MINE TO KEEP S2

Freen - 38

Mine To Keep
BAB 16

Aku benci kamu. . . Jika kau mencintaiku, jangan lakukan ini.

Saat aku mengangkat tubuhnya yang tidak sadarkan diri, kata-katanya bergema di benakku, berulang-ulang seperti sebuah rekaman yang kacau. Aku tahu seharusnya tidak terlalu menyakitkan, tapi ternyata memang begitu. Hanya dengan beberapa kalimat, entah bagaimana dia berhasil mengulitiku, menerobos tembok yang membungkusku sejak kematian Mon — tembok yang membuat aku bisa menjaga jarak dengan semua orang dan segala sesuatu kecuali dia.

Dia tidak benar-benar membenciku. Aku tahu itu. Dia menginginkanku. Dia mencintaiku atau, paling tidak, dia pikir dia mencintaiku. Setelah semua ini berakhir, kami akan kembali ke kehidupan yang kami jalani selama beberapa bulan terakhir, kecuali aku akan merasa lebih baik, lebih aman.

Tidak terlalu takut kehilangan dia.

Jika kau mencintaiku, jangan lakukan ini.

Sial. Aku tidak tahu mengapa aku peduli bahwa dia mengatakan itu. Aku pasti tidak mencintainya. Aku tidak bisa. Cinta adalah untuk mereka yang mulia dan tidak mementingkan diri sendiri, untuk orang-orang yang masih memiliki kemiripan dengan hati.

Itu bukan aku. Itu bukan aku. Apa yang aku rasakan untuk Becca tidak seperti emosi lembut dan berbunga-bunga yang digambarkan dalam semua buku dan film. Ini lebih dalam, jauh lebih mendalam dari itu. Aku membutuhkannya dengan kekerasan yang menggetarkan nyaliku, dengan kerinduan yang meruntuhkan sekaligus mengangkatku. Aku membutuhkannya sepertiku membutuhkan udara, dan aku akan melakukan apa pun untuk menjaganya agar tetap bersamaku.

Aku akan mati untuknya, tetapi aku tidak akan pernah membiarkannya pergi.

Sambil menggendong tubuhnya yang kecil dan lemas, aku menggendongnya keluar dari kamar tidur menuju ruang tamu.

David Goldberg, dokter residen kami, sudah berada di sana, menunggu dengan tas medis dan perlengkapannya di sofa. Aku memintanya untuk mampir lebih awal hari ini, jadi dia bisa melakukan prosedur sesegera mungkin setelah makan malam, dan aku senang dia tepat waktu. Aku hanya memberi Becca seperempat dari obat yang ada di dalam jarum suntik, dan aku ingin memastikan semuanya selesai sebelum dia bangun.

"Dia sudah di bawah?" Goldberg bertanya, bangkit untuk menyambut kami. Seorang pria pendek dan botak berusia empat puluhan, dia adalah salah satu ahli bedah paling berbakat yang pernah aku temui. Aku membayarnya satu lengan dan satu kaki untuk mengobati cedera ringan, tapi aku menganggapnya sepadan. Dalam bidang pekerjaanku, kita tidak pernah tahu kapan seorang dokter yang baik akan berguna.

"Ya." Dengan hati-hati aku membaringkan Becca di sofa. Lengan kirinya menggantung di tepi, jadi aku dengan lembut mengaturnya dalam pose yang lebih nyaman, memastikan bahwa gaunnya menutupi pahanya yang ramping. Goldberg juga tidak akan peduli— dia jauh lebih mungkin untuk mendapatkan ereksi untuk Chen daripada istriku— tetapi aku masih tidak suka ide untuk mengeksposnya secara tidak perlu, bahkan pada seorang pria yang secara terbuka adalah seorang gay.

"Anda tahu, saya bisa saja membuat area itu mati rasa," katanya, sambil mengeluarkan peralatan yang dia butuhkan. Semua gerakannya terlatih dan efisien; dia ahli dalam apa yang dia lakukan. "Ini adalah prosedur yang sederhana-tidak ada yang mengharuskan pasien untuk tidak sadarkan diri."

"Lebih baik begini." Aku tidak menjelaskan lebih lanjut, tapi aku pikir Goldberg mengerti, karena dia tidak mengatakan apa-apa lagi. Ia mengenakan sarung tangan, mengeluarkan jarum suntik besar dengan jarum hipodermik yang tebal, dan mendekati Becca.

Aku melangkah mundur untuk memberinya ruang.

"Berapa banyak pelacak yang Anda inginkan? Satu atau lebih?" tanyanya sambil melirik ke arahku.

"Tiga." Aku sudah memikirkan hal ini sebelumnya, dan itulah yang paling masuk akal bagiku. Jika dia dicuri, musuh-musuhku mungkin akan berpikir untuk mencari chip pelacak di tubuhnya, tapi mereka tidak mungkin mencari tiga buah.

"Oke. Saya akan memasang satu di lengan atasnya, satu di pinggulnya, dan satu lagi di paha bagian dalam."

"Seharusnya bisa."

Pelacak itu sangat kecil, seukuran sebutir beras, jadi Becca tidak akan merasakannya setelah beberapa hari. Aku juga berencana untuk memakaikannya gelang khusus sebagai umpan; gelang itu akan memiliki pelacak keempat di dalamnya. Dengan cara ini, jika para penculiknya menemukan gelang pelacak, mereka mungkin cukup bodoh untuk menyingkirkannya dan tidak mencari satu pun di tubuhnya.

"Kalau begitu, itulah yang akan saya lakukan," kata Goldberg dan, sambil mengusap lengan atas Becca dengan larutan disinfektan, ia menekan jarum ke kulitnya. Tetesan kecil darah keluar saat jarum masuk, menempatkan pelacak; kemudian dia mendisinfeksi area tersebut lagi dan menempelkan perban kecil di atasnya.

Implan di pinggulnya adalah yang berikutnya, diikuti oleh satu di paha bagian dalam. Dibutuhkan waktu kurang dari enam menit antara awal dan akhir prosedur, dan Becca tidur nyenyak selama prosedur berlangsung.

"Selesai," kata Goldberg, sambil melepas sarung tangannya dan mengemasi tasnya. "Anda bisa melepas perbannya dalam waktu satu jam, setelah pendarahan berhenti, dan memakai plester biasa. Area tersebut mungkin akan terasa nyeri selama beberapa hari, tetapi seharusnya tidak ada bekas luka, terutama jika Anda menjaga kebersihan titik-titik penyisipan selama itu. Jika ada sesuatu, hubungi saya, tetapi saya tidak mengantisipasi adanya masalah."

"Luar biasa, terima kasih."

"Dengan senang hati." Dan dengan itu, Goldberg mengemasi tasnya dan keluar dari kamar.

Becca tersadar sekitar pukul tiga pagi.

Aku tidur nyenyak, jadi aku bangun begitu dia mulai bergerak. Aku tahu dia akan mengalami sakit kepala dan mual akibat obat tersebut, dan aku sudah menyiapkan botol air untuk berjaga-jaga jika dia haus. Aku berharap efek sampingnya ringan, karena aku memberinya dosis kecil.

Ketika aku membawanya dari taman, aku harus memberinya lebih banyak makanan untuk memastikan dia tetap terjaga selama dua puluh jam lebih perjalanan ke pulau itu, jadi dia akan pulih lebih cepat hari ini.

••• (TBC) •••