2. Sekolah

3.1K 227 9
                                    

HAPPY READING...

" Culun " Gumam seorang lelaki yang kini tengah berada di depan kaca, kacamata yang biasa di pake buat anak - anak culun, bola mata hitam, kulit putih, halis yang tidak terlalu tebal, rambut yang berponi, dan juga tinggi.

Cowok itu membuka kacamata nya, lalu memakai crem yang biasa di pakai laki - laki, lalu setelah nya mengacak - acak rambut nya agar terlihat lebih keren.

" Lebih ganteng dari pada yang gue kira "

•••

Pagi ini, semua siswa - siswi tengah berkumpul di lapangan, padahal hari ini adalah hari Kamis, lalu mengapa mereka berkumpul?

Seorang laki - laki yang menaiki mobil sport hitam itu kini keluar dari mobil nya, banyak sekali tatapan kagum dari siswa - siswi SMA PENERUS BANGSA.

ANJIRR!! GANTENG BANGET COKK.

CALON MASA DEPAN GUE.

GERRY AJA KALAH SAMA DIA.

KAYAK KENAL TAPI DIA GANTENG.

GUE AJA YANG COWOK INSECURE.

KECE BANGET.

OTW KAYANG.

Kira - kira itu lah teriakan dari siswa - siswi SMA PENERUS BANGSA.

Seorang cewek dengan pakaian yang lumayan ketat dan make up yang sedikit menor itu kini mendekati Rafael.

" Boleh minta no WA nya gak? " Tanya cewek itu seraya menyodorkan HP nya ke arah Rafael.

Cih! Buaya! Playgirl!

Tanpa menghiraukan teriakan dari cewek itu, Rafael terus melangkah melewati murid - murid yang menetap nya.

Kini tatapan nya terhenti pada dua orang laki - laki yang tengah menatap nya dengan tatapan bingung.

Bibir nya sedikit tertarik ke atas, lalu Rafael menghampiri kedua orang itu.

Dan tanpa di sangka, ternyata Rafael malah merangkul mereka berdua lalu berjalan menuju kelas.

Sedangkan kedua laki - laki menatap aneh ke arah Rafael, sebenarnya dia ini siapa? Mengapa berani sekali dia merangkul mereka? Kira - Kira itu lah yang di fikirkan kedua nya.

Kini mereka telah sampai di kelas mereka, di kelas tidak ada siapa - siapa kecuali mereka bertiga.

Saat Rafael menaruh tas nya salah satu dari mereka memberanikan diri untuk menanyakan sesuatu kepada cowok itu.

" Lo siapa? Datang - datang malah rangkul kita, gue gak mau nanti Rafael malah sakit hati liat kita berdua di rangkul sama lo, ntar di Kira lo temen baru kita lagi, iya gak Al? " Alvaro mengangguk.

Perubahan RafaelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang