04

125 5 0
                                    

Tidak terasa, waktu berlalu melintasi rasa, sudah seharian penuh Alana bermain di tempat bila

Untuk sejenak ia dapat menghilangkan beban pikirannya

Waktu menunjukan pukul 9 malam, ia harus pulang, dan mengistirahatkan tubuhnya yang melayang

Di bawah sinar rembulan, Alana mengendarai motornya sembari terus terbayang angan angan

Di tengah gelapnya malam, rembulan tampak menyinari bumi di temani Kilauan bintang

Selain matahari yang menyinari ada bintang yang siap melindungi, dengan cahaya nya yang begitu terang, melindungi setiap jiwa yang hilang

Dan ribuan bintang yang juga melindungi jiwa yang terbang

Terus mengendarai motornya, kini Alana sudah sampai di pekarangan rumahnya, menyapa dengan senyuman indahnya, pak penjaga yang membukakan gerbang untuk nya

Alana memandangi rumahnya, rumah ini adalah saksi betapa tersiksanya diri ini

Masih terbayang bagaimana sakitnya di caci maki, di pukuli, oleh ayahnya sendiri, bukan ya di sayangi, raga ini malah menerima luka yang tak bertoleransi

Alana tersenyum bangga, itu artinya ayahnya memnag menyayanginya bukan? Meski caranya yang menyakiti tapi hatinya tak Setega itu menyiksa anak nya sendiri kan?

Di masuk kan nya motor yang selalu menemaninya ke dalam bagasi rumah nya

Kakinya yang gemetar di paksa untuk berjalan memasuki rumah nya

Ia meyakinkan dirinya, bahwa rasa sakit tak akan pernah muncul lagi padanya, percayalah Tuhan sudah mengatur jalan takdirnya

Perlahan Alana mulai memasuki rumahnya, keadaan saat itu sangat. Gelap gulita, tidak ada pencahayaann sedikit  pun

Alana muali berjalan, meraba sekitarnya untuk menemukan dimana saklar lampu itu berada

Puk

Prangg

Alana terduduk sembari memegangi kepalanya yang tampak mengeluarkan darah

Se tetes darah dari kepalanya Mulai mengotori baju seragamnya

Click

Tiba tiba lampu menyala sangat terang, sedikit mengganggu di indra penglihatan nya

Prang

Prang

Prang

Puluhan piring yang terbuat dari kaca berjatuhan di atas kepalanya, ia mendongak guna melihat apa yang telah terjadi saat ini

Matanya menjadi sayu, senyuman miris Alana tunjukan untuk, bara yang tengah melempari nya dengan puluhan piring piring kaca itu

Tangan nya sudah terdapat banyak darah, begitu pula dengan kepalanya yang begitu banyak mengeluarkan darah

Darah meluncur melewati matanya, memejamkan erat netra indahnya agar tidak kemasukan darah

Alana Dan LukanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang