8

48 14 0
                                    

Vote dan komen ya

Nggak lama setelah itu, Yoongi akhirnya berhasil dapetin kabar tentang Zio dan teman-temannya. Kalau lo pada nanya dari mana Yoongi tau, jawabannya tentu aja dari Rido. Beberapa menit yang lalu, Yoongi inisiatif buat hubungin Rido karena info terakhir yang dia dapet dari Andrian adalah Zio lagi pamitan mau main sama teman-temannya.

"Gue mau ke sana," ujar Andrian dengan tegas. Bima dan Haidar langsung menggeleng kuat-kuat.

"Ndri, jangan gila!" kata Bima, nahan Andrian yang udah kepalang niat.

"Gue nggak bisa diem aja! Gue takut dia kenapa-kenapa," balas Andrian, nggak peduliin peringatan dari temen-temennya. Tanpa basa-basi, dia langsung cabut ninggalin Bima, Haidar, dan Yoongi.

Bima dan Haidar sempat saling pandang, bingung, lalu mereka menatap Yoongi, nunggu responsnya. Tapi Yoongi cuma bilang dengan santai, "Biarin aja. Nanti gue yang bilang ke atasan."

***

Sesampainya di kafe, Andrian langsung nemuin Zio yang baru aja keluar bareng temen-temennya. Andrian cepet-cepet turun dari mobil, menghampiri pacarnya yang lagi ngobrol kecil sama Egar, Noel, dan Rido.

"Loh, bang Andrian!" Rido kaget ngeliat Andrian udah tiba-tiba ada di samping mereka.

"Kamu dari kapan di sini?" tanya Zio, tapi Andrian nggak jawab. Dia malah langsung ngomong, "Udah mau pulang, kan?"

Ketiga temennya Zio, termasuk Zio sendiri, cuma bisa ngangguk. Andrian tiba-tiba narik lengan Zio agak keras dan mereka langsung jalan buru-buru ninggalin temen-temennya.

"Itu bang Andrian kenapa sih?" tanya Rido, bingung ngeliat tingkah Andrian yang terburu-buru. Egar dan Noel cuma geleng-geleng, sama bingungnya.

Dalam mobil, Zio duduk diem, ngerasa ada yang salah dengan pacarnya itu. Wajah Andrian keliatan jelas lagi marah. Zio memberanikan diri buat nanya, "Kamu kenapa sih?"

Andrian nggak tahan lagi, akhirnya dia buka suara, "Gue tadi bilang apa? Gue udah bilang GPS di HP lo jangan dimatiin. Tapi kenapa waktu gue chat cuma centang satu, dan GPS nggak bisa dilacak?"

Zio cuma bisa diem. Dia merasa salah, tapi juga bingung kenapa tadi tiba-tiba HP-nya mati. Padahal, sebelumnya dia udah nge-charge penuh.

"Aku nggak tau, Andrian. Tadi di kampus HP-nya masih nyala, tapi pas di kafe dan aku mau kabarin kamu, tiba-tiba mati," jawab Zio, pelan.

Andrian ngeluarin napas berat, berusaha sabar. Dia inget kalau HP Zio emang udah model lama, tapi entah kenapa Zio masih belum mau ganti HP.

"Ya udah, sekarang kita ke kantor aja," kata Andrian, ngajak Zio buat nemenin dia. Tapi Zio langsung nggeleng cepat, nolak.

"Ih, nggak mau. Aku capek, pengen pulang aja," tolak Zio.

Andrian memutar matanya, kesel. "Siapa juga yang minta izin sama lo? Gue cuma minta ditemenin doang. Giliran sama temen-temen lo bisa."

Zio menggeleng kuat, nahan tawa kecil ngeliat pacarnya mulai rewel. Akhirnya, Zio mengalah, "Iya, iya, aku temenin."

Andrian langsung senyum, merasa menang.

Mereka melaju di jalan yang ramai. Tapi tiba-tiba, Andrian menurunin gas dan berhenti di depan ruko iBox, sebuah toko ponsel terkenal. Zio yang duduk di sampingnya langsung bingung.

"Kenapa mampir ke sini? Katanya mau ke kantor?" tanya Zio heran.

Tapi bukannya jawab, Andrian malah langsung turun duluan, masuk ke dalam toko. Zio masih bingung dan cuma bisa ngikutin setelah Andrian nyuruh dia buat ikut.

Di dalam toko, Zio ngeliat banyak ponsel-ponsel mewah. Andrian ngeliat Zio dengan tatapan serius, sementara Zio cuma bisa ngebalas tatapan itu tanpa ngerti maksudnya.

"Apa?" tanya Zio, bingung.

"Pilih aja HP yang mana, nanti bilang ke gue," ucap Andrian, datar.

Zio kaget, nggak nyangka Andrian mau beliin dia HP baru.

"Kamu nyuruh aku beli HP?" tanya Zio, polos.

Andrian geleng-geleng kepala. "Gue nggak nyuruh lo beli. Gue cuma minta lo pilih."

Zio diem sejenak, masih shock, tapi akhirnya dia nurut dan mulai nyari-nyari ponsel yang menurutnya bagus. Setelah muter-muter, dia akhirnya nemu satu yang cocok dan langsung nyamperin Andrian buat ngomongin pilihan itu.

"Andrian, tadi kamu nyuruh aku pilih HP kan? Aku udah nemu ini, kayaknya bagus deh," kata Zio, penuh semangat.

Andrian langsung ngecek ponsel pilihan Zio, lalu ngasih ke pegawai yang ada di sana. Setelah itu, dia nyuruh Zio ngikutin pegawai tersebut, "Lo ikut dia, biar data-data penting di HP lo dipindahin."

Zio nurut dan ngikutin pegawai itu sambil senyum, meskipun masih merasa agak nggak percaya Andrian benar-benar ngasih dia ponsel baru.

Vote dan komen

THE BEST COUPLE TAEKOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang