07

78 6 0
                                    

Pagi ini, Alana sudah di perbolehkan untuk pulang, 2 hari ia hanya rebahan di ranjang

Barang barang nya pun sudah di bereskan, dan ia akan pulang bersama Regan

"Udah semua kan"

"Yoo balik"

Alana turun dari ranjang nya dengan semangat, kepalanya masih agak sakit loh ini, tapi gapapa kata dokter tinggal di kasih obat aja, nanti juga ilang sakit nya

Akhirnya mereka keluar dari ruangan tersebut, dan berjalan ke arah parkiran dengan Alana yang ada di gandengan tangan besar Regan

Mereka memasuki mobil, di sana juga sudah ada pak reja supir rumah Alana, ternyata Regan meminta bantuan pada reja untuk menjemput nya

Mobil yang mereka tumpangi perlahan menjauh dari pekarangan rumah sakit cahaya bunda, untuk sampai di rumah Alana

Tidak sampai 30 menit, mobil yang Alana tumpangi sudah masuk ke pekarangan rumahnya

"Lo turun duluan bisa?, jangan dulu masuk! Inget jangan dulu masuk, gue mau turunin koper dulu"ucap Regan dengan lembut, tidak lupa mencium pucuk kepala Alana

Alana hanya mengangguk saja, lalu turun dari mobil, tidak lupa menutup kembali pintu nya

Saat sedang menunggu Regan yang lagi nurunin kopernya, tak sengaja netra indahnya bersi tatap dengan netra kelam ayahnya, yang berada di balkon kamar milik nya, dengan di temani oleh benda nikotin yang menyala

Menyesap benda nikotin tersebut, dan menghembuskan nya, bara masih memandangi wajah Alana dengan tatapan datar

Pandangan matanya seolah olah meminta Alana untuk ke ruang pribadi nya, tatapannya seolah menuntut, dan itu berhasil mengganggu Alana
Regan sangat lama sekali, ia sudah tidak nyaman menjadi sorotan mata tajam milik bara

Hati nya gelisah, telapak tangan nya basah oleh keringat, yang mana itu menandakan bahwa sosok Alana saat ini sedang ketakutan

Bara yang melihat gerak gerik Alana yang ketakutan, pun menyeringai

"Dasar bodoh"ucap bara dalam hati

Saat ini Alana dilanda oleh rasa gelisah, keringat membasahi pelipis dan telapak tangan nya

Sendari tadi ia terus mengucapkan kata yang tidak jelas dengan bibir pucat nya

Seolah terhipnotis oleh tatapan itu, tanpa sadar Alana melangkah kan kakinya ke dalam rumah nya

Melewati semua ruang yang ada di lantai bawah, dan menaiki tangga untuk sampai di lantai atas

Menyusuri kembali lorong, dengan kaki gemetar nya, semakin melangkah, semakin lemas pula kakinya

Meraih knop pintu berwarna coklat, yang memang benar bukan kamar miliknya

"Ceklek"

Membuka pintu tersebut, dan dengan perlahan memasukkan tubuhnya kedalam ruangan kelam itu

Hingga netranya bertubrukan dengan netra hitam kelam milik bara, yang tengah duduk di kursi kebesaran nya, dengan segelas wine yang menghiasi pagi nya

"Rupanya kau datang gadis malang, ku kira kau akan mematuhi peringatan Abang mu itu"terkekeh pelan bara berucap dengan nada ponggah nya

Benar! Tidak seharusnya Alana datang ke ruangan keramat ini, dan datang kepada pria jelmaan iblis ini, seharusnya ia tetap pada peringatan abang nya bukan malah masuk ke kandang buaya, dan tak kan lepas dari cekalan nya

Hahaha, bara tertawa bak iblis yang sudah menemukan mangsanya, berjalan pelan ke arah Alana yang tengah ketakutan

Menarik rambut hitam legam yang tampak lembut bila ia genggam, menjambak ya sekuat tenaga, berharap semua rambut lapuk dari tempat nya

"Wow, kau sudah tidak meringis lagi?, sungguh kau hebat sekali hahaha"

"Baiklah, baiklah aku akan memperkuat jambakan ku untuk mu, jalang kecil"

Setelah mengatakan itu, bara semakin memperkuat jambakan nya, tangannya yang besar menggenggam setiap helai rambut Alana

Alana masih berusaha menahan rintihan nya, sungguh kepalanya sangat sakit, apalagi bagian tengah nya yang belum sepenuhnya kering akibat jahitan kini tampak terbuka lagi

Bara tersenyum pongah melihat darah yang menetas membanjiri tangan nya

"S-sakit"

Erang Alana, tak mampu menghentikan kegilaan yang di lakukan oleh bara

"Hahahh, teruslah menggerang kesakitan seperti itu, sampai suara mu habispun saya tidak akan melepaskan nya"

Bara semakin memperkuat jambakan nya, dan Alana yang berusaha mati Matian untuk tidak menitikkan barang setetes pun air yang akan keluar dari matanya

Tapi semuanya tampak sia sia, kara saat ini ia sudah tidak bisa lagi menahan

"Bagus, menangis lah jalang kecil, karena sebentar lagi aku akan mengantarmu ke neraka~ hahaha" bara berceloteh di depan telinga alana

"Eh, jika langsung mati tidak seru, bagaimana kalau aku jual saja dirimu, hemm menurutku itu adalah ide yang sangat brilian, ahahahhaah"tertawa bak orang gila, dan mengatakan hal hal keji, yang akan menyakiti hati

Bugh

Dengan sekuat tenaga bara membogem pipi tirus Alana

Alana yang belum siap akan serangan mendadak yang di layangkan bara, tubuh Alana ambruk terduduk sembari memegangi pipinya yang terasa sakit

"Sial ini sakit sekali bunda"ucapnya dalam hati dan sedikit meringis

Belum puas dengan itu, bara terus menghujami tubuh Alana dengan cambukan nya

Ctas

Ctass

Ctass

Ctass

"Kau anak yang gila bocah, karena dirimu aku harus kehilangan istri kesayangan ku, ku pikir, apa bagusnya dirimu, Samapi istriku lebih memilih dirimu, padahal dirimu hanyapah anak pembawa sial, dan merugikan ku"

Deg

Jantung Alana berdetak dengan sangat cepat, air matanya kembali mengalir di pipinya, tak kuasa dengan keadaannya

Hati nya mencelos ketika bera mengatainya, ini adalah luka yang paling sempurna di antara yang lainnya

-----_------_------_-----_-----_-----_-----_----_----_----_----_-----_-----_-------_------_-----_-----_----_----

anak yang selalu kelihatan tegar juga butuh dikasih pelukan hangat.

Tbc..
Vote nya dong

Alana Dan LukanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang