2

2K 138 7
                                    


"maaa" panggil seorang gadis yang sedang menuruni anak tangga, ia mendapati keberadaan seseorang yang dicarinya, Adel tersenyum menghampiri Gracia

"mamaa" panggil Adel lagi dengan nadanya yang manja, ia duduk disamping Gracia yang sedang menonton tv diruang keluarga

"iya sayang, kenapa?" tanya Gracia, Adel tidak menjawab ia hanya menyenderkan kepalanya dibahu Gracia, Gracia tersenyum melihat tingkah anak bungsunya itu

Adel sangat terlihat cool ketika bersama orang lain, tetapi sangat terlihat cute Dimata sang mama

"Adel mau apa?" tanya Gracia lagi sambil mengelus rambut Adel

"gak mau apa apa, Adel kangen mama, Adel pulang ke indo terakhir 2 tahun lalu, mama ga kangen sama Adel?"

"kata siapa mama gak kangen?"

"Azizi, dia bilang mama tidur duluan kemarin karena emang gak mau nyambut Adel, kata Azizi mama gak sayang Adel lagi karena Adel kelamaan di tempat eyang" Adel memeluk mamanya

"Adel percaya sama azizi?, mama kemarin udah tidur karena kirain mama kamu sampainya pagi"

"tapi papa sama kak Ara belum tidur"

"papa sama kak Ara kan sering bergadang disini"

"iya deh" Adel masih memeluk mamanya, sekarang gadis itu terlihat masih seperti anak TK

"gimana tadi disekolah?"

"baik kok, Adel temenan sama temen2 Azizi" jawab adel dan hanya direspon anggukan oleh Gracia, wanita itu masih mengelus rambut anak bungsunya sambil menonton TV

"adeeel" panggil Zee yang sedang berlari menuruni anak tangga

Zee berhenti saat melihat Gracia dan Adel di ruang keluarga, ia memutar bola matanya malas lalu ikut duduk disamping Gracia

"Minggiran Lo, mama gua ini, manja bener" usir Zee yang dihadiahi pukulan pelan oleh Gracia dibahunya

"kamu tuh, adiknya baru pulang udah di usilin, biarin dia mau manja manja ke mama, kamu kan sering" hal itu sontak membuat Adel mengeluarkan wajah tengilnya dan Zee memasang ekspresi kesal

"ah balik Sono ketempat eyang, sayangnya mama kebagi kalo gini"

"diemin aja kakak kamu, sebenernya dia mau kamu pulang terus, kesepian soalnya"

"ya iya emang aku mau dia pulang kesini, kak Ara gak seru soalnya" satu lemparan bantal mendarat tepat diwajahnya, Ara,sang pelaku langsung duduk santai di salah satu sofa diruang itu

"Lo selalu ngajak aneh2, gua gamau" ucap ara dengan nadanya yang dingin sambil memainkan ponselnya

"gua anak baik, Lo bisa tanya bi Ita sama pak rido" bela Zee ikut menyebut nama ART dan satpam rumahnya

"anak baik? Lo kemarin ajak gua ke clu-" Ara tidak sempat menyelesaikan ucapannya karena Zee melempar bantal ke arahnya, Zee mengalihkan pandangannya kepada Gracia lalu membisikkan sesuatu

"dia suka ngelantur ma, gausa didenger" Zee mengeluarkan cengirannya dan Ara hanya memutar bola matanya, malas meladeni Zee.

Gracia senang ketiga anaknya bisa berkumpul disini, ia sudah cukup sedih dengan keinginan Adel 5tahun lalu untuk pergi ketempat eyangnya

tak lama kemudian Sean datang, Gracia tersenyum wanita itu masih dalam posisi membiarkan Adel memeluknya

"kamu belum tidur?" tanya Sean lalu mengecup kening istrinya, ia tidak peduli jika sekarang ketiga anaknya berada disana melihat adegan itu, Zee memasang wajah jijiknya, Ara pura pura tidak melihat, dan Adel masih fokus menonton sambil memeluk Gracia

"nungguin kamu, sana mandi, nanti aku nyusul kekamar"

Sean berdehem
"mmm kayaknya aku butuh bantuan kamu deh, ke kamar sekarang bisa?" gracia seperti mengerti, wanita itu melepas pelukan Adel lalu mengecup pipi anak bungsunya

"nanti ya sayang, sama kakak kamu dulu" ucap Gracia lalu menyusul Sean ke kamar

"cini cini cayang, mau peyuk kakak gak" Zee mendekati Adel dan dihadiahi pukulan oleh Adel, Ara yang mendengar itu pun jijik

"anjing Lo, gasopan amat"

"Lo najisin bangke"

"Lo mau tau ga Del, papa butuh bantuan apa" Adel hanya memandang bingung

"kalo mau tau ayok ikut gua" Zee sudah siap menarik Adel

"gausah aneh aneh Lo Azizi" ucap ara lalu meninggalkan ruangan itu

"dih orang satu aneh doang, ya gak Del" ia tidak peduli dan langsung menarik Adel

disisi lain seorang gadis yang baru saja memasuki kamarnya mengambil sebuah foto dilaci, ia tersenyum melihat gadis kecil di foto itu.

"2 tahun aku berusaha ngilangin feel nya tetap susah ilang, aku selalu nunggu kamu, aku cuman mau liat kamu walau itu sekali" gadis itu meletakkan kembali foto yang ia pegang

____
________

seminggu sudah Adel menjadi murid baru di SMA cendikiawan, sudah banyak kaum hawa yang melihat aura Adel yang sangat maskulin, walau penggemarnya rata rata adalah adik kelas dan tidak sebanyak Zee tetapi itu tetap sedikit merepotkan baginya

"kak Adel" panggilan itu membuat Adel dan Zee menghentikan langkahnya, Adel tersenyum kepada gadis yang memanggilnya tadi

"iya, kenapa?"

"a,aku mau minta nomor kakak boleh?" tanya gadis itu, Zee menahan tawanya sedangkan Adel tersenyum kikuk

"o,oh nomor ya aduh gua gabawa hp nomornya juga lupa" gadis itu kecewa mendengar ucapan Adel

Zee masih menahan tawanya sampai pandangan gadis itu jatuh kepada dua orang asing yang tidak pernah terlihat di area cendikiawan, tapi ia langsung mengenal satu diantaranya

Zee menarik Adel dan langsung menghampiri orang tersebut

"ASHEL!!" seru Zee langsung memeluk gadis yang ia sebutkan namanya, ashel langsung melepaskan pelukan dari zee, karena Zee semua orang melihat kearah mereka sekarang

"anjir, Lo mah mau balik ke Jakarta gak kabar2, ah jahat banget males gua" mendengar ocehan dari zee ashel hanya tertawa, sahabat kecilnya itu tidak berubah

"gua kangen Lo, makin cantik btw" ucap Zee lalu mengedipkan sebelah matanya

"kamu gak berubah Zee"

"dan dia?" Zee beralih kepada gadis cantik disamping ashel

"oh iya, ini Marsha dia sepupu aku yang di Bali" Zee langsung berdehem dan mengulurkan tangannya mengajak Marsha berkenalan

"Marsha"

"Azizi, panggil Zee tapi kalo panggil sayang juga boleh" ia mengedipkan matanya lagi, Marsha hanya terkekeh

"gausah lama lama pegangannya, gua juga mau kenalan nih sama si cantik" Adel tersenyum sambil mengulurkan tangannya

"Adel, nama kamu cantik kayak orangnya" ucapan Adel membuat Zee dan ashel memasang wajah jijik

keempat gadis itu langsung memilih tempat duduk, mereka berbincang cukup lama disana, ternyata benar ashel dan Marsha baru saja menjadi murid baru di SMA cendikiawan mereka berdua adalah murid kelas 12 IPA 1



































TBC

maaf kalo agak aneh, semoga kalian tetep seneng bacanya:)



about usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang