembak Adiba?" Pekik seorang perempuan yang duduk di samping Aldi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Looking for You
FanfictionPergilah sesukamu. Jika kamu di takdirkan berjodoh denganku. Sejauh apapun kakimu melangkah. Kamu pasti akan kembali ke titik awal. _______ Aku tahu bahwa hati akan selalu berlabuh entah kamu atau di manapun itu. _______ Copyright ©2015 mrchhpsr