05

134 5 0
                                    

Waktu telah berlalu, bermenit menit sudah Alana habiskan hanya untuk duduk termenung di samping jendela

"Ceklek"

Bahkan suara pintu yang terbuka pun tak membuat Alana selesai dengan lamunan nya, entah apa yang mengganggu pikirannya

Sendari tadi, salah satu dokter tengah memperhatikan kondisi Alana yang memprihatinkan, Alana tertawa bak orang gila, dan menangis tersedu sedu, raut wajah nya pun berubah rubah

Sang dokter tidak tahan, ingin sekali dirinya menghampiri pasien nya dang merengkuh tubuh ringkih anak itu ke dalam dekapan hangatnya

"All, ayo kembali ke kasur mu"sang dokter mencoba membawa Alana untuk kembali ke kasur nya

Dokter tadi mencoba untuk menahan Isak tangisannya, kala alana hanya menatap nya  dengan tatapan kosong

Setelah itu Alana berteriak, dan berontak dari cekalan nya, sedetik kemudian dia tertawa, dan sedetik kemudian ia menangis, SE detik kemudian ekspresi wajahnya terlihat marah, dan meneriaki dokter yang hanya bisa tersenyum miris

"Ayo all, kembali ke kasur mu"

Dokter tadi mengigit bibir bawah nya, dengan sekuat tenaga ia menahan isakan yang akan keluar

Alana tertawa sembari bertepuk tangan "hahaha, Alana gak mau, di sana, di sana gak ada bunda tau, hemm? Bunda ya? Eh kan Alana gak punya bunda hahahha" ucapannya tertawa dengan air mata yang ikut keluar dari kedua  mata nya

Sang dokter memalingkan wajahnya enggan melihat ke arah Alana yang sedang tertawa di balik deras nya air mata

"Dokter panggilin Abang mau?"dokter tadi berbicara dengan sangat lembut, berniat merayu alana untuk kembali ke kasur nya

"Abang?, hiks mana Abang? Alana rindu Abang" ucapnya dengan mata yang berlinang, namun dengan bibir yang mengembangkan senyuman

"Tunggu sebentar ya" dokter tersebut keluar ruangan berniat mencari seseorang

Alana hanya melihat punggung perempuan yang menyebut nya dengan panggilan dokter

"Apa dia dokter?, TUNGGU!! AKU TIDAK MAU BERTEMU DOKTER hiks MEREKA JAHAT GAK NOLONGIN BUNDA"teriaknya dengan menjambak rambut nya sendiri

"Alana pengen ketemu bunda!!, besok pasti bunda datang, kan Alana lagi sakit, jadi bunda harus datang"pekik nya senang, tak lupa melompat lompat seperti anak kecil

Tapi se perkian detik berikutnya, tubuh Alana ambruk terduduk di lantai yang dingin, dirinya menangis kembali

"Sudah di bilang kan Alana gak Bunya bunda, hahaha"ucapnya tertawa

Tidak lama, setelah itu datang dokter tadi dengan membawa seseorang

Orang itu mendekat ke arah Alana dengan pandangan tak berdaya

Di rengkuh nya tubuh Alana, dan membawanya kedalam dekapannya

"Maafin Abang, na maaf" ucap orang itu, sembari tangan nya yang sibuk mengelus surai lembut sang adik sesekali menciuminya

Di sisi Alana, saat ini, ia tengah melamun di dekapan orang yang sangat ia rindukan, ia tau pelukan hangat ini mampu membuatnya sadar

Alana Dan LukanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang