Oleh : Mahmud Nurhafi
Bukan pedang baja di genggaman tangan,
Tak bersulam emas perlambang kemewahan.
Kepercayaan diri, perisai tak kasat mata,
Menepis ragu, teguh langkah nan perkasa.
Tak perlu teduh pohon rindang nan permai,
Untuk berlindung dari terik mentari pagi.
Akar keyakinan, tunjang teguh langkah ini,
Menuju puncak, meski angin coba mengitari.
Embun keraguan, biarkan mengering di udara,
Sinar mentari tekad, menerangi jiwa yang lara.
Tak ada peta terbentang, tak perlu risau lara,
Kompas di dalam dada, menuntun ke tempat yang nyata.
Sayap elang perkasa, itulah jiwaku yang membara,
Melintas jurang nestapa, takkan pernah gentar dan lara.
Laut luas terbentang, tantangan yang kan kutempuh,
Dengan perahu keyakinan, menuju masa depan yang teduh.
Biarpun gemuruh ombak, dan badai coba menerjang,
Jangkar kepercayaan diri, kokoh di dasar lautan yang dalam.
Cahaya di dalam diri, takkan pernah padam terbilang,
Menyinari langkah pasti, menuju impian yang gemilang.
Cirebon, 23 April 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
●*Simfoni Jiwa*●
PoetryPuisi adalah bentuk karya sastra yang terikat oleh irama, rima dan penyusun bait dan baris yang bahasanya terlihat indah dan penuh makna... Baca sekarang puisinya. ●♤Di dalam cahaya-Mu aku belajar mencintai. Di dalam keindahan-Mu aku belajar menulis...