LOVE IS GAME

PART 2

Sepulang dari dinner banyak hal yang membuat Lian berpikir, kenapa teman masa kecilnya sekarang kembali ? Ada tujuan apa dya kembali ke Bangkok lagi ? Semuanya seakan berputar di kepala Lian. Tetapi Lian tidak ingin memikirkan jauh masalah itu karena dia hanya ingin fokus kepada istrinya yaitu kuea. 

Pasangan yang saling mencintai itu kini sudah berada di kamar, mereka sedang berbaring di ranjangnya sambil berpelukan, sambil bercerita, saling bercanda satu sama lain. Dan kini pertanyaan Lian membuat kuea menaruh curiga terhadap suaminya sendiri.

"Dear, bagaimana jika ada yang merebut hia darimu ? Maksud hia adalah jika ada yang ingin merusak rumah tangga kita berdua sayang, apa yang akan kamu lakukan ?"

Pertanyaan yang sangat ambigu dia lontarkan kepada istrinya, bahkan pertanyaan ini baru pertama kalinya di ucapkan oleh lian sendiri bahkan sudah 3 tahun pernikahan.

"Hia, hia ada apa bertanya seperti itu? bahkan ini sudah pernikahan kita yang ke 3 tahun, banyak yang mengganggu hia di luar sana bahkan di kantor pun, tetapi hia tetap dengan pendirian hia sendiri, bahkan hia tidak pernah bertanya apapun padaku selama ini, kenapa baru sekarang hia bertanya ?" Tanya nunew yang sangat heran kepada suaminya saat ini.

"Tidak sayang, hia hanya bertanya saja, karena hia merasa banyak yang mengincar hia di luar sana, hia merasa risih jika masih banyak yang menggoda hia sayang." Ujar lian.

"Jika banyak yang menggoda hia itu tidak masalah, hia punya segalanya, hia tampan bagai dewa Yunani, hia sempurna dalam segala hal, wanita atau uke mana yang tidak ingin dengan hia?"

"Asalkan satu hal yang kuea harus tegaskan pada hia, biarkan yang di luaran sana senang menggoda hia, asalkan pendirian hia tetap kuat, iman hia tidak gampang tergoda, dan satu hal, asalkan hia tidak membukakan pintu pada orang asing yang ingin masuk kedalam rumah tangga kita."

"Jika hia berani membukakan pintu rumah bagi seseorang untuk masuk, maka disanalah awal mula kehancuran rumah tangganya di mulai hia, jika tidak itu semua akan terlewati dengan sendirinya, kita akan lalui itu bersama na hia." Penjelasan kuea pada lian.

Semua yang di katakan oleh kuea memang benar, jika salah satu dari pasangan mereka berani memberikan ruang untuk seseorang dari luar untuk masuk ke dalam rumah tangganya maka akan di pastikan semuanya akan hancur, semuanya akan sirna, kehilangan dan meninggalkan itu sudah pasti akan terjadi.

"Apa maksud dari pertanyaan hia yang seperti ini? sepulang dari dinner bersama phi Janis hia terlihat berbeda, apa cuma perasaanku saja atau ada hal lain ?" Ujar batin kuea.

"Hia janji hia tidak akan bermain di belakangmu, hia sangat mencintaimu nukuea, hia tidak ingin kehilanganmu sayang, hia akan selalu menjaga janji suci pernikahan kita yang telah kita ucapkan dulu di depan pendeta sayang." Ucap Lian pada nukuea yang membuat nukuea percaya pada suaminya.

Cup...

Ciuman yang mendarat pada kening nukuea, sangat lama, nyaman dan juga hangat itulah yang di rasakannya. Lian dari dulu sangatlah memanjakan istrinya ini dari semenjak Lian mendekati kuea untuk pertama kalinya, effort Lian untuk mendapatkan kuea sangatlah tidak main-main, Lian yang sangat menghargai dan juga menghormati kuea dari dulu hingga sudah menjadi istrinya.

Kuea tetaplah kuea yang tidak pernah gila harta, tidak gila kedudukan semuanya sangatlah sederhana, kuea tidak pernah pamer harta apalagi sombong di saat dia menikah dengan lian yang sudah di tahunya adalah seorang pembisnis terkenal di Bangkok. 

Pagi yang cerah ini kuea berkutit dengan segala alat dapurnya, padahal di rumah yang sangat besar itu tidak kekurangan maid sedikitpun, tetapi tetap jika untuk urusan makanan lebih baik kuea yang langsung terjun dan memasaknya langsung. Bahkan pernah terjadi sekali, karena saking asyiknya kuea memasak sampai-sampai dia tidak sadar jika sudah memasak makanan sangat banyak , alhasil para maid dan juga bodyguard pun ikut makan masakan kuea, tidak di pungkiri jika masakan kuea itu sangatlah enak. Bahkan Lian sangat sering meminta kuea untuk memasak makanan untuk dirinya.