Disinilah mereka berdua duduk ditepi pantai. Sebenarnya yang duduk itu hanya Hanenda saja, Joel begitu tiba di pantai dirinya sudah berlarian kesana kemari bermain air meski dia tidak ada keinginan untuk mandi.
Sudah hampir 4 tahun sejak terakhir kali Joel menginjakkan kaki dan bermain di pantai. Selebihnya hanya lewat atau sekedar menemani Abang Idris mengangkut kursi ke salah satu warung kaki lima disekitar pantai.
Maka dari itu dirinya sangat bahagia sekali bisa menginjakkan kaki lagi ke pantai. Dan beruntung siang ini cuaca sedang cerah tidak seperti kemarin hampir seharian hujan.
Hanenda yang duduk dibawah payung besar ditepi pantai itu tersenyum bahagia melihat kesayangannya berlarian mengejar ombak dipinggir pantai. Bagai anak kecil yang senang bermain dengan air, begitu juga kesayangannya itu. Asyik bermain dengan air. Hanenda bersyukur, dia bisa memberi kenangan indah dihidup Joel.
"Adek sini dulu. Matahari sangat panas, berhenti dulu mainnya. Adek" Hanenda setengah berteriak memanggil Joel yang tidak digubris apalagi bunyi desiran ombak dan angin pantai lumayan kencang sehingga suara Hanenda cukup teredam.
Hanenda hanya menggelengkan kepalanya. Dirinya tau betapa bahagianya kekasihnya sekarang. Inner child Joel membuncah di pantai. Makanya dia tidak terlalu memaksakan Joel untuk segera naik ke tepi pantai. Tidak apa-apa, sesekali bermain lupa akan waktu.
Cukup lama Joel bermain dengan air, celananya yang panjang yang digulungnya sebetis mulai basah. Panas matahari juga mulai bersinar terik. Tidak ada satupun awan diatas sana. Udara mulai meniupkan angin kering dan panas. Joel mulai capek dan sadar ternyata sudah cukup lama dia seperti anak kecil, dia pun segera naik dan dari jauh dirinya melihat Hanenda berbaring dengan kaca mata hitam yang menambah kesan gagah pada dirinya.
"A', Aa' tidurkah?" ucap Joel sambil menepuk-nepuk paha Hanenda seraya membangunkannya.
"Hmmm? Tidak Adek. Aa' tidak tidur. Cuma baring saja. Sudah puas mainnya?"
"Hooh A'. Puas banget. Makasih banyak yah A', udah penuhin mau aku. Akhirnya bisa main dipantai lagi."
"Ya sudah, kalau begitu kamu bersihkan diri dulu di toilet sana. Nanti kamu gatal-gatal kalau tidak cepat dibersihkan. Aa' tunggu disini, habis itu kita cari makan."
"Siap Kapten. Adek bebersih dulu."
Sekarang mereka sudah duduk dipinggiran pantai. Sunset sudah mulai terlihat. Mereka mencari tempat yang terpencil karena Hanenda takut akan ada orang yang mengenal dirinya. Dia tidak ingin ada sesuatu yang terjadi dengan pacar kecilnya itu, sebelum semua hal dia urus untuk kepergiannya dan pacarnya itu.
Mereka pun asyik melihat langit jingga yang cerah. Matahari meredup berwarna jingga kemerah-merahan. Udara sore yang cukup hangat dan hembusan angin sepoi-sepoi membuat hati mereka berdua pun ikut menghangat.
"A' makasih yah sekali lagi dah mau ikutin kemauan aku. Tanpa Aa' mungkin entah sampai kapan aku g akan bisa liat matahari terbenam dengan cantiknya. Aku bersyukur bisa melihat anugerah Tuhan yang indah ini bersama Aa'."
"Makasih A' dah hadir hidup Joel yang kelam ini. Sekarang aku bisa melihat warna dihidupku. Aku sayang Aa'." ujar Joel sambil menatap mata Hanenda yang teduh dan penuh kasih sayang."
"Aku malahan yang berterima kasih Joel. Dengan adanya kamu, hidup Aa' tidak monoton lagi. Aa' jadi ada semangat hidup. Punya tujuan untuk bisa menjalani hidup dengan lebih baik lagi. Mungkin tanpa kamu, Aa' tidak akan injak pantai. Padahal kampung Aa' kota pantai tapi Aa' sudah lama juga tidak menginjakkan kaki di pantai."
"Ternyata melihat matahari terbenam bersama dengan orang yang kita cintai jadi lebih indah. Makasih Dek. Makasih juga telah hidup dan datang ke kehidupan Aa'. Aa' akan menjaga rasa ini selalu. Aa' cinta dan sayang kamu."
Keduanya pun tersenyum, dan sambil melihat dengan perlahan-lahan matahari hilang dibalik lautan. Warna langit berganti dengan indahnya. Bagai lukisan maestro berhamburan dilangit, dengan tambahan bintang bintang kecil mulai bermunculan. Kedua anak adam itu pun makin larut kedalam cinta, tenggelam kedalam pesona asmara.
🦋🐺

KAMU SEDANG MEMBACA
Syama Artjuni [HIATUS]
Hayran KurguHanenda - Joel, didalam sebuah utasan kelam semesta. Mereka hanya inginkan kisah mereka laksana Asmaraloka tapi sayang norma diatas asmara. Mereka tak punya kuasa untuk melawan takdir Pemilik Kehidupan.