08

84 3 0
                                    


Sampai saat ini, rasa sakitnya rak kunjung usai

Sendari tadi ia tengah menahan rasa sakit yang luar biasa sakit nya

Bara terus saja melayangkan cambukan padanya, sudah lebih dari setengah jam Alana berada di posisi nya

Ia lelah, cambukan nya terasa sangat sakit, terlalu banyak luka yang Alana dapatkan,

Tuhan Alana lelah, Alana sangat ingin menyusul mendiang ibu nya yang sudah tenang di atas sana

Ctas

Ctas

Ctas

Cambukan masih terus di layangkan, sungguh ini terasa sangat perih, Alan sudah menangis sendari tadi

Mungkin saat ini punggung nya sudah di penuhi dengan luka, bahkan alana dpat merasakan baju nya yang sobek akibat cambukan dari ayah nya

Ctas

"Kau ini sangat bodoh sekali, jalang~"

Ini yang Alana takutkan, terluka dengan omongan orang yang seharusnya memberikan kasih sayang

Cukup berikan saja luka fisik, jangan luka batin, Alana lelah tuhan

Ctas

Ctas

Ctas

"Sekarang pergi ke kamar mu, saya muak melihatmu"ucap bara memalingkan wajahnya

Belum sempat Alana meraih knop pintu, itu sudah terlebih dahulu di buka, lebih tepat nya di buka paksa

Lalu muncullah Regan dengan nafas yang tersengal-sengal

Regan Muali mendekati adik nya yang tengah menatap kosong dirinya

Di pelukannya tubuh ringkih itu ke dalam dekapannya

"U okey?"tanya Regan

"No, semuanya berantakan"

Alana menjawab dengan lirih, bibir pucat nya di paksa untuk menyampaikan apa yang di rasa kan nya

Regan menangkup pipi Alana, dan mencium kening adik nya

"Gapapa, sini bagi bebannya sama gue, beban Lo, beban gue juga"ucap nya lembut sembari tersenyum

Alana ikut tersenyum mendengar suara Regan, suara nya senyuman nya, matanya, semuanya  yang ada pada diri Regan, mampu membuatnya kagum akan keindahan yang tuhan ciptakan

"Gue tau Lo pasti capek kan? Dunia emang jahat Al, tapi jangan sekali kali pun Lo mencoba buat pergi dari dunia ini dengan tangan Lo sendiri, jangan pulang tanpa di jemput, hidup cuma sekali. Pasti banyak makanan yang mau Lo coba kan? Jadi ayo bertahan sedikit lagi" ucap Regan panjang lebar

Alana terkekeh, meski suara nay yang bergetar, bibir pucat nya tersingkap menampilkan deretan gigi putihnya yangg tampak kering

"Apaan sih Lo bawa bawa makanan, jadi runtuh kan niatan gue buat per-hmm?"

Belum sempat Alana menyelesaikan omongan nya, tapi di depan mulutnya sudah ada jari telunjuk yang membungkam mulutnya

Alana Dan LukanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang